Kamala Harris Tak Tinggal Diam Soal Serangan Israel ke Gaza Palestina, Menhan Israel Sebut Nyonya Kandidat
Reporter
Ni Kadek Trisna Cintya Dewi
Editor
S. Dian Andryanto
Senin, 29 Juli 2024 10:51 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pekan lalu. Dalam pertemuan itu, ia menyampaikan bahwa apa yang telah terjadi di Gaza selama sembilan bulan terakhir sebagai peristiwa yang "menghancurkan."
"Kita tidak bisa berpaling dari tragedi ini. Kita tidak bisa membiarkan diri kita mati rasa terhadap penderitaan. Dan saya tidak akan tinggal diam," kata Harris kepada wartawan, setelah pertemuan dengan Netanyahu di Washington, seperti dikutip dari Antara, Kamis 25 Juli 2024.
Pertemuan yang berlangsung tertutup itu diadakan sehari usai Netanyahu berpidato di Kongres AS, dalam kongres itu dia mengklaim bahwa sepanjang sejarah perang perkotaan, perang di Gaza merupakan yang paling rendah rasio antara korban prajurit dan warga sipil.
Padahal, sebanyak lebih dari 38.800 warga Palestina, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak tewas, sementara lebih dari 89.400 lainnya luka-luka, menurut otoritas kesehatan setempat. Selama lebih dari sembilan bulan sejak serangan, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade yang melumpuhkan terhadap akses makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel dituding melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang dalam putusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasi militer di kota selatan Rafah, di mana lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum mereka diserang pada 6 Mei.
"Saya sampaikan dengan jelas keprihatinan serius saya tentang situasi kemanusiaan yang mengerikan di sana, dengan lebih dari 2 juta orang menghadapi krisis pangan dan setengah juta orang mengalami kerawanan pangan akut," kata Harris.
Lebih lanjut, dalam konferensi pers setelah pertemuan Harris dengan Benjamin Netanyahu, Kamala Harris mengatakan bahwa sudah saatnya perang di Gaza diakhiri mengingat penderitaan yang diakibatkan oleh pertempuran tersebut.
"Ada pergerakan yang penuh harapan dalam pembicaraan untuk mengamankan kesepakatan atas kesepakatan ini, dan seperti yang baru saja saya katakan kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, inilah saatnya untuk menyelesaikan kesepakatan ini," katanya.
Merespon hal tersebut, seorang pejabat Israel yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa diharapkan komentar Harris tidak ditafsirkan oleh Hamas sebagai indikasi adanya kesenjangan antara Amerika Serikat dan Israel "dan dengan demikian mendorong kesepakatan menjadi semakin jauh."
Selain itu, Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich dan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir, pemimpin dua partai nasionalis religius garis keras yang dukungannya sangat penting bagi koalisi sayap kanan Netanyahu, mengutuk pernyataan Harris.
"Nyonya kandidat, tidak akan ada penghentian permusuhan," tulis Ben-Gvir di platform media sosial X.
NI KADEK TRISNA CINTYA DEWI I IDA ROSDALINA
Pilihan Editor: Kamala Harris Kecam Israel Atas Banyaknya Korban Warga Sipil di Gaza, Ini Profil Wakil Presiden Amerika