Dugaan 10 WNI Jadi Tentara Bayaran, Duta Besar Ukraina Menuduh Rusia Banyak Berbohong

Jumat, 15 Maret 2024 21:00 WIB

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin, saat menerima wawancara khusus Tempo di kantornya yang berlokasi di Jakarta, Jum'at, 4 Maret 2022.

TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin menuduh Rusia banyak berbohong, ketika ditanya soal data jumlah “tentara bayaran” yang berperang di Ukraina, seperti dirilis oleh Kedutaan Besar Rusia di Jakarta pada Jumat, 15 Maret 2024. Tercatat, sepuluh orang warga negara Indonesia termasuk dalam jumlah tersebut.



“Orang Rusia buka mulut hanya untuk melontarkan kebohongan. Minta fakta dan buktinya. Pembohong,” kata Hamianin kepada Tempo lewat pesan singkat pada Jumat, merespons pertanyaan tentang data itu.



Kedutaan Besar Rusia memublikasikan tabel yang diberi judul “Number of Foreign Mercenaries in Ukraine” atau jumlah tentara asing bayaran di Ukraina, melalui kanal Telegram dan akun media sosial X resmi milik mereka. Data tersebut, katanya, berasal dari Kementerian Pertahanan Rusia.



“Kementerian Pertahanan Rusia @mod_russia terus mencatat para tentara bayaran asing yang memasuki Ukraina untuk berpartisipasi dalam pertempuran,” kata Kedutaan Besar Rusia dalam sebuah cuitan yang telah dihapus per Jumat petang, dipantau Tempo pukul 16:16 WIB.



Terdapat total 13.387 orang “tentara bayaran” yang memasuki Ukraina sejak Rusia menginvasi negara itu pada 24 Februari 2022, menurut data itu. Sebanyak 5.962 di antaranya disebut sudah tewas.

Advertising
Advertising



Benua Eropa disebut memiliki total 8.112 tentara bayaran di Ukraina, sementara Amerika sebanyak 3.051 orang, Asia sebanyak 1.898 orang, Afrika sebanyak 249 orang, dan Australia dan Oseania dengan angka paling sedikit per benua yaitu 77 orang.



“Polandia menjadi 'penyumbang' tentara bayaran paling banyak, yakni sekitar 2.960 memasuki Ukraina dan sekitar 1.497 dihancurkan,” demikian keterangan Kedutaan Besar Rusia.



Indonesia, yang dikelompokkan dalam kategori benua Australia dan Oseania, disebut memiliki 10 orang sebagai tentara bayaran di Ukraina. Empat dari 10 WNI tersebut dikatakan telah tewas.



Kementerian Luar Negeri RI mengatakan informasi tersebut “perlu didalami lebih lanjut”.


“Silakan bertanya kepada Rusia mengenai data yang mereka miliki,” kata juru bicara Lalu Muhammad Iqbal melalui pesan singkat kepada media, Jumat, 15 Maret 2024.



Hamianin bertanya kepada wartawan apakah ada bukti yang mendukung data tersebut, selain “omong kosong” dan “tuduhan” propaganda Rusia. “Jika tidak, kita semua tahu bahwa pihak berwenang Rusia adalah pembohong dan provokasi professional,” ujarnya.



Duta besar Ukraina itu kemudian mengaku tidak memiliki informasi apa pun tentang data tersebut. “Namun saya tahu ada warga dari beberapa negara di Asia, Afrika, Amerika Latin yang bertempur sebagai tentara bayaran di tentara Rusia. Dan itu semua ada di berita. Semua terbukti,” katanya, mengklaim.

Pilihan editor: Menteri Kesehatan Gaza Peringatkan Ribuan Anak Kena Komplikasi karena Tak Ada Susu Formula

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

2 hari lalu

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

Ketua parlemen Rusia mengecam Uni Eropa yang melarang distribusi empat media Rusia. Hal itu sama dengan menolak menerima sudut pandang alternatif

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

4 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

4 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

4 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

4 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

5 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

5 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

WNI Diculik di Filipina, Berhasil Kabur Setelah Jalan Kaki Empat Jam

6 hari lalu

WNI Diculik di Filipina, Berhasil Kabur Setelah Jalan Kaki Empat Jam

Seorang pria WNI diculik di Filipina, barang-barang dan uang tunainya dirampas penculik.

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

7 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

7 hari lalu

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

Presiden Rusia Vladimir Putin secara mengejutkan mengusulkan Andrei Belousov, seorang sipil ekonom menjadi menteri pertahanan.

Baca Selengkapnya