Beijing Minta Ukraina Hapus Nama Perusahaan Cina dari Daftar Hitam

Reporter

Tempo.co

Jumat, 2 Februari 2024 09:41 WIB

Pesawat Antonov An-2 yang hancur di kompleks bandara internasional setelah Rusia mundur dari Kherson, di Chornobaivka, di luar Kherson, Ukraina 16 November 2022. Penarikan pasukan tersebut menandai mundurnya perang besar Rusia yang ketiga dan yang pertama melibatkan penyerahan kota besar yang diduduki. REUTERS/Valentyn Ogirenko

TEMPO.CO, Jakarta - Cina pada Kamis, 1 Februari 2024, menuntut Ukraina agar segera menghapus sebuah daftar yang memuat nama-nama perusahaan asal Cina yang dianggap sebagai sponsor perang internasional. Cina juga menuntut Kyev menghapus dampak negatif yang ditimbulkan pada perusahaan-perusahaan tersebut.

Permintaan itu disampaikan Beijing setelah Reuters mewartakan Duta Besar Cina untuk Ukraina menyampaikan pada otoritas Ukraina pada bulan lalu bahwa memasukkan nama perusahaan-perusahaan Cina ke daftar hitam Ukraina – itu bisa merusak hubungan bilateral kedua negara.

“Beijing dengan tegas menolak memasukkan nama-nama perusahaan asal Cina ke dalam daftar tersebut dan menuntut Ukraina segera memperbaiki kesalahan ini dan menghapus dampak negatifnya,” kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina tak lama setelah pemberitaan Reuters diterbitkan, tanpa menyebut dampak seperti apa yang dirasakan.

Advertising
Advertising

Beijing semakin mendekatkan hubungan dengan Moskow dan menarik diri dari mengkritisi invasi Rusia ke Ukraina. Namun saat yang sama, Beijing menyebut kedaulatan dan integritas teritorial semua negara harus dihormati. Cina pernah menawarkan diri memediasi perang Ukraina.

Ukraina memasukan 48 nama perusahaan di sejumlah dunia karena dianggap sebagai sponsor perang internasional. Dari jumlah tersebut, 14 perusahaan berasal dari Cina yang dianggap aktivitas bisnisnya secara tidak langsung membantu atau berkontribusi pada Rusia di perang Ukraina.

“Duta besar (Cina untuk Ukraina) mengatakan daftar hitam ini bisa berdampak negatif pada hubungan kedua negara,” kata seorang pejabat senior di Pemerintah Ukraina.

Sumber tersebut juga mengatakan Cina belum mengajukan persyaratan apapun ke Ukraina. Beijing secara sederhana hanya mengutarakan pandangan soal daftar hitam tersebut. Sedangkan sumber lainnya menyarankan Beijing agar mengkaitkan permasalahan ini dengan Cina membeli gandum dari Ukraina.

Sumber: Reuters

Pilihan editor: Filipina Modernisasi Militer Tahap Ketiga

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

7 jam lalu

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

26 perusahaan kapas asal Cina tak bisa melakukam impor ke Amerika Serikat karena diduga melakukan kerja paksa ke minoritas warga Uighur.

Baca Selengkapnya

10 Perusahaan Terbesar di Dunia, Microsoft Nomor Satu

15 jam lalu

10 Perusahaan Terbesar di Dunia, Microsoft Nomor Satu

Berikut ini deretan perusahaan terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasarnya pada 2024, didominasi oleh raksasa teknologi.

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

1 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

1 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

1 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Cina kepada Pemimpin terpilih Taiwan: Pilih Damai atau Perang

2 hari lalu

Cina kepada Pemimpin terpilih Taiwan: Pilih Damai atau Perang

Cina menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri, namun Taiwan bersikeras pihaknya sudah memiliki pemerintahan independen sejak 1949.

Baca Selengkapnya

Kalah dari Cina, Biden Naikkan Tarif Impor Termasuk Mobil Listrik

2 hari lalu

Kalah dari Cina, Biden Naikkan Tarif Impor Termasuk Mobil Listrik

Biden memutuskan menaikkan tarif impor produk Cina termasuk mobil listrik dan baterainya.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

2 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

5 Proyek Besar Cina di Era Presiden Jokowi

2 hari lalu

5 Proyek Besar Cina di Era Presiden Jokowi

Hubungan ekonomi Cina-Indonesia disebut mencapai masa keemasan di era Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

AS Batasi Izin Ekspor Teknologi untuk Cina, Qualcomm dan Intel Tak Bisa Pasok Chip ke Huawei

3 hari lalu

AS Batasi Izin Ekspor Teknologi untuk Cina, Qualcomm dan Intel Tak Bisa Pasok Chip ke Huawei

AS membatasi izin ekspor teknologi untuk Cina. Qualcomm dan Intel tak lagi bisa memasok produknya ke perusahaan seperti Huawei.

Baca Selengkapnya