Rusia Cegah Serangan Drone di Laut Hitam, Ukraina Klaim Temukan Rudal Korea Utara

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Sabtu, 6 Januari 2024 10:34 WIB

Seorang anggota regu bom bekerja di samping sisa-sisa rudal tak dikenal di lokasi di mana bangunan tempat tinggal rusak berat akibat serangan rudal Rusia, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, di pusat Kharkiv, Ukraina 2 Januari 2024. REUTERS/Sofiia Gatilova

TEMPO.CO, Jakarta - Unit pertahanan udara Rusia menjatuhkan rudal dan drone Ukraina dalam serangkaian serangan malam hari di semenanjung Krimea dan bagian barat Laut Hitam, kata Kementerian Pertahanan dalam dua laporan yang dikeluarkan semalam dan Sabtu pagi, 6 Januari 2024.

Laporan awal kementerian di Telegram mengatakan unit pertahanan udara "menggagalkan upaya serangan teroris" dengan mencegat lima drone di Laut Hitam sekitar jam 8 malam.

Laporan kedua mengatakan empat rudal Ukraina dicegat dan dihancurkan pada pukul 00.30 pada hari Sabtu di atas Krimea.

Tidak ada laporan mengenai insiden tersebut dari militer Ukraina, yang tidak secara konsisten mengungkapkan tindakannya di Krimea.

Ukraina baru-baru ini meningkatkan serangan terhadap sasaran Rusia di dalam dan sekitar Krimea.

Ukraina mengatakan pada hari Kamis bahwa angkatan udaranya telah melakukan serangan terhadap pos komando Rusia di dekat kota Sevastopol yang diduduki dan menyerang unit militer dalam serangan terpisah di Krimea.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan unit pertahanan udaranya telah menjatuhkan total 36 drone Ukraina di Krimea pada hari Kamis.

Advertising
Advertising

Rudal Korea Utara

Ukraina mengklaim menemukan bukti bahwa Rusia menggunakan rudal buatan Korea Utara untuk menyerang sasaran di Kyiv.

“Tidak ada lagi penyamaran… sebagai bagian dari perang genosida, Federasi Rusia untuk pertama kalinya menyerang wilayah Ukraina dengan rudal yang diterima dari Korea Utara,” kata pejabat senior Kyiv, Mykhailo Podolyak.

Dia tidak memberikan bukti bahwa rudal tersebut berasal dari Korea Utara. Dalam pernyataannya pada hari Kamis, Washington mengutip data intelijen yang telah dideklasifikasi.

“(Rusia) menyerang warga Ukraina dengan rudal yang diterima dari negara di mana warganya disiksa di kamp konsentrasi karena memiliki radio yang tidak terdaftar, berbicara dengan turis, menonton acara TV,” kata Podolyak.

Kremlin tidak menanggapi permintaan komentar atas pernyataan AS bahwa Rusia telah menembakkan rudal balistik jarak pendek yang dipasok Korea Utara ke Ukraina.

Sebelumnya pada hari Jumat, gubernur wilayah Kharkiv mengatakan rudal yang diproduksi di luar Rusia telah ditembakkan ke provinsi tersebut pada akhir Desember dan awal Januari.

Operator video Reuters merekam dampak serangan udara Rusia di ibu kota wilayah Kharkiv pada 2 Januari, di mana sebuah rudal mendarat di dekat pusat kota, meninggalkan lubang yang dalam dan puing-puing rudal.

Saat diperlihatkan rekaman Reuters untuk ditinjau, Joost Oliemans, seorang peneliti Belanda dan pakar militer Korea Utara, mengatakan sisa-sisa rudal tersebut sepertinya berasal dari Korea Utara.

“(Rekaman) tersebut tampaknya menunjukkan bagian utama dan bagian mesin dari sebuah rudal yang sangat mirip dengan jenis rudal Korea Utara yang telah kita lihat dengan jelas dalam foto-foto tersebut dalam beberapa tahun terakhir," katanya.

Jaksa wilayah Kharkiv mengatakan mereka sedang melakukan penyelidikan terhadap negara asal tiga rudal yang digunakan oleh Rusia untuk menyerang ibu kota provinsi tersebut pada hari Selasa. Pernyataan mereka tidak menyebut nama Korea Utara.

Serangan di kota Kharkiv itu menewaskan dua orang dan melukai 62 orang, kata kantor kejaksaan.

Angkatan Udara Ukraina mengatakan sebelumnya pada hari Jumat bahwa pihaknya belum dapat mengkonfirmasi negara pembuat rudal tersebut.

Meskipun AS tidak menjelaskan secara spesifik jenis rudal apa yang dikirim Pyongyang ke Rusia, juru bicara AS John Kirby mengatakan rudal tersebut memiliki jangkauan sekitar 900 km. Dia merilis grafik yang menunjukkan rudal balistik jarak pendek (SRBM) KN-23 dan KN-25.

Korea Utara telah berada di bawah embargo senjata PBB sejak pertama kali melakukan uji coba bom nuklir pada tahun 2006.

Resolusi Dewan Keamanan PBB – yang disetujui dengan dukungan Rusia – melarang negara-negara memperdagangkan senjata atau peralatan militer lainnya dengan Korea Utara.

Pada bulan November, pihak berwenang Korea Selatan mengatakan Korea Utara mungkin telah memasok SRBM ke Rusia sebagai bagian dari kesepakatan senjata yang lebih besar yang juga mencakup rudal anti-tank dan anti-udara, artileri dan mortir, serta senapan.

Baik Moskow maupun Pyongyang sebelumnya membantah melakukan kesepakatan senjata apa pun, namun tahun lalu berjanji untuk memperdalam hubungan militer.

REUTERS

Pilihan Editor Rapat Kabinet Israel Ricuh, Menteri dan IDF Bersitegang Soal Serangan 7 Oktober

Berita terkait

Adik Kim Jong Un Pastikan Tak ada Transfer Senjata dengan Rusia

19 jam lalu

Adik Kim Jong Un Pastikan Tak ada Transfer Senjata dengan Rusia

Kim Yo Jong adik Kim Jong Un menyangkal tuduhan Amerika Serikat dan Korea Selatan kalau senjata Korea Utara digunakan dalam perang Ukraina

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

1 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

1 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

1 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

2 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

2 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

2 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

4 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya

Korea Utara Dukung Resolusi PBB untuk Keanggotaan Palestina

4 hari lalu

Korea Utara Dukung Resolusi PBB untuk Keanggotaan Palestina

Korea Utara pada Ahad mendukung resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memberikan "hak dan keistimewaan" kepada Palestina

Baca Selengkapnya

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

4 hari lalu

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

Presiden Rusia Vladimir Putin secara mengejutkan mengusulkan Andrei Belousov, seorang sipil ekonom menjadi menteri pertahanan.

Baca Selengkapnya