Putin Terpilih Lagi sebagai Presiden Rusia, Begini Rekam Jejak Politiknya
Reporter
Tempo.co
Editor
Ida Rosdalina
Senin, 18 Maret 2024 11:49 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Vladimir Putin menang telak pasca-Soviet dalam pemilihan umum di Rusia pada Minggu, 17 Maret 2024, memperkuat cengkeramannya yang sudah kuat pada kekuasaan dalam kemenangan yang menurutnya menunjukkan bahwa Moskow benar dalam menentang Barat dan mengirim pasukannya ke Ukraina.
Memperpanjang masa kekuasaannya yang telah 25 tahun, begini rekam jejak Putin:
Siapa Vladimir Putin?
Mantan perwira intelijen, Vladimir Putin adalah Presiden Rusia sejak 2012, dan sebelumnya dari 1999 hingga 2008. Ia bekerja sebagai perwira intelijen luar negeri KGB selama 16 tahun, sebelum mengundurkan diri pada 1991 untuk memulai karir politik di Saint Petersburg.
Di bawah masa jabatan pertamanya sebagai presiden, perekonomian negara tumbuh selama delapan tahun berturut-turut. Pertumbuhan tersebut merupakan hasil dari kenaikan lima kali lipat harga minyak dan gas, yang merupakan mayoritas ekspor Rusia, pemulihan dari depresi pasca-komunis dan krisis keuangan, peningkatan investasi asing, serta kebijakan ekonomi dan fiskal yang hati-hati.
Latar Belakang
Lahir di Leningrad (kini St. Petersburg), ibu Putin adalah seorang pekerja pabrik dan ayahnya adalah seorang ayahnya adalah seorang wajib militer di Angkatan Laut Soviet pada awal 1930-an. Dia mulai berlatih sambo dan judo pada usia 12 tahun dan menikmati membaca tentang Marx, Engels, dan Lenin. Dia belajar bahasa Jerman pada usia ini dan menggunakannya sebagai bahasa kedua.
Ia lulus pada 1975 dengan belajar hukum di Universitas Negeri Saint Petersburg dan bergabung dengan KGB. Pada 1984, Putin dikirim ke Moskow untuk pelatihan lebih lanjut di Institut Spanduk Merah Yuri Andropov dan bertugas di Dresden, Jerman Timur, menggunakan identitas sampul sebagai penerjemah.
Menurut biografi resmi Putin, pada 1989, ia menyimpan berkas-berkas Pusat Kebudayaan Soviet dan vila KGB di Dresden untuk otoritas resmi calon Jerman bersatu guna mencegah para demonstran, termasuk agen-agen KGB dan Stasi, mendapatkan dan menghancurkannya. Dia menjelaskan bahwa banyak dokumen yang ditinggalkan di Jerman hanya karena tungku meledak, tetapi banyak dokumen dari vila KGB yang dikirim ke Moskow.
Putin kemudian mengundurkan diri dari KGB pada 1991, setelah kudeta terhadap Mikhail Gorbachev, karena ia tidak setuju dengan apa yang terjadi dan tidak ingin menjadi bagian dari intelijen dalam pemerintahan baru.