Diperlukan Dana Rp234 Triliun untuk Membangun Kembali 150 Ribu Rumah di Gaza

Reporter

Editor

Yudono Yanuar

Kamis, 18 Januari 2024 15:00 WIB

Bangunan-bangunan yang hancur menjadi reruntuhan di Gaza tengah, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, dekat perbatasan Israel-Gaza, 13 Januari 2024. Sejak perang pecah infrastruktur di Gaza porak-poranda. Rumah sakit dibombardir, jaringan telekomunikasi diputus, tak ada akses ke air bersih dan makanan. REUTERS/Amir Cohen

TEMPO.CO, Jakarta - Setidaknya diperlukan dana sebesar $15 miliar atau Rp234 triliun lebih untuk membangun kembali rumah-rumah di Gaza, kata kepala Dana Investasi Palestina, Mohammed Mustafa, berdasarkan skala kehancuran yang disebabkan oleh serangan Israel.

Mustafa mengatakan laporan internasional menunjukkan 350.000 unit rumah telah rusak seluruhnya atau sebagian di Gaza. Dengan asumsi 150.000 rumah perlu dibangun kembali dengan biaya rata-rata $100.000 per unit, "itu berarti $15 miliar untuk unit rumah", katanya, Rabu, 17 Januari 2024.

“Kami masih belum membicarakan infrastruktur, kami belum membicarakan rumah sakit yang rusak, jaringan listrik…,” katanya di Forum Ekonomi Dunia di Davos.

Angka tersebut menunjukkan biaya rekonstruksi yang jauh lebih besar dibandingkan anggaran untuk membangun kembali Gaza setelah konflik sebelumnya, karena perang tidak terlihat tanda-tanda akan berakhir lebih dari tiga bulan sejak dimulai.

Menyusul perang tahun 2014 antara Hamas dan Israel, yang berlangsung selama tujuh minggu dan menewaskan 2.100 warga Palestina, Qatar menghabiskan lebih dari $1 miliar untuk proyek perumahan dan bantuan di Gaza.

Advertising
Advertising

Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah tersebut dalam serangan yang menurut otoritas kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas telah menewaskan 24.448 orang sejak 7 Oktober 2023, ketika kelompok Palestina memicu perang dengan menyerbu Israel, menewaskan 1.200 orang dan menculik 240 lainnya.

Angka yang dikeluarkan oleh kantor media Hamas di Gaza menunjukkan lebih dari 360.000 unit rumah mengalami kerusakan parah atau sebagian, dan lebih dari 70.000 unit hancur total.

Mustafa mengatakan kepemimpinan Palestina, dalam jangka pendek, akan terus fokus pada bantuan kemanusiaan termasuk makanan dan air, namun pada akhirnya fokusnya akan beralih ke rekonstruksi.

Perang tersebut telah menyebabkan sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza meninggalkan rumah mereka, beberapa di antaranya telah terjadi beberapa kali pindah pengunsian, dan menyebabkan krisis kemanusiaan, dengan makanan, bahan bakar, dan pasokan medis yang semakin menipis.

“Jika perang di Gaza terus berlanjut, kemungkinan besar lebih banyak orang yang meninggal karena kelaparan dibandingkan perang,” kata Mustafa.

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengembalikan makanan, obat-obatan, air dan listrik ke daerah kantong yang terkepung, katanya.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada hari Selasa bahwa negara-negara Arab tidak tertarik untuk terlibat dalam pembangunan kembali Gaza jika daerah kantong itu akan “diratakan” lagi dalam beberapa tahun.

Mustafa mengatakan upaya rekonstruksi akan memerlukan dana sangat besar. Dia juga mengatakan uang tidak akan menyelesaikan masalah Gaza, dan menambahkan bahwa hal itu memerlukan solusi politik.

Dana Investasi Palestina di Ramallah adalah bagian dari Otoritas Palestina di Tepi Barat yang dipimpin oleh Presiden Mahmoud Abbas, yang diusir dari Gaza oleh Hamas dalam perang saudara singkat pada 2007.

Israel mengatakan kampanyenya bertujuan untuk menghancurkan Hamas dan membebaskan sandera Israel.

Amerika Serikat menyatakan ingin melihat Tepi Barat dan Gaza bersatu kembali di bawah pemerintahan yang dipimpin Palestina setelah perang. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak peran pemerintahan Palestina.

Ketika ditanya apa peran Hamas di masa depan, Mustafa mengatakan "cara terbaik ke depan adalah menjadi seinklusif mungkin".

