Putin Terpilih Lagi sebagai Presiden Rusia, Begini Rekam Jejak Politiknya
Reporter
Tempo.co
Editor
Ida Rosdalina
Senin, 18 Maret 2024 11:49 WIB
Konflik Rusia-Ukraina
Pada tahun 2014, Rusia melakukan beberapa serangan militer ke wilayah Ukraina. Banyak anggota komunitas internasional berasumsi bahwa aneksasi Krimea oleh Putin telah memulai jenis kebijakan luar negeri Rusia yang sama sekali baru, bahwa aneksasi Krimea berarti kebijakan luar negerinya telah bergeser "dari kebijakan luar negeri yang digerakkan oleh negara" menjadi sikap ofensif untuk menciptakan kembali Uni Soviet.
Pencalonan keempatnya sebagai presiden dimulai pada 2018 dengan Putin memenangkan lebih dari 76 persen suara dan pada 2020, ia mengusulkan amandemen konstitusi besar-besaran yang dapat memperluas kekuasaan politiknya setelah masa kepresidenannya.
Pada September 2021, Ukraina melakukan latihan militer dengan pasukan NATO, setelah itu Kremlin memperingatkan bahwa perluasan infrastruktur militer NATO di Ukraina akan melewati "garis merah" bagi Putin.
Pada Februari 2022, Putin memperingatkan bahwa aksesi Ukraina ke NATO dapat mendorong Ukraina untuk merebut kembali kendali atas Krimea yang dicaplok Rusia atau daerah yang dikuasai oleh separatis pro-Rusia di Donbas. Dalam sebuah pidato yang disiarkan di televisi, Presiden mengumumkan "operasi militer khusus" di Ukraina, meluncurkan invasi skala penuh ke negara itu.
Akibatnya, banyak negara yang menjatuhkan sanksi terhadap Rusia. Menanggapi hal itu, Putin menempatkan unit penangkal nuklir Pasukan Roket Strategis dalam keadaan siaga tinggi.
BUSINESS STANDARD | REUTERS
Pilihan Editor: Putin Menang Telak di Pemilu Rusia, Raup 87 Persen Suara di Perhitungan Sementara