Israel Akui Lebih dari Sepertiga Sandera yang Masih Ditahan Hamas telah Tewas
Reporter
Nabiila Azzahra
Editor
Suci Sekarwati
Selasa, 4 Juni 2024 19:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Israel mengakui lebih dari sepertiga sisa sandera yang diculik Hamas telah tewas, berdasarkan penghitungan pemerintah yang diumumkan pada Selasa, 4 Juni 2024. Perkembangan terbaru ini muncul ketika Amerika Serikat berupaya mempercepat pemulangan sisa sandera melalui proposal damai yang diumumkan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.
Hamas menculik sekitar 250 warga Israel dan menyandera mereka di Jalur Gaza pada serangan 7 Oktober 2023. Serangan kelompok Hamas juga diklaim menewaskan 1.139 orang berdasarkan penghitungan Al Jazeera menurut angka resmi Israel.
Israel kemudian melancarkan agresi besar-besaran di Gaza, menewaskan sedikitnya 36.479 orang dan melukai 82.777 orang lainnya, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Lebih dari sebagian populasi Gaza telah menjadi pengungsi internal, dan mereka menghadapi bencana kelaparan di tengah sulitnya akses bantuan kemanusiaan.
Putaran pertama perundingan gencatan senjata antara Israel dan Hamas pada November 2023 berhasil membebaskan sekitar 100 sandera Israel dengan imbalan tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel. Sementara itu, sandera yang lain telah dipulangkan oleh pasukan Israel, baik dalam keadaan hidup atau mati.
Penghitungan pemerintah mengatakan 120 orang warga Israel masih disandera Hamas. Sebanyak 43 di antaranya dinyatakan tewas secara in absentia oleh pejabat Israel berdasarkan berbagai sumber informasi, termasuk informasi intelijen, CCTV atau video pengamat dan analisis forensik.
Hamas, yang pada awal perang mengancam akan mengeksekusi sandera sebagai pembalasan atas serangan udara Israel, mengatakan serangan Israel telah menyebabkan kematian sandera. Israel tidak mengesampingkan hal itu, namun mengatakan bahwa beberapa jenazah yang disandera menunjukkan tanda-tanda telah dieksekusi.
Militer Israel mengumumkan pada Senin, 3 Juni 2024, empat sandera telah ditambahkan ke daftar korban tewas Israel sejak pertempuran dimulai. Mereka mengatakan jenazah empat orang tersebut masih ditahan oleh Hamas.
Keempat laki-laki tersebut diidentifikasi sebagai Chaim Peri 80 tahun, Yoram Metzger 80 tahun, Amiram Cooper 84 tahun, dan Nadav Popplewell 51 tahun. Keempatnya direkam saat masih hidup dalam video penyanderaan yang kemudian diunggah oleh Hamas. Dalam sebuah video yang diunggah bulan lalu, kelompok itu mengatakan bahwa Popplewell meninggal karena luka yang dideritanya akibat serangan udara Israel.
Juru bicara militer Daniel Hagari mengatakan militer yakin keempat orang tersebut dibunuh bersama-sama di kota Khan Younis di Gaza selatan beberapa bulan yang lalu ketika pasukan Israel beroperasi di kota tersebut.
“Kami memeriksa secara menyeluruh penyebab kematian mereka dan memeriksa segala kemungkinan. Kami akan segera menyampaikan temuannya, pertama kepada keluarga mereka, dan kemudian kepada publik,” katanya. “Kami akan menyajikannya secara transparan, seperti yang telah kami lakukan hingga saat ini.”
Pada Jumat, 31 Mei 2024, Biden memaparkan kepada Hamas sebuah proposal gencatan senjata yang terdiri dari tiga fase untuk meredakan pertempuran di Gaza. Ia menggambarkan proposal tersebut sebagai rencana yang diajukan oleh pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mengakhiri perang.
Proposal tersebut menyerukan gencatan senjata, pembebasan sandera Israel beserta tahanan Palestina, dan rekonstruksi Gaza. Rencana setebal empat halaman tersebut juga akan mencakup penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.
Upaya mediasi untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas telah terhenti sebab Israel bersikeras untuk melanjutkan kampanye untuk menghancurkan Hamas di Gaza. Sedangkan, Hamas menuntut jaminan diakhirinya perang dan penarikan semua pasukan dari Gaza.
Israel telah menduduki wilayah Palestina, termasuk Gaza yang diperintah oleh Hamas dan Tepi Barat yang diperintah oleh Otoritas Palestina (PA), sejak 1967. Kedua wilayah tersebut sebelumnya berada di bawah kuasa Yordania.
REUTERS
Pilihan editor: DPR AS Loloskan RUU untuk Jatuhkan Sanksi bagi ICC karena Incar Israel
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini