Retno Marsudi Prihatin dengan Konflik di Myanmar

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 10 Agustus 2024 11:15 WIB

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memberi keterangan usai mendampingi Presiden Jokowi terima surat kepercayaan duta besar negara-negara sahabat di Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis, 8 Agustus 2020. TEMPO/Daniel A. Fajri

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi prihatin dengan kondisi yang sedang berkembang di Myanmar di saat ini. Sebab jumlah konflik semakin meningkat dan banyak kegiatan yang sifatnya ilegal terjadi di Myanmar, termasuk traffiking in-person.

"Jadi online scamming dan lain sebagainya, itu banyak yang beroperasi dari Myanmar," kata Retno.

Sementara terkait five points of consensus, Indonesia mengakui belum ada implementasi yang signifikan dari five points consesnsus. Oleh karena itu, Indonesia memandang perlu digelar pertemuan dan meningkatkan kehadiran Myanmar khususnya di tingkat KTT ASEAN dan tingkat menteri luar negeri mengingat selama ini Myanmar hanya diwakili oleh wakil non-political level, tidak pada level politik.

"Misalnya kemarin pada pertemuan para menteri luar negeri yang hadir adalah permanent secretary dari Kementerian Luar Negeri, di mana itu adalah birokrat. Jadi non-politikal level," kata Retno.

Indonesia berusaha bahu-membahu membantu ASEAN yang saat ini keketuaan dipegang oleh Laos. Contohnya membantu Keketuaan ASEAN agar five points of consensus dapat dijalankan Myanmar.

Advertising
Advertising

Sebelumnya pada Jumat 9 Agustus 2024, utusan khusus Cina bertemu dengan Min Aung Hlaing Ketua Junta Myanmar untuk membicarakan "perdamaian dan stabilitas" di sepanjang perbatasan bersama kedua negara. Hal ini dilakukan beberapa hari setelah pemberontak etnis merebut komando militer regional.

Negara bagian Shan di utara Myanmar telah menjadi lokasi bentrokan berulang sejak akhir Juni, setelah kelompok pemberontak etnis memperbarui serangan terhadap militer di sepanjang jalan raya perdagangan penting menuju Negeri Tirai Bambu. Cina adalah sekutu utama dan pemasok senjata bagi junta, tetapi para analis mengatakan Beijing juga memelihara hubungan dengan kelompok etnis bersenjata di Myanmar yang menguasai wilayah di dekat perbatasannya.

Minggu lalu, aliansi kelompok pemberontak etnis merebut komando militer di timur laut kota Lashio, yang dihuni sekitar 150.000 orang. Perebutan komando regional tersebut - yang pertama oleh penentang junta sejak kudeta militer 2021 - telah memicu kritik publik yang jarang terjadi terhadap para jenderal tinggi oleh para pendukungnya.

Menurut junta dan kelompok penyelamat lokal, puluhan warga sipil Myanmar tewas atau terluka dalam pertempuran baru-baru ini. Daerah perbatasan Myanmar adalah rumah bagi berbagai kelompok etnis bersenjata yang telah memerangi militer Myanmar sejak kemerdekaan dari Inggris pada 1948 untuk mendapatkan otonomi dan kendali atas sumber daya yang menguntungkan.

Beberapa di antaranya memberikan perlindungan dan pelatihan kepada "Pasukan Pertahanan Rakyat" baru yang muncul untuk memerangi militer setelah militer menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi dalam kudeta 2021.

Pilihan editor: Amuk Massa Bidik Minoritas, Warga Muslim Jaga Kuil Hindu hingga Gereja di Bangladesh

Berita terkait

Sejumlah Menteri Jokowi Pamit di Akhir Masa Jabatan, Sri Mulyani Menangis, Retno Marsudi: I Love All

12 jam lalu

Sejumlah Menteri Jokowi Pamit di Akhir Masa Jabatan, Sri Mulyani Menangis, Retno Marsudi: I Love All

Para menteri Jokowi pamit di berbagai kesempatan antara lain Sri Mulyani, Retno Marsudi, Erick Thohir, dan Basuki Hadimuljono.

