WHO Ungkap Kengerian di Gaza, Petugas Ditodong Senjata dan Pasien Tewas di Jalan

Rabu, 13 Desember 2023 09:30 WIB

Logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terlihat di dekat kantor pusatnya di Jenewa, Swiss, 2 Februari 2023. REUTERS/Denis Balibouse/File Foto

TEMPO.CO, Jakarta - WHO kembali menyerukan perlindungan layanan kesehatan dan bantuan kemanusiaan di Gaza, menyusul insiden serius dalam misi berisiko tinggi menuju Rumah Sakit Al Ahli di Kota Gaza untuk memindahkan pasien dan mengirimkan pasokan kesehatan.

WHO dalam keterangan resmi pada Selasa, 12 Desember 2023, menyatakan proses pemindahan pasien dan pengiriman pasokan kesehatan mengalami penundaan di pos pemeriksaan militer dan penahanan mitra kesehatan saat menjalankan misi. Selama misi tersebut berlangsung, satu pasien yang dipindahkan dilaporkan meninggal.


WHO menjalankan misi berisiko tinggi tersebut pada Sabtu, 9 Desember 2023, bekerja sama LSM Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) dan Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (UN OCHA). Mereka mendapatkan dukungan dari Departemen Keselamatan dan Keamanan PBB (UNDSS).


Misi itu mengirimkan perlengkapan trauma dan bedah yang cukup untuk merawat 1.500 pasien, dan memindahkan 19 pasien kritis bersama 14 orang pendamping ke Kompleks Medis Nasser di Gaza selatan untuk menerima perawatan lebih baik. Dalam perjalanan ke wilayah utara, konvoi PBB diperiksa di pos pemeriksaan Wadi Gaza, dan crew ambulans harus meninggalkan kendaraan untuk melalui proses identifikasi.

Advertising
Advertising

“Dua staf PRCS ditahan selama lebih dari satu jam, yang semakin menunda misi tersebut. Staf WHO melihat salah satu dari mereka disuruh berlutut di bawah todongan senjata dan kemudian dibawa jauh dari pandangan, di mana dia dilaporkan dilecehkan, dipukuli, ditelanjangi dan digeledah,” demikian pernyataan WHO.


Saat misi memasuki Kota Gaza, truk-truk bantuan yang membawa perbekalan medis dan salah satu ambulans pun terkena tembakan peluru. Bukan hanya staf, pasien kritis di ambulans digeledah oleh tentara bersenjata dalam perjalanan kembali menuju Gaza selatan, dengan membawa para pasien dari Rumah Sakit Al Ahli menuju Kompleks Medis Nasser.



Selanjutnya misi terpaksa meninggalkan satu dari dua staf PCRS yang sebelumnya ditahan, saat dia diinterogasi untuk yang kedua kalinya dalam perjalanan menuju Gaza selatan. PRCS kemudian melaporkan selama proses pemindahan, salah satu pasien yang terluka meninggal karena lukanya yang tidak diobati.


Sementara staf PCRS yang diinterogasi membagikan pengalamannya setelah dibebaskan. Dia menceritakan telah dilecehkan, dipukuli, diancam, pakaiannya dilucuti, dan matanya ditutup. Tangannya diikat ke belakang dan dia diperlakukan dengan cara yang merendahkan dan memalukan. Setelah dibebaskan, ia dibiarkan berjalan ke arah selatan dengan tangan masih terikat di belakang punggung, dan tanpa pakaian atau sepatu.


“Menghalangi ambulans dan menyerang pekerja kemanusiaan dan kesehatan adalah tindakan yang tidak benar. Layanan kesehatan, termasuk ambulans, dilindungi oleh hukum internasional. Mereka harus dihormati dan dilindungi dalam segala keadaan,” ujar WHO dalam pernyataannya, tanpa menyebut siapa yang menyerang.


Selama menjalankan misi kemanusiaan, staf WHO mengaku melihat ratusan orang termasuk perempuan, lansia, laki-laki, dan anak-anak tampak terkejut melihat pekerja bantuan di daerah tersebut, mengingat situasi yang sangat tidak aman. WHO menggambarkan Rumah Sakit Al Ahli berada dalam kondisi kekacauan total dan zona bencana kemanusiaan dengan hanya 40 tempat tidur tersedia — setengah dari kapasitas sebelumnya. Bangunannya pun mengalami kerusakan parah di tengah pembombardiran Israel di Gaza.


Para dokter menyebut situasi di sana di luar kendali ketika mereka menghadapi kekurangan bahan bakar, oksigen, dan pasokan medis penting, serta kekurangan makanan dan air untuk pasien dan diri mereka sendiri. Dengan kapasitas staf kesehatan sangat minim, rumah sakit disebut sangat bergantung pada relawan.


