Tokoh Oposisi Israel Desak Netanyahu Akui Palestina Sebagai Negara

Reporter

Kamis, 23 Mei 2024 16:41 WIB

Pemimpin oposisi Israel Yair Lapid menyampaikan pernyataan di Knesset, parlemen Israel, pada hari komite konstitusi Israel akan mulai melakukan pemungutan suara mengenai perubahan yang akan memberikan politisi lebih banyak kekuasaan dalam memilih hakim sambil membatasi kekuasaan Mahkamah Agung untuk membatalkan undang-undang, di Yerusalem, 13 Februari 2023. REUTERS/Amir Cohen

TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin oposisi Israel Yair Lapid mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menerima Palestina sebagai negara. Penerimaan Palestina sebagai negara itu dengan syarat dan jaminan tertentu.

Lapid adalah pemimpin partai Yesh Atid yang berhaluan tengah. Ia menyampaikan komentarnya setelah Norwegia, Irlandia, dan Spanyol mengumumkan bahwa akan mengakui Palestina sebagai negara yang berlaku efektif pada 28 Mei 2024.

Lapid menyalahkan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir karena mencegah Netanyahu mengakui Palestina, menurut laporan harian lokal Yedioth Ahronoth. “Netanyahu harus menyatakan bahwa dalam kondisi tertentu dan jaminan khusus, dia bersedia menerima negara Palestina di masa depan yang ikut memerangi terorisme,” ujarnya.

Namun dalam konferensi pers itu dia tidak menjelaskan secara rinci mengenai kondisi dan jaminan tersebut, atau sifat kerja sama dari negara Palestina yang diusulkan.

Lapid mengkritik ekstremis Ben-Gvir. Pemimpin pemimpin oposisi tersebut mengatakan Ben-Gvir tidak mau Netanyahu mengumumkan kesiapannya untuk mengakui Palestina sebagai sebuah negara. Lapid menggambarkan situasi saat ini sebagai kegilaan yang dialami.

Advertising
Advertising

“Hal ini tidak akan terjadi pada pemerintahan ini. Kita perlu memulangkan (pemerintahan Netanyahu) dan membentuk pemerintahan yang efektif,” ujar Lapid.

Sejak 2022, Israel dipimpin oleh koalisi sayap kanan yang dipimpin oleh Netanyahu, yang sangat menentang gagasan pembentukan negara Palestina. Namun, pengumuman tiga negara Eropa tersebut menyusul pernyataan kepala kebijakan luar negeri UE Josep Borrell di X. Borrell berjanji akan bekerja tanpa henti untuk mempromosikan posisi bersama UE mengenai solusi dua negara. Selain itu ada peningkatan tekanan terhadap Israel untuk menerima hak-hak Palestina dan mengakhiri serangan yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.

Pengumuman dari tiga negara Eropa tersebut muncul ketika Israel melanjutkan serangan brutalnya di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023. Serangan dilakukan meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera di wilayah kantong yang terkepung tersebut.

Delapan negara Eropa sudah mengakui Palestina. Kedelapan negara itu adalah Bulgaria, Polandia, Republik Ceko, Rumania, Slovakia, Hongaria, Swedia, dan Yunani.

ANADOLU

Berita terkait

Netanyahu: Perang Tetap Lanjut meski Ada Gencatan Senjata

8 jam lalu

Netanyahu: Perang Tetap Lanjut meski Ada Gencatan Senjata

Netanyahu menegaskan ia tidak akan menyetujui kesepakatan apa pun yang menyerukan diakhirinya perang yang telah berlangsung selama delapan bulan ini.

Baca Selengkapnya

Jenderal AS: Serangan Israel di Lebanon Dapat Meningkatkan Risiko Perang Lebih Luas

9 jam lalu

Jenderal AS: Serangan Israel di Lebanon Dapat Meningkatkan Risiko Perang Lebih Luas

Pasukan AS lebih sulit melindungi Israel dari serangan Hizbullah dilihat dari jarak yang dekat antara Lebanon dan Israel dan posisi pasukannya.

Baca Selengkapnya

Eskalasi Hizbullah-Israel, Siapa yang Harus Membayar Mahal?

11 jam lalu

Eskalasi Hizbullah-Israel, Siapa yang Harus Membayar Mahal?

Hizbullah dan Israel telah berada di ambang perang.

Baca Selengkapnya

Mufti Agung Libanon: Israel Akan Diserbu 500.000 Rudal dalam Perang Total dengan Hizbullah

13 jam lalu

Mufti Agung Libanon: Israel Akan Diserbu 500.000 Rudal dalam Perang Total dengan Hizbullah

Mufti Agung Jaafari Libanon, Syekh Ahmad Qabalan, menyatakan bahwa dalam perang terbuka Israel akan menghadapi setengah juta rudal Hizbullah.

Baca Selengkapnya

Armenia Mengakui Negara Palestina, Berikut profil Negara dengan Ibu Kota Yerevan

23 jam lalu

Armenia Mengakui Negara Palestina, Berikut profil Negara dengan Ibu Kota Yerevan

Secara resmi, Armenia telah mengakui negara Palestina. Namun, sudah tahukah bagaimana profil negara yang mengakui Palestina ini?

Baca Selengkapnya

Jika Terjadi Perang, Ini Situs-situs Vital Israel yang Akan Jadi Target Hizbullah

1 hari lalu

Jika Terjadi Perang, Ini Situs-situs Vital Israel yang Akan Jadi Target Hizbullah

Hizbullah telah merilis rekaman target-target vital Israel, yang konon hanya diketahui oleh aparat keamanan Israel.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi dan Kuwait Menyambut Baik Pengakuan Armenia terhadap Negara Palestina

1 hari lalu

Arab Saudi dan Kuwait Menyambut Baik Pengakuan Armenia terhadap Negara Palestina

Arab Saudi dan Kuwait menyambut baik pengakuan Armenia terhadap negara Palestina sebagai solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina.

Baca Selengkapnya

Sempat Mandek, Qatar Lanjutkan Upaya Mediasi Gencatan Senjata Hamas dan Israel

1 hari lalu

Sempat Mandek, Qatar Lanjutkan Upaya Mediasi Gencatan Senjata Hamas dan Israel

Perdana Menteri Qatar mengatakan upaya negosiasi gencatan senjata antara Hamas dan Israel berlanjut tanpa gangguan selama beberapa hari terakhir.

Baca Selengkapnya

Indonesia Sambut Baik Pengakuan Armenia terhadap Negara Palestina

2 hari lalu

Indonesia Sambut Baik Pengakuan Armenia terhadap Negara Palestina

Armenia mengakui Negara Palestina pada 21 Juni 2024, menyusul Slovenia, Spanyol, Irlandia dan Norwegia.

Baca Selengkapnya

Serangan Hizbullah Dapat Membuat Israel Tidak Dapat Dihuni dalam 72 Jam

2 hari lalu

Serangan Hizbullah Dapat Membuat Israel Tidak Dapat Dihuni dalam 72 Jam

Shaul Goldstein, CEO NOGA Israel, mengakui bahwa serangan Hizbullah dapat membuat Israel "tidak dapat dihuni dalam 72 jam".

Baca Selengkapnya