Sheikh Hasina Dijerat Kasus Pembunuhan Pedagang Kelontong Bangladesh

Reporter

Rabu, 14 Agustus 2024 07:00 WIB

People search for items to loot at the Ganabhaban, the Prime Minister's residence, after the resignation of PM Sheikh Hasina in Dhaka, Bangladesh, August 5, 2024. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain

TEMPO.CO, Jakarta - Pengadilan di Bangladesh membuka penyelidikan pembunuhan terhadap mantan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina. Ia diselidiki bersama enam tokoh penting dalam pemerintahannya terkait pembunuhan seorang pria pedagang kelontong oleh polisi selama kerusuhan bulan lalu.

Sheikh Hasina, 76, melarikan diri dengan helikopter ke negara tetangga India seminggu yang lalu. Ia meninggalkan Bangladesh saat para pengunjuk rasa membanjiri jalan-jalan Dhaka di akhir masa jabatannya yang keras. Lebih dari 450 orang tewas selama berminggu-minggu kerusuhan menjelang penggulingannya.

"Sebuah kasus telah diajukan terhadap Sheikh Hasina dan enam orang lainnya," kata Mamun Mia, seorang pengacara yang mengajukan kasus tersebut atas nama seorang warga negara.

Ia menambahkan bahwa Pengadilan Metropolitan Dhaka telah memerintahkan polisi untuk menerima kasus pembunuhan terhadap para terdakwa. Ini merupakan langkah pertama dalam penyelidikan kriminal berdasarkan hukum Bangladesh.

Pengadilan juga mencantumkan nama mantan menteri dalam negeri Hasina, Asaduzzaman Khan dan Obaidul Quader, sekretaris jenderal partai Liga Awami Hasina. Dokumen itu juga mencantumkan nama empat perwira tinggi polisi yang ditunjuk oleh pemerintahan Hasina yang telah mengundurkan diri dari jabatan mereka.

Advertising
Advertising

Ketujuh orang itu dituduh bertanggung jawab atas kematian seorang pemilik toko kelontong yang ditembak mati pada 19 Juli oleh polisi yang secara kasar menekan aksi protes. Surat kabar Daily Star melaporkan bahwa kasus tersebut diajukan atas nama Amir Hamza Shatil, seorang warga di lingkungan tempat penembakan terjadi dan seorang simpatisan korban.

Pemerintahan Hasina dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia termasuk pembunuhan di luar hukum terhadap ribuan lawan politiknya.

Kerusuhan dan perubahan politik juga telah mengguncang industri garmen penting Bangladesh. Sebanyak 3.500 pabrik garmen di Bangladesh menyumbang sekitar 85 persen dari total ekspor tahunannya yang mencapai US$ 55 miliar, memasok banyak merek ternama dunia dan menjadi eksportir pakaian terbesar kedua di dunia berdasarkan nilai setelah China.

CNA

Pilihan editor: Putin dan Mahmoud Abbas Bahas Timur Tengah di Moskow

Berita terkait

Pedagang di Pinang Ranti Dibacok, Pelaku Emosi Karena Ditegur Uangnya Selalu Kurang Setiap Belanja

3 hari lalu

Pedagang di Pinang Ranti Dibacok, Pelaku Emosi Karena Ditegur Uangnya Selalu Kurang Setiap Belanja

Si pedagang menegur pelaku karena setiap belanja uangnya selalu kurang. Pelaku pulang ke rumah untuk mengambil celurit lalu membacok.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Meminta India Pastikan Mantan PM Hasina Diam

11 hari lalu

Bangladesh Meminta India Pastikan Mantan PM Hasina Diam

Hasina melarikan diri ke India pada 5 Agustus menyusul protes massal terhadap pemerintahan yang dijalankannya selama 15 tahun di Bangladesh

Baca Selengkapnya

Polisi Bebaskan 8 dari 10 Anggota Ormas yang Diduga Aniaya Pedagang Buah di Kembangan

12 hari lalu

Polisi Bebaskan 8 dari 10 Anggota Ormas yang Diduga Aniaya Pedagang Buah di Kembangan

Polisi sebut, hanya dua pelaku yang secara nyata terbukti menganiaya pedagang buah di Kembangan, Jakarta Barat.

Baca Selengkapnya

Hanya Diberi Rp 10 Ribu, Anggota Ormas Ajak Teman-temannya Merusak Toko Buah di Kembangan

12 hari lalu

Hanya Diberi Rp 10 Ribu, Anggota Ormas Ajak Teman-temannya Merusak Toko Buah di Kembangan

Setelah cekcok dan marah hanya diberi Rp 10 ribu, anggota ormas itu mengajak teman-temannya untuk merusak toko milik pedagang buah.

Baca Selengkapnya

Ketua KPU Bangladesh Mundur Menyusul Penjungkalan Sheikh Hasina

13 hari lalu

Ketua KPU Bangladesh Mundur Menyusul Penjungkalan Sheikh Hasina

Ketu KPU Bangladesh mundur setelah menyangkal campur tangan politik dalam pemilu Januari yang memilih kembali pemimpin otokratis Sheikh Hasina.

Baca Selengkapnya

UEA Bebaskan 57 Warga Bangladesh yang Dipenjara karena Unjuk Rasa

15 hari lalu

UEA Bebaskan 57 Warga Bangladesh yang Dipenjara karena Unjuk Rasa

Warga Bangladesh dipenjara di UEA karena berunjuk rasa menentang eks PM Sheikh Hasina.

Baca Selengkapnya

Perang Gaza, Pedagang di Israel Sepi Pembeli dan Kepercayaan Investor Turun

19 hari lalu

Perang Gaza, Pedagang di Israel Sepi Pembeli dan Kepercayaan Investor Turun

Perang Gaza telah memukul prekonomian Israel. Pasar sepi dari pembeli dan kepercayaan investor turun. Analis ekonomi mendesak gencatan senjata

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Resmikan Revitalisasi Pasar Godean Sleman: Tidak Apa Untung Sedikit Asal Tetap

21 hari lalu

Presiden Jokowi Resmikan Revitalisasi Pasar Godean Sleman: Tidak Apa Untung Sedikit Asal Tetap

Presiden Jokowi didampingi Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X meresmikan revitalisasi Pasar Godean yang terletak di Godean, Sleman hari ini.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Effect, Demo Besar Memaksa PM Bangladesh Mundur dan Melarikan Diri

23 hari lalu

Bangladesh Effect, Demo Besar Memaksa PM Bangladesh Mundur dan Melarikan Diri

Protes besar di Bangladesh yang dikenal sebagai Bangladesh Effect, memaksa PM Sheikh Hasina mundur dan melarikan diri ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Hari Peringatan Genosida, 2 Ribu Pengungsi Rohingya Baru Datang ke Bangladesh

23 hari lalu

Hari Peringatan Genosida, 2 Ribu Pengungsi Rohingya Baru Datang ke Bangladesh

Hari Genosida Rohingya diperingati tiap 25 Agustus sejak 2017, ketika ratusan ribu pengungsi Rohingya menyeberangi perbatasan ke Bangladesh

Baca Selengkapnya