REUTERS

Pilihan Editor Profil Houthi, yang Dua Kali Dicap AS sebagai Organisasi Teroris Global

Berita terkait

Kementerian Luar Negeri Pastikan Tak Ada WNI Korban Ledakan di Lebanon

20 menit lalu

Kementerian Luar Negeri Pastikan Tak Ada WNI Korban Ledakan di Lebanon

KBRI Beirut telah menjalin komunikasi dengan simpul WNI di Lebanon dan tidak ada WNI yang menjadi korban ledakan pada perangkat komunikasi

Baca Selengkapnya

Selandia Baru: Israel Bertindak Terlalu Jauh dalam Serangan ke Gaza

1 jam lalu

Selandia Baru: Israel Bertindak Terlalu Jauh dalam Serangan ke Gaza

Menlu Selandia Baru Winston Peters mengatakan Israel bertindak terlalu jauh dalam serangan yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Norwegia Selidiki Perusahaan Milik Warganya di Bulgaria terkait Ledakan Pager di Lebanon

2 jam lalu

Norwegia Selidiki Perusahaan Milik Warganya di Bulgaria terkait Ledakan Pager di Lebanon

Menteri Luar Negeri Norwegia mengatakan tindakan Israel di Lebanon merupakan 'ancaman terhadap perdamaian dan keamanan internasional

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Negara Tolak Usir Israel dari Palestina hingga Pager Meledak Dibuat Perusahaan Israel

4 jam lalu

Top 3 Dunia: Negara Tolak Usir Israel dari Palestina hingga Pager Meledak Dibuat Perusahaan Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 20 September 2024 diawali oleh 14 negara tolak resolusi Majelis Umum PBB agar Israel akhiri pendudukannya di Palestina

Baca Selengkapnya

UNICEF: Eskalasi Israel-Lebanon Berdampak Buruk terhadap Anak-anak

13 jam lalu

UNICEF: Eskalasi Israel-Lebanon Berdampak Buruk terhadap Anak-anak

UNICEF memperingatkan dampak negatif dari eskalasi ketegangan antara Israel dan Lebanon terhadap anak-anak.

Baca Selengkapnya

Ini Negara-negara yang Menolak Resolusi PBB yang Mengusir Israel dari Tanah Palestina

15 jam lalu

Ini Negara-negara yang Menolak Resolusi PBB yang Mengusir Israel dari Tanah Palestina

Sebanyak 14 negara menolak resolusi PBB yang menyerukan agar Israel pergi dari Palestina. Yang menolak diantaranya Argentina, dan Hungaria,

Baca Selengkapnya

Resolusi PBB Mengharuskan Israel Angkat Kaki dari Tanah Palestina

15 jam lalu

Resolusi PBB Mengharuskan Israel Angkat Kaki dari Tanah Palestina

Resolusi PBB menyerukan Israel untuk mengakhiri pendudukannya di wilayah Palestina paling lambat dalam 12 bulan ke depan.

Baca Selengkapnya

Donald Trump: Kaum Yahudi akan Disalahkan Jika Saya Kalah dari Kamala Harris

15 jam lalu

Donald Trump: Kaum Yahudi akan Disalahkan Jika Saya Kalah dari Kamala Harris

Donald Trump mengatakan bahwa para pemilih Yahudi-Amerika akan ikut disalahkan jika ia kalah dalam pilpres dari Kamala Harris

Baca Selengkapnya

NYT: Pager yang Meledak di Lebanon Dibuat oleh Perusahaan Gadungan Israel

16 jam lalu

NYT: Pager yang Meledak di Lebanon Dibuat oleh Perusahaan Gadungan Israel

The New York Times pada Kamis melaporkan bahwa Israel mendirikan perusahaan gadungan untuk memproduksi pager berisi bahan peledak ke Lebanon

Baca Selengkapnya

Olimpiade Catur 2024 Babak ke-8: Tim Catur Putri Indonesia Kalahkan Lebanon, Tim Putra Ditekuk Uruguay

16 jam lalu

Olimpiade Catur 2024 Babak ke-8: Tim Catur Putri Indonesia Kalahkan Lebanon, Tim Putra Ditekuk Uruguay

Olimpiade Catur 2024, di Budapest, Hungaria pada babak ke-8, tim catur putri Indonesia menekuk Lebanon, namun tim putra harus akui keunggulan Uruguay.

Baca Selengkapnya