Baca Selengkapnya

4 Sinyal Anda Sudah Tak Tertarik Lagi pada Pasangan

1 hari lalu

4 Sinyal Anda Sudah Tak Tertarik Lagi pada Pasangan

Terapis menjelaskan alasan pasangan kehilangan rasa tertarik sehingga mengganggu hubungan, terutama yang sudah berlangsung lama.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Resmikan Gedung Indonesia House Amsterdam, Promosikan RI di Eropa

1 hari lalu

Menlu Retno Resmikan Gedung Indonesia House Amsterdam, Promosikan RI di Eropa

Indonesia House Amsterdam akan menyediakan informasi lengkap tentang Indonesia di Eropa.

Baca Selengkapnya

Imigrasi Soekarno Hatta Gagalkan 2.474 Pekerja Migran Ilegal ke Kamboja, Myanmar dan Malaysia, Modus Mau Liburan

1 hari lalu

Imigrasi Soekarno Hatta Gagalkan 2.474 Pekerja Migran Ilegal ke Kamboja, Myanmar dan Malaysia, Modus Mau Liburan

Imigrasi Soekarno Hatta melakukan pengetatan untuk cegah pekerja migran ilegal ke 3 negara tujuan itu karena marak kasus judi online.

Baca Selengkapnya

Topan Yagi di Myanmar Menewaskan 226 Orang

1 hari lalu

Topan Yagi di Myanmar Menewaskan 226 Orang

Topan Yagi yang berupa hujan lebat telah mengoyak sejumlah provinsi di wilayah tengah Myanmar.

Baca Selengkapnya

Kemenlu Ungkap Dua Akar Masalah Penyebab WNI Menjadi Online Scammer di Myanmar

2 hari lalu

Kemenlu Ungkap Dua Akar Masalah Penyebab WNI Menjadi Online Scammer di Myanmar

Kementerian Luar Negeri mengungkap akar masalah WNI mau bekerja menjadi online scammer di Myanmar.

Baca Selengkapnya

Sindikat TPPO di Myanmar Minta Tebusan Rp 550 Juta ke Keluarga Korban di Sukabumi

2 hari lalu

Sindikat TPPO di Myanmar Minta Tebusan Rp 550 Juta ke Keluarga Korban di Sukabumi

Sejumlah warga Kabupaten Sukabumi menjadi korban TPPO dan disekap di Myanmar. Mereka dijanjikan bekerja di bisnis kripto di Thailand.

Baca Selengkapnya

Topan Yagi Hantam Myanmar, Junta Militer Minta Bantuan Asing Atasi Banjir

3 hari lalu

Topan Yagi Hantam Myanmar, Junta Militer Minta Bantuan Asing Atasi Banjir

Junta Myanmar meminta bantuan asing untuk mengatasi banjir akibat topan Yagi.

Baca Selengkapnya

Kemenlu Jekaskan Mekanisme Pemulangan WNI Korban TPPO di Luar Negeri

3 hari lalu

Kemenlu Jekaskan Mekanisme Pemulangan WNI Korban TPPO di Luar Negeri

Kemenlu mengatakan terdapat dua mekanisme pemulangan WNI korban TPPO di luar negeri. Tidak selalu jadi korban TPPO.

Baca Selengkapnya

Fakta WNI Jadi Korban TPPO di Myanmar: Kerja 15 Jam, Dipukul dan Disetrum

3 hari lalu

Fakta WNI Jadi Korban TPPO di Myanmar: Kerja 15 Jam, Dipukul dan Disetrum

Sejumlah Sukabumi dikonfirmasi menjadi korban TPPO atau perdagangan orang di Myanmar.

Baca Selengkapnya