Dokter terpaksa memilah siapa yang menerima perawatan dan siapa yang tidak ketika dihadapkan pada banyaknya jumlah pasien trauma. Mereka menangani banyak kasus serius di koridor rumah sakit, di lantai, di kapel rumah sakit, bahkan di jalanan. Rumah sakit melakukan operasi vaskular dan amputasi sebagai upaya terakhir untuk menyelamatkan nyawa

Sumber: WHO

Pilihan Editor : WNI Relawan MER-C yang Dievakuasi dari Gaza Pulang ke Indonesia

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Menlu Retno: Ada Upaya Sistematis Hambat Bantuan ke Gaza!

26 menit lalu

Menlu Retno: Ada Upaya Sistematis Hambat Bantuan ke Gaza!

Menlu Retno Marsudi menilai bantuan kemanusiaan ini sangat diperlukan masyarakat Gaza saat ini.

Baca Selengkapnya

Sidang Kedua di ICJ, Afrika Selatan: Serangan Israel di Rafah Harus Dihentikan!

3 jam lalu

Sidang Kedua di ICJ, Afrika Selatan: Serangan Israel di Rafah Harus Dihentikan!

Afrika Selatan meminta ICJ untuk mendesak Israel agar segera menarik pasukannya dan menghentikan serangan militer mereka di Kota Rafah, Gaza

Baca Selengkapnya

Setelah Perang Gaza Usai, Apa Sebenarnya Rencana Netanyahu?

3 jam lalu

Setelah Perang Gaza Usai, Apa Sebenarnya Rencana Netanyahu?

Ketika Israel terus mengebom Gaza, banyak pertanyaan tentang kapan Israel akan berhenti dan apa yang akan dilakukan Netanyahu selanjutnya.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Rencana Arab untuk Palestina hingga Surat Orang Tua Tentara Israel

7 jam lalu

Top 3 Dunia: Rencana Arab untuk Palestina hingga Surat Orang Tua Tentara Israel

Top 3 dunia adalah rencana negara-negara Arab terhadap Palestina, para orang tua tentara Israel mengirim surat dan ancaman 5 negara ke ICJ.

Baca Selengkapnya

Posisi Joe Biden Melemah dalam Jajak Pendapat, Apa Sebabnya?

16 jam lalu

Posisi Joe Biden Melemah dalam Jajak Pendapat, Apa Sebabnya?

Cara Biden menangani isu Gaza menjadi penentu penting untuk suara pemilu nanti.

Baca Selengkapnya

Orang Tua 900 Tentara Israel Desak Menhan Hentikan Serangan ke Rafah: Ini Jebakan Maut!

19 jam lalu

Orang Tua 900 Tentara Israel Desak Menhan Hentikan Serangan ke Rafah: Ini Jebakan Maut!

Orang tua dari lebih 900 tentara Israel yang bertugas di Gaza telah menulis surat yang mendesak militer Israel untuk membatalkan serangan di Rafah

Baca Selengkapnya

5 Tentara Israel Tewas di Gaza, Tertembak Tank Teman

20 jam lalu

5 Tentara Israel Tewas di Gaza, Tertembak Tank Teman

Militer Israel mengatakan lima tentara Israel tewas tertembak tank mereka sendiri di Jabalia.

Baca Selengkapnya

Ini Rencana Besar Negara-negara Arab untuk Palestina Pascaperang

21 jam lalu

Ini Rencana Besar Negara-negara Arab untuk Palestina Pascaperang

Negara-negara Arab berkumpul membahas masa depan Palestina pascaperang.

Baca Selengkapnya

Pengungsi Palestina Terlunta-lunta, PMI akan Kirim Bantuan 500 Unit Tenda ke Gaza

22 jam lalu

Pengungsi Palestina Terlunta-lunta, PMI akan Kirim Bantuan 500 Unit Tenda ke Gaza

Sekretaris Jenderal PMI menyatakan akan terus mengirim bantuan kemanusiaan ke Gaza, Palestina, termasuk 500 unit tenda yang bakal dikirim pekan ini

Baca Selengkapnya

Pertama Kali, Staf Yahudi Biden Mundur Memprotes Dukungan AS terhadap Israel di Gaza

1 hari lalu

Pertama Kali, Staf Yahudi Biden Mundur Memprotes Dukungan AS terhadap Israel di Gaza

Lily Greenberg Call, seorang staf Yahudi di Departemen Dalam Negeri AS, menuduh Biden memberikan dukungan bagi "bencana" serangan Israel di Gaza

Baca Selengkapnya