Ukraina Bakal Bangkrut Jika Negara-negara Barat Tak Hapus Utang

Reporter

Tempo.co

Selasa, 2 April 2024 05:30 WIB

Pedagang kaki lima menjual buah-buahan dan sayuran selama konflik Ukraina-Rusia di kota pelabuhan selatan Mariupol, Ukraina 30 Mei 2022. Pada hari Senin, penduduk setempat mengisi perangkat listrik dari generator dan bertukar makanan dan pakaian di pasar jalanan dadakan. REUTERS/Alexander Ermochenko

Bank Dunia dalam wawancara dengan TASS pada Sabtu, 30 Maret 2024, memperingatkan Ukraina bisa terperosok dalam kebangkrutan paling cepat tahun depan kecuali negara-negara Barat setuju menghapus atau merestrukturisasi utang-utangnya. Kyev bergantung pada bantuan keuangan negara-negara Barat, namun dukungan itu dalam beberapa bulan terakhir berkurang.

Paket bantuan dari Amerika Serikat senilai USD60 miliar (Rp 955 triliun) saat ini masih mentok di Kongres. Sumber yang tidak mau dipublikasi identitasnya mengatakan pada akhir pekan lalu Kyev mendapat kucuran dana dari sebuah program Bank Dunia senilai USD1.5 miliar (Rp23 triliun). Sumber tersebut juga menyebut Bank Dunia yang mewakili Rusia menjatuhkan veto menentang pinjaman untuk Ukraina tersebut.

Draft dokumen terkait alokasi uang pinjaman Bank Dunia itu secara terbuka menyoroti kalau keuangan publik milik Ukraina sudah seperti bencana karena ekonomi negara itu merosot dan kurangnya bantuan asing.

“Jika pada 2025 negara-negara Barat menolak menghapus utang-utang Kyev, termasuk utang perusahaan-perusahaan swasta dan bank-bank, maka negara itu bisa menghadapi kebangkutan,” kata sumber tersebut.

Sumber itu juga menyebut pejabat senior di Bank dunia menyadari tingginya risiko menjalin kerja sama dengan Kyev dan mencatat seperti transaksi sebelumnya. Bank Dunia tidak menggunakan pendanaan sendiri untuk diberikan ke Kyev. Pada tahap pengucuran pinjaman terbaru ini, Bank Dunia kembali menggunakan jaminan dari dua negara pendonor untuk Ukraina yakni Jepang dan Inggris.

Advertising
Advertising

Perdana Menteri Ukraina Denis Shmigal mengatakan uang pinjaman dari Bank Dunia ini akan digunakan untuk kebutuhan sosial dan kemanusiaan serta untuk pembangunan kembali Ukraina. Pemerintah Ukraina diperkirakan pada tahun ini akan mengalami defisit sebesar USD43.9 miliar (Rp699 triliun). Rencananya, Kyev akan menambal kekuarangan itu dari bantuan keuangan negara-negara Barat.

Pada tahun lalu, mantan Perdana Menteri Ukraina Nikolay Azarov mengatakan krisis ekonomi di Ukraina sebenarnya sudah terjadi sejak bertahun-tahun silam. Kebangkrutan Ukraina bahkan sudah tercatat. Menurut Azarov, Ukraina tak punya kemampuan untuk mendanai anggaran pengeluarannya karena hampir sebagian besar Ukraina bergantung pada negara-negara Barat.

Sumber: RT.com

Pilihan editor: Ada Kesalahan Teknis, Angkatan Laut Amerikat Serikat Kelebihan Beri Dana Bantuan untuk Ukraina

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

17 jam lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

1 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Apakah Orang yang Terlilit Pinjol Sulit Mengajukan Pinjaman di Bank?

3 hari lalu

Apakah Orang yang Terlilit Pinjol Sulit Mengajukan Pinjaman di Bank?

OJK melaporkan banyak orang terlilit pinjol dan paylater. Lantas, apakah orang terlilit pinjol masih bisa mengajukan pinjaman di bank?

Baca Selengkapnya

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

4 hari lalu

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

Rusia merebut lima desa dari Ukraina di wilayah Kharkiv. Rusia melakukan serangan besar-besaran di akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

5 hari lalu

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

Rusia tidak diundang ke pertemuan tanggal 15-16 Juni 2024 dalam KTT Perdamaian Ukraina di Lucerne, Swiss.

Baca Selengkapnya

5 Negara dengan Tingkat Urbanisasi Paling Tinggi di Asia, Indonesia Termasuk?

7 hari lalu

5 Negara dengan Tingkat Urbanisasi Paling Tinggi di Asia, Indonesia Termasuk?

Urbanisasi menjadi penentu zaman ketika lebih dari separuh populasi dunia kini tinggal di perkotaan.

Baca Selengkapnya

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

7 hari lalu

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

Rusia menemukan banyak warga negara Prancis yang tewas di Ukraina.

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

8 hari lalu

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Baca Selengkapnya

Cerita Warga tentang Kontraktor Pembangunan Masjid Al Barkah Jakarta Timur yang Mangkrak: Punya Banyak Utang

8 hari lalu

Cerita Warga tentang Kontraktor Pembangunan Masjid Al Barkah Jakarta Timur yang Mangkrak: Punya Banyak Utang

Ahsan Hariri, kontraktor pembangunan gedung baru Masjid Al Barkah di Cakung, Jakarta Timur, dikabarkan puunya banyak utang.

Baca Selengkapnya

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

8 hari lalu

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina mengatakan mereka menggagalkan rencana Rusia untuk membunuh Presiden Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya