Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

Reporter

Nabiila Azzahra

Editor

Ida Rosdalina

Kamis, 25 April 2024 05:00 WIB

Presiden Rusia Vladimir Putin mengecek persenjataan saat mengunjungi pusat pelatihan Distrik Militer Barat untuk pasukan cadangan yang dimobilisasi, di Wilayah Ryazan, Rusia 20 Oktober 2022. Dihadapkan dengan serangkaian kekalahan dalam perang, Putin bulan lalu mendeklarasikan "mobilisasi parsial" untuk memanggil ratusan ribu tentara tambahan. Russian Defence Ministry/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Rusia memiliki persenjataan cukup untuk melawan Ukraina yang akan menerima bantuan senilai miliaran dolar dari Amerika Serikat, kata chargé d’affaires atau kuasa usaha Kedutaan Besar Federasi Rusia untuk Indonesia, Veronika Novoseltseva pada Rabu, 24 April 2024.

Ia berkomentar tentang rancangan undang-undang (RUU) terbaru AS yang diteken Presiden Joe Biden pada Rabu, yang mengatur pemberian bantuan baru dari AS kepada Ukraina. Aturan tersebut merupakan bagian dari paket bantuan luar negeri yang lolos di Kongres AS pada Selasa malam setelah tertunda berbulan-bulan.

Paket senilai AS$95 miliar (Rp1,5 kuadriliun) itu terdiri dari bantuan militer untuk Ukraina, Israel, Taiwan dan mitra-mitra AS di kawasan Indo-Pasifik.

AS akan menggelontorkan bantuan terbesar senilai AS$61 miliar (Rp989 triliun) kepada Ukraina yang sedang menghadapi invasi Rusia sejak Februari 2022.

Sebanyak AS$26 miliar (Rp421 triliun) adalah untuk Israel yang sedang menyerang Palestina, serta untuk bantuan kemanusiaan bagi warga sipil di zona konflik di seluruh dunia. Sedangkan AS$81,2 miliar (Rp1,3 kuadriliun) adalah untuk “melawan komunis Cina” di Indo-Pasifik.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berterima kasih kepada anggota parlemen AS karena menyetujui bantuan “penting” untuk Ukraina. Pemimpin Mayoritas Partai Demokrat Chuck Schumer mengatakan dia meninggalkan pesan untuk Zelensky pada Selasa malam: “Oke, kita sudah melakukannya. Sekarang, menangkan pertarungan.”

Menanggapi hal tersebut, Veronika berkata untuk jangan meragukan persiapan Rusia yang sangat kuat.

“Meskipun mereka (Ukraina) mendapat bantuan apa pun, mereka tidak akan berhasil. Rusia punya persenjataan cukup, kekuataan cukup, untuk kenghancurkan semua bantuan ini,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta Selatan.

Ia kemudian mengkritik kebijakan baru Ukraina dalam memobilisasi warga sipil ke dalam angkatan bersenjata untuk berperang melawan Rusia. Pemerintah Ukraina pada Selasa menangguhkan layanan konsuler bagi warga negara laki-laki berusia militer, sekaligus mengkritik warga Ukraina yang sedang berada di luar negeri.

Penangguhan ini berarti laki-laki usia militer yang kini tinggal di luar negeri tidak akan bisa memperbarui paspor yang habis masa berlakunya atau memperoleh paspor baru, atau menerima dokumen resmi seperti akta nikah.

“Negara kita sedang berperang ... Tinggal di luar negeri tidak membebaskan warga negara dari kewajibannya terhadap tanah airnya,” tulis Menteri Luar Negeri Rusia Dmytro Kuleba di platform media sosial X.

Penangguhan tersebut akan tetap berlaku sampai undang-undang mobilisasi dan peraturannya mulai diterapkan di Ukraina pada 18 Mei 2024, kata Kementerian Luar Negeri Ukraina.

Berdasarkan undang-undang tersebut, semua pria berusia militer akan diminta melapor ke kantor wajib militer untuk memperbarui dokumen mereka, baik secara jarak jauh atau secara langsung dalam waktu 60 hari. Mereka akan memerlukan surat-surat tersebut untuk menerima layanan konsuler.

Maxim Lukyanov, Atase Pertahanan di Kedutaan Besar Federasi Rusia untuk Indonesia, mengatakan AS hanya mengesahkan RUU bantuan terbarunya setelah Ukraina merombak aturan mobilisasi mereka. “Tentu tidak bisa untuk Ukraina menang, tetapi itu memperpanjang konflik,” ucapnya.

NABIILA AZZAHRA A. | REUTERS

Pilihan Editor: Retno Marsudi Hadiri ASEAN Future Forum di Vietnam

Berita terkait

Joe Biden: RUU Penerbangan hingga Tarif Impor dari Cina

9 jam lalu

Joe Biden: RUU Penerbangan hingga Tarif Impor dari Cina

Joe Biden menandatangani rancangan undang-undang penerbangan yang bisa meningkatkan (kualitas) staf pengawas lalu-lintas udara

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

1 hari lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya

Posisi Joe Biden Melemah dalam Jajak Pendapat, Apa Sebabnya?

1 hari lalu

Posisi Joe Biden Melemah dalam Jajak Pendapat, Apa Sebabnya?

Cara Biden menangani isu Gaza menjadi penentu penting untuk suara pemilu nanti.

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

1 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Biden dan Trump Sepakati Dua Sesi Debat Calon Presiden AS

2 hari lalu

Biden dan Trump Sepakati Dua Sesi Debat Calon Presiden AS

Biden dan mantan presiden Donald Trump sepakat untuk menggelar dua debat kampanye pada Juni dan September dalam pemilihan presiden AS tahun ini

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

2 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

2 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Pertama Kali, Staf Yahudi Biden Mundur Memprotes Dukungan AS terhadap Israel di Gaza

2 hari lalu

Pertama Kali, Staf Yahudi Biden Mundur Memprotes Dukungan AS terhadap Israel di Gaza

Lily Greenberg Call, seorang staf Yahudi di Departemen Dalam Negeri AS, menuduh Biden memberikan dukungan bagi "bencana" serangan Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

2 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Anak Buah Biden Ragu Israel Bisa Menang Lawan Hamas di Gaza

2 hari lalu

Anak Buah Biden Ragu Israel Bisa Menang Lawan Hamas di Gaza

Pejabat AS mengatakan Israel tak bisa menang melawan Hamas karena strateginya meragukan.

Baca Selengkapnya