Top 3 Dunia: Houthi Usir Staf AS dan Inggris, Menlu Retno di DK PBB, Syarat Gencatan Senjata Israel
Editor
Ida Rosdalina
Kamis, 25 Januari 2024 06:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Dunia, Rabu, 24 Januari 2024, dibuka dengan kabar tentang pengusiran semua staf PBB yang berasal dari Amerika Serikat dan Inggris oleh Houthi dari Yaman. Pengusiran tersebut menyusul serangan gabungan oleh AS dan Inggris terhadap Houthi di Laut Merah.
Di posisi kedua, ada berita tentang Menlu Retno dari debat terbuka di Dewan Keamanan PBB. Menlu Retno mengingatkan untuk tidak menoleransi perang apalagi genosida yang dilakukan Israel terhadap Palestina.
Berita terakhir adalah tentang rencana gencatan senjata Israel Hamas. Namun rencana itu buyar karena kedua belah pihak tak setuju mengenai cara mengakhiri perang permanen di Jalur Gaza.
Berikut, Top 3 Dunia selengkapnya:
Houthi Usir Seluruh Staf AS dan Inggris dari Badan PBB di Yaman
Milisi Houthi Yaman mengusir semua staf Perserikatan Bangsa-Bangsa dan badan-badan PBB asal Amerika Serikat dan Inggris untuk meninggalkan negara itu dalam waktu satu bulan, kata seorang pejabat PBB pada Rabu 24 Januari 2024.
Dalam surat tertanggal 20 Januari dan dibagikan di media sosial, pihak berwenang di ibu kota Sanaa yang dikuasai Houthi mengatakan kepada koordinator PBB bahwa karyawan berkewarganegaraan Inggris dan AS memiliki waktu satu bulan untuk “bersiap meninggalkan negara tersebut.”
Selanjutnya, baca di sini.
Menlu Retno Ingatkan DK PBB: Jaga Perdamaian, Bukan Toleransi Genosida terhadap Palestina!
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi (Menlu Retno) mengingatkan bahwa Dewan Keamanan PBB memiliki mandat untuk memelihara perdamaian dan keamanan internasional, bukan untuk menoleransi perang apalagi genosida yang dilakukan Israel terhadap Palestina.
“Pertanyaan saya kepada DK PBB adalah: sudah berapa banyak resolusi mengenai Palestina telah diadopsi? Dan berapa banyak yang telah dilaksanakan?” kata Retno, Rabu pagi 24 Januari 2024 Waktu Indonesia Barat (WIB).
Selanjutnya, baca di sini.
Israel Minta Hamas Serahkan Yahya Sinwar Cs Jika Mau Gencatan Senjata
Israel dan Hamas dikabarkan sepakat ihwal pertukaran sandera dengan tahanan Palestina selama gencatan senjata yang berlangsung sebulan. Namun rencana itu buyar karena kedua belah pihak tak setuju mengenai cara mengakhiri perang permanen di Jalur Gaza.
Dilansir dari Reuters, ada upaya untuk meyakinkan Hamas agar menerima gencatan senjata satu bulan yang diikuti dengan gencatan senjata permanen. Namun, Hamas meminta jaminan bahwa kesepakatan tahap kedua akan dilaksanakan, untuk menyetujui gencatan senjata awal.
Selanjutnya, baca di sini.
Pilhan Editor: Hamas Minta Rumah Sakit di Gaza Dijaga dari Serangan Israel