Dubes Palestina: Kita Butuh Pemerintahan yang Satu

Sabtu, 3 Agustus 2024 04:00 WIB

Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun (kanan) bersiap salat gaib atas tewasnya Pejuang Palestina dan mantan Perdana Menteri Otoritas Nasional Palestina Ismail Haniyeh, di Masjid Istiqlal, Jumat, 2 Agustus 2024. Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mengajak seluruh jemaah untuk menggelar salat gaib bagi pemimpin Hamas Ismail Haniyeh yang meninggal dunia karena dibunuh Israel di Iran. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta -Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun menyerukan persatuan pemerintahan Palestina, ketika menghadiri salat gaib untuk almarhum pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat pada Jumat, 2 Agustus 2024. Dubes Palestina itu mengatakan Palestina hanya mempunyai satu musuh, yaitu Israel.

“Yang saya pahami adalah, Palestina itu satu. Dan presidennya satu. Pemimpinnya adalah satu, bukan dua,” kata Al-Shun dalam konferensi pers usai salat gaib. Ia menjawab pertanyaan wartawan tentang kelanjutan negosiasi antara Hamas dan Fatah, dua faksi rival Palestina, dan kemungkinan Hamas masuk ke dalam pemerintahan Palestina.

Hamas dan Fatah sebelumnya telah sepakat untuk membentuk pemerintahan persatuan Palestina, menurut pernyataan Cina pada Selasa, 23 Juli 2024. Kesepakatan itu dicapai dalam perundingan yang ditengahi oleh pemerintah Cina di Beijing pada 21 – 23 Juli 2024.

Kesepakatan tersebut dijuluki Deklarasi Beijing, dan ditandatangani pada upacara penutupan dialog rekonsiliasi antara 14 faksi Palestina yang hadir, termasuk Hamas dan Fatah. Deklarasi ini mengundang sambutan dari berbagai pihak, sebab Hamas dan Fatah telah bermusuhan selama bertahun-tahun.

Keduanya memiliki ideologi yang berbeda dan sikap yang berbeda pula terhadap Israel. Hamas yang menganut ideologi Islamis memilih perlawanan bersenjata, sementara Fatah yang sekuler meyakini jalur negosiasi alih-alih menggunakan serangan.

Relasi keduanya semakin retak setelah Hamas menang telak dalam pemilihan parlemen Palestina pada 2006 dan mengalahkan Fatah, yang tidak menerima hasil tersebut. Hamas kemudian mengusir Fatah dari Gaza, dan telah menjadi pemerintah de facto di wilayah kantong itu sejak 2007. Fatah, yang merupakan bagian dari koalisi Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), memerintah sebagian wilayah Tepi Barat.

“Presiden kami sejak awal … mengajak semua pihak untuk duduk bersama dan berdiskusi. Kita harus bersatu. Kita punya satu musuh yaitu pendudukan, yaitu Israel,” kata Al-Shun kepada wartawan.

Pertemuan faksi-faksi Palestina di Beijing diadakan di tengah upaya para mediator asing untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza yang masih diserang Israel sejak 7 Oktober 2023. Salah satu poin penting pertemuan itu adalah rencana bagaimana wilayah kantong Gaza yang dipimpin Hamas akan diperintah setelah perang berakhir.

Hamas menyambut baik Deklarasi Beijing, dengan mengatakan bahwa hal tersebut menciptakan “hambatan terhadap semua intervensi regional dan internasional yang berupaya untuk memaksakan kenyataan yang bertentangan dengan kepentingan rakyat kami”. Di sisi lain, belum ada komentar langsung dari Fatah yang dipimpin oleh Presiden Otoritas Palestina (PA) Mahmoud Abbas.

Setelah muncul kabar Haniyeh tewas di Iran, Abbas mendeklarasikan 31 Juli 2024 sebagai hari berkabung di Palestina. Ia mengutuk pembunuhan Haniyeh dan menganggapnya sebagai tindakan pengecut, juga meminta rakyat Palestina untuk bersatu dan tabah menghadapi pendudukan Israel.

“Semoga saudara-saudara kita dari berbagai cabang di Palestina mendengarkan presiden kita, Mahmoud Abbas, dan bersatu. Kita butuh satu pemerintahan yang bersatu. Kita harus mengadakan pemilu,” kata Al-Shun.

Pilihan Editor: Turki Klaim Khaled Mashal Gantikan Mendiang Ismail Haniyeh, Begini Tanggapan Hamas

Berita terkait

Gold Apollo Membantah Membuat Pager yang Digunakan dalam Ledakan Lebanon

4 menit lalu

Gold Apollo Membantah Membuat Pager yang Digunakan dalam Ledakan Lebanon

Perusahaan Gold Apollo Taiwan membantah membuat pager yang digunakan dalam peledakan di Lebanon pada Selasa.

Baca Selengkapnya

Media Israel: Netanyahu Setujui Serangan Ledakan Pager di Lebanon

14 menit lalu

Media Israel: Netanyahu Setujui Serangan Ledakan Pager di Lebanon

Laporan outlet berita Israel Walla menunjukkan keterlibatan Israel dalam ledakan pager Lebanon yang menewaskan 9 orang dan melukai 2.750 orang

Baca Selengkapnya

Ledakan Massal Pager di Lebanon: Rumah Sakit Kewalahan Menampung Korban

36 menit lalu

Ledakan Massal Pager di Lebanon: Rumah Sakit Kewalahan Menampung Korban

Sejumlah rumah sakit di seluruh Lebanon kewalahan merawat hampir 3.000 pasien setelah ledakan massal pager atau alat komunikasi penyeranta pada Selasa

Baca Selengkapnya

AS: Israel Selipkan Bahan Peledak ke Pager Lebanon yang Diimpor dari Taiwan

55 menit lalu

AS: Israel Selipkan Bahan Peledak ke Pager Lebanon yang Diimpor dari Taiwan

Pejabat Amerika Serikat mengatakan militer Israel menyelipkan bahan peledak di pager buatan Taiwan untuk melakukan serangan massal di Lebanon

Baca Selengkapnya

Dua Teori Pemicu Ledakan Pager Hizbullah

56 menit lalu

Dua Teori Pemicu Ledakan Pager Hizbullah

Saat ini ada dua teori utama tentang bagaimana ledakan pager yang digunakan ratusan pejuang Hizbullah itu terjadi.

Baca Selengkapnya

Mengenal Pager Milik Hizbullah yang Meledak Bersamaan, Ditanami Bom Mini Israel?

1 jam lalu

Mengenal Pager Milik Hizbullah yang Meledak Bersamaan, Ditanami Bom Mini Israel?

Ratusan alat komunikasi pager milik kelompok Hizbullah di Lebanon meledak secara bersamaan pada Selasa, diduga karena ditanami bom mini Israel.

Baca Selengkapnya

9 Orang Tewas dan Ribuan Terluka dalam Ledakan Massal Pager di Lebanon

1 jam lalu

9 Orang Tewas dan Ribuan Terluka dalam Ledakan Massal Pager di Lebanon

Setidaknya sembilan orang, termasuk seorang anak, tewas dalam ledakan massal penyeranta (pager) di Lebanon

Baca Selengkapnya

Pangeran Arab Saudi Salahkan Inggris yang Ciptakan Negara Israel

2 jam lalu

Pangeran Arab Saudi Salahkan Inggris yang Ciptakan Negara Israel

Pangeran Arab Saudi menuduh Inggris yang menciptakan negara Israel dan berandil besar menyebabkan perang di Gaza.

Baca Selengkapnya

Korban Genosida Israel di Gaza: 41.200 Orang Tewas Termasuk 173 Jurnalis, Lebih 95.300 Orang Terluka

3 jam lalu

Korban Genosida Israel di Gaza: 41.200 Orang Tewas Termasuk 173 Jurnalis, Lebih 95.300 Orang Terluka

Genosida Israel terhadap Palestina kian brutal. Jumlah korban sekitar 41.200 orang mayoritas perempuan dan anak-anak tewas, termasuk 173 jurnalis.

Baca Selengkapnya

PBB Serukan Jeda Kemanusiaan untuk Beri Dosis Kedua Vaksin Polio ke Anak-anak di Gaza

4 jam lalu

PBB Serukan Jeda Kemanusiaan untuk Beri Dosis Kedua Vaksin Polio ke Anak-anak di Gaza

Sekitar 560 ribu anak Palestina di bawah usia 10 tahun menerima dosis pertama vaksin polio.

Baca Selengkapnya