Seburuk Apa Perlakuan Israel terhadap Tahanan Palestina? Remaja Ini Mengungkapnya

Reporter

Editor

Ida Rosdalina

Senin, 4 Desember 2023 08:00 WIB

Mohammad Nazal, remaja Palestina 18 tahun yang mengaku disiksa di dalam tahanan Israel. Tahaqaq.ps

TEMPO.CO, Jakarta - Para pejabat Israel tidak senang ketika Mohammed Nazal, seorang warga Palestina berusia 18 tahun, menggambarkan penderitaannya di penjara-penjara Israel setelah dibebaskan sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata dengan Hamas pekan lalu.

Remaja dari kota Qabatiya di Tepi Barat yang diduduki itu mengatakan kepada media Arab dan Barat bagaimana dia dipukuli dan tidak diberi bantuan medis, namun hal ini dibantah oleh pihak berwenang Israel yang mencoba menggambarkannya sebagai pembohong.

Kesaksian dan catatan medisnya kini telah diverifikasi oleh lembaga pengecekan fakta, memberikan bukti lebih lanjut tentang penganiayaan brutal yang diderita warga Palestina di penjara-penjara Israel yang semakin memburuk sejak perang Hamas vs Israel dimulai pada 7 Oktober.

Apa yang Dikatakan Nazal?

Ditangkap pada Agustus dan ditahan tanpa tuduhan, Nazal termasuk di antara lebih dari 100 warga Palestina yang ditahan di penjara Israel – banyak di antaranya secara sewenang-wenang – dan dibebaskan sebagai bagian dari gencatan senjata selama seminggu yang berakhir pada Jumat.

Advertising
Advertising

Setelah dibebaskan, ia diwawancarai oleh berbagai outlet berita, termasuk Al Jazeera, untuk membahas pengalamannya di penjara Israel. Dia mengatakan penjaga penjara menjadi lebih kejam setelah perang dimulai.

“Dia terus memukuliku selama delapan menit dengan tongkat dan tanpa peduli di mana tongkat itu mendarat,” katanya kepada Al Jazeera tentang bagaimana seorang penjaga penjara Israel menyiksanya.

“Aku melindungi kepalaku. Tongkat itu diarahkan ke sini, ke kepalaku, tapi tangankulah yang menerima pukulannya.”

Gambar-gambar Nazal dengan kedua tangan dibalut perban – dan kisahnya tentang cobaan berat tersebut – menjadi viral. Ia mengatakan kedua tangannya mengalami patah tulang dan beberapa jari di kedua tangannya patah. Dia mungkin memerlukan operasi dalam perjalanan menuju pemulihan.

Nazal mengatakan dia “sakit di lantai selama seminggu” di penjara setelah pemukulan tersebut, namun tidak diberikan bantuan medis sebelum pembebasannya dijamin melalui pertukaran sandera.

Apa yang Dikatakan Israel?

Nazal baru bisa menceritakan pengalamannya setelah ia dipersatukan dengan keluarganya oleh Palang Merah.

Namun setelah pernyataannya tersebar, para pejabat Israel langsung mengambil tindakan.

Ofir Gendelman, seorang pejabat media di kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, merilis sebuah video yang menunjukkan tangan Nazal tidak dibalut saat menaiki