Amerika Serikat, Jepang dan Filipina Latihan Militer Bersama

Reporter

Sabtu, 6 April 2024 16:35 WIB

Bendera Filipina berkibar dari BRP Sierra Madre, sebuah kapal Angkatan Laut Filipina yang kandas sejak 1999 dan menjadi detasemen militer Filipina di Second Thomas Shoal yang disengketakan, bagian dari Kepulauan Spratly, di Laut Cina Selatan, 29 Maret 2014. REUTERS /Erik De Castro

TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan pertahanan Amerika Serikat, Jepang dan Filipina akan melakukan latihan militer bersama disektor maritim pada 7 April 2024 untuk mendukung kawasan Indo-pasifik yang bebas dan terbuka. Rencana ini diumumkan ketiga negara pada Sabtu, 6 April 2024, di tengah naiknya pengaruh Cina di perairan Indo-pasifik.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Filipina Arsenio Andolong mengatakan latihan gabungan maritim ini akan berlangsung satu hari melibatkan aktivitas komunikasi dan pasukan yang bertugas di Zona Ekonomi Eksklusif Filipina di Laut Cina Selatan supaya mereka bisa bermanufer. Kapal USS Mobile, kapal Australian frigate HMAS Warramunga dan kapal penghancur milik Jepang JS Akebono akan dilibatkan dalam latihan ini bersama dua kapal perang Filipna.

"Mereka akan pergi dari selatan menuju utara meliputi batas komando barat dan utara," kata Andolong.

Latihan bersama ini diharapkan bisa memperkuat interoperobilitas doktrin, taktik, teknik dan prosedur angkatan bersenjata negara - negara yang terlibat dalam latihan bersama ini. Latihan militer ini juga dilakukan beberapa hari sebelum KTT antara Jepang, Amerika Serikat dan Filipina yang di antaranya akan mendiskusikan insiden yang baru-baru ini terjadi di Laut Cina Selatan.

Empat negara telah menegaskan posisi mereka dalam putusan pengadilan tribunal Laut Cina Selatan 2016 dan hukum yang bersifat mengikat.

Sejak mengambil alih kekuasaan pada 2022, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. rutin membangun hubungan yang hangat dengan Amerika Serikat dan negara-negara Barat serta mengadopsi sikap tegas melawan hal yang dia pandang sebagai permusuhan dengan Cina, dan berpaling dari sikap pendahulunya mantan Presiden Rodrigo Duterte yang pro-Cina. Filipina dan Cina pada bulan lalu terlibat dalam perselisihan Maritim yang mencakup penggunaan meriam air, dan perdebatan sengit hingga memicu kekhawatiran naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan. Kedutaan Besar Cina di Manila tak mau berkomentar perihal ini.

Advertising
Advertising

Sumber : Reuters

Pilihan editor: Ferdinand Marcos Jr Janji akan Balas Tindakan Beijing di Laut Cina Selatan

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Orang Tua 900 Tentara Israel Desak Menhan Hentikan Serangan ke Rafah: Ini Jebakan Maut!

9 jam lalu

Orang Tua 900 Tentara Israel Desak Menhan Hentikan Serangan ke Rafah: Ini Jebakan Maut!

Orang tua dari lebih 900 tentara Israel yang bertugas di Gaza telah menulis surat yang mendesak militer Israel untuk membatalkan serangan di Rafah

Baca Selengkapnya

Prabowo Klaim Tak Bakal Pimpin Negara dengan Gaya Militer: Itu Tidak Relevan

12 jam lalu

Prabowo Klaim Tak Bakal Pimpin Negara dengan Gaya Militer: Itu Tidak Relevan

Prabowo mengatakan, pengalamannya di militer tak akan memengaruhi kebijakan di pemerintahan yang bakal dia pimpin.

Baca Selengkapnya

Marinir Amerika Serikat dan TNI AL Latihan Militer Bersama CARAT

1 hari lalu

Marinir Amerika Serikat dan TNI AL Latihan Militer Bersama CARAT

Marinir Amerika Serikat dan TNI AL memulai latihan militer bersama bernama Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) Indonesia 2024

Baca Selengkapnya

Kemenhub: Jakarta Masuk Daftar 50 Kota Maritim Terkemuka di Dunia

1 hari lalu

Kemenhub: Jakarta Masuk Daftar 50 Kota Maritim Terkemuka di Dunia

Jakarta masuk dalam daftar 50 kota maritim terkemuka di dunia, peringkat satu sebagai kota dengan kantor pusat perusahaan pelayaran terbanyak di dunia

Baca Selengkapnya

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

1 hari lalu

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

Pengadilan Australia menjatuhkan hukuman hampir enam tahun penjara kepada eks pengacara militer yang ungkap tuduhan kejahatan perang di Afghanistan

Baca Selengkapnya

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

2 hari lalu

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

Harrison Mann, perwira Angkatan Darat Amerika Serikat mengumumkan mundur sebagai protes atas dukungan Washington terhadap perang Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Pasukan Penjaga Pantai Filipina Pastikan Jaga Laut Cina Selatan

3 hari lalu

Pasukan Penjaga Pantai Filipina Pastikan Jaga Laut Cina Selatan

Penjaga Pantai Filipina berkomitmen menjaga wilayah Laut Cina Selatan yang dipersengketakan agar Beijing tidak bisa reklamasi.

Baca Selengkapnya

Dugaan Pelecehan Seksual, Perempuan Jepang Kurang Berminat Daftar Tentara

3 hari lalu

Dugaan Pelecehan Seksual, Perempuan Jepang Kurang Berminat Daftar Tentara

Jumlah tentara Jepang hanya 9 persen. Beberapa korban mengatakan budaya pelecehan yang mengakar telah membuat perempuan enggan mendaftar ke militer.

Baca Selengkapnya

Korps Marinir Indonesia dan Amerika Serikat Latihan Pengintaian

6 hari lalu

Korps Marinir Indonesia dan Amerika Serikat Latihan Pengintaian

RECONEX adalah latihan bilateral yang dipimpin oleh KORMAR dan USMC bertujuan untuk mempromosikan interoperabilitas anggota marinir

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Yakin Menyerang Rafah Tak Akan Membuat Kemajuan Apapun

6 hari lalu

Gedung Putih Yakin Menyerang Rafah Tak Akan Membuat Kemajuan Apapun

Joe Biden sangat yakin operasi militer di Rafah oleh tentara Israel tidak akan membuat kemajuan apapun dalam memerangi kelompok Hamas

Baca Selengkapnya