Israel Ingin Cari Solusi Diplomatik dengan Hizbullah di Lebanon
Reporter
Tempo.co
Editor
Suci Sekarwati
Selasa, 25 Juni 2024 18:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Tzachi Hanegbi penasehat keamanan nasional Israel pada Selasa, 25 Juni 2024, mengutarakan rencana Tel Aviv dalam beberapa pekan ke depan ingin mencoba menyelesaikan konflik dengan kelompok Hizbullah di Lebanon, yang didukung Iran. Hanegbi memastikan Tel Aviv lebih memilih solusi diplomatik.
Menurut Hanegbi, Israel sudah berdiskusi dengan Amerika Serikat tentang kemungkinan mengakhiri operasi militer Israel di Gaza sehingga memungkinkan pula dicapainya kesepakatan damai dengan Hizbullah. Kelompok Hizbullah yang diduga mendapat dukungan dari Iran mulai menyerang Israel dari arah utara tak lama setelah meletup serangan 7 Oktober 2023 oleh Hamas ke arah selatan Israel yang kemudian memicu perang Gaza.
Serangan dari perbatasan utara Israel telah membuat Tel Aviv mengevakuasi puluhan ribu warga Israel yang tinggal di sana ke wilayah yang lebih aman. Dalam beberapa pekan ketegangan meningkat hingga menimbulkan kekhawatiran akan terjadi konflik besar-besaran.
“Kami dan Amerika Serikat yakin untuk mendedikasikan beberapa pekan ke depan untuk berusaha mencapai kesepakatan. Jika tidak ada pengaturan lewat jalur diplomatik, maka semua orang harus tahu bahwa harus ada jalan lain. Mulai sekarang, kami memilih fokus pada kampanye diplomatik,” kata Hanegbi.
Hanegbi mengatakan Israel juga sudah berdiskusi dengan Washington perihal upaya bersama negara-negara Eropa dan negara-negara Arab untuk menggantikan peran Hamas di Jalur Gaza.
Selama Juni 2024, kelompok Hizbullah sudah beberapa kali melancarkan serangan yang menargetkan kota-kota dan situs militer Israel dengan tembakan roket atau pesawat tak berawak. Serangan Hizbullah itu yang terbesar dalam permusuhan sejauh ini, setelah serangan Israel menewaskan komandan Hizbullah yang paling senior.
Jenderal Angkatan Udara Amerika Serikat C.Q. Brown, ketua Kepala Staf Gabungan menilai Hizbullah lebih Kuat daripada Hamas dalam hal kemampuan secara keseluruhan, jumlah roket dan sejenisnya. Anggota Hizbullah juga lebih terlatih, lebih terorganisir dan memiliki senjata yang lebih mematikan dibandingkan dengan Brigade al Qassam yakni sayap bersenjata Hamas. Bukan hanya itu, Iran pun lebih cenderung memberikan dukungan yang lebih besar kepada Hizbullah.
Semua ini dapat membantu memperluas konflik di wilayah dan benar-benar membuat Israel pecah fokus antara perang Gaza di selatan Israel dan serangan dari Hizbullah di bagian utara Israel. Saat ini, Kuwait sudah memerintahkan warganya untuk keluar Lebanon.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Netanyahu Nyatakan Komitmen pada Usulan Gencatan Senjata, tapi Tentaranya Terus Maju
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini