TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyebut pembunuhan pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah oleh Israel sebagai ukuran keadilan bagi banyak korbannya. Ia mengatakan Washington sepenuhnya mendukung hak Israel untuk membela diri terhadap kelompok-kelompok yang didukung Iran.
Dalam pernyataan yang dirilis Gedung Putih, Joe Biden mengatakan dia telah mengarahkan Menteri Pertahanan Lloyd Austin untuk lebih meningkatkan postur pertahanan pasukan militer AS di Timur Tengah guna mencegah agresi dan mengurangi risiko perang yang lebih luas. Pada akhirnya, kata Biden, AS bertujuan untuk meredakan konflik yang sedang berlangsung di Gaza dan Lebanon melalui cara diplomatik.
Israel pada hari Kamis menolak seruan global untuk gencatan senjata dengan gerakan Hizbullah yang didukung Iran. ISrael menentang AS dan terus maju dengan serangan yang telah menewaskan ratusan orang di Lebanon dan meningkatkan ketakutan akan perang regional habis-habisan.
"Sudah saatnya untuk gencatan senjata," kata Joe Biden, saat ditanya oleh wartawan di Rehoboth Beach, Delaware pada hari Sabtu, 28 September 2024. Biden ditanya apakah serangan darat Israel ke Lebanon tidak dapat dihindari.
Dalam pernyataan Gedung Putih, Joe Biden menggarisbawahi dukungan penuhnya terhadap serangan Israel terhadap Nasrallah, yang terjadi ketika Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berada di New York untuk menghadiri Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Biden serta yang lainnya mencoba menengahi kesepakatan gencatan senjata.
"Hassan Nasrallah dan kelompok teroris yang dipimpinnya, Hizbullah, bertanggung jawab atas pembunuhan ratusan warga Amerika selama empat dekade pemerintahan teror. Kematiannya akibat serangan udara Israel merupakan bentuk keadilan bagi banyak korbannya, termasuk ribuan warga Amerika, Israel, dan warga sipil Lebanon," kata Biden.