Mengutip Ayat Al Quran, Ini Kata-kata Terakhir Ismail Haniyeh
Editor
Ida Rosdalina
Jumat, 2 Agustus 2024 22:41 WIB
‘Normalisasi tidak akan mengakhiri konflik'
Diangkat menjadi pemimpin Hamas pada 2017, Haniyeh berpindah-pindah antara Turki dan ibu kota Qatar, Doha, untuk menghindari pembatasan perjalanan di Jalur Gaza yang diblokade dan memungkinkannya untuk bertindak sebagai negosiator dalam perundingan gencatan senjata atau berbicara dengan sekutu Hamas, Iran.
"Semua perjanjian normalisasi yang Anda (negara-negara Arab) tandatangani dengan (Israel) tidak akan mengakhiri konflik ini," kata Haniyeh tak lama setelah serangan pejuang Hamas pada tanggal 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang di Israel dan menyandera 250 orang.
Tanggapan Israel terhadap serangan tersebut adalah sebuah kampanye militer yang telah menewaskan sekitar 40.000 orang di dalam Gaza sejauh ini, dan mengebom sebagian besar daerah kantong tersebut hingga menjadi reruntuhan.
Pada Mei, kantor kejaksaan Mahkamah Pidana Internasional meminta surat perintah penangkapan untuk tiga pemimpin Hamas termasuk Haniyeh, serta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, atas dugaan kejahatan perang. Israel dan para pemimpin Palestina telah menepis tuduhan tersebut.
Haniyeh adalah pemimpin Hamas ketiga yang dibunuh oleh Israel selama dua dekade terakhir. Israel membunuh Sheikh Yassin dan penggantinya Abdel-Aziz al-Rantissi dalam waktu satu bulan satu sama lain dalam serangan udara helikopter pada 2004
Khaled Meshaal, yang digadang-gadang akan menggantikan Haniyeh sebagai pemimpin, berhasil lolos dari upaya pembunuhan yang gagal pada 1997 yang diperintahkan oleh Netanyahu.
Adeeb Ziadeh, seorang spesialis urusan Palestina di Qatar University, mengatakan bahwa Hamas adalah sebuah ideologi dan pembunuhan Haniyeh tidak akan menghabisi kelompok itu atau membuatnya menyerah.
"Setiap kali Hamas kehilangan seorang pemimpin, pemimpin lain datang, kadang-kadang bahkan lebih kuat dalam kinerjanya dan memenuhi prinsip-prinsip Hamas," kata Ziadeh.
Israel mengatakan pada Kamis bahwa Mohammed Deif, salah satu dalang serangan 7 Oktober, tewas dalam serangan udara Israel di Gaza bulan lalu. Saleh Al-Arouri, salah satu pendiri sayap militer Hamas, juga tewas dalam serangan pesawat tak berawak Israel di pinggiran selatan Beirut pada Januari 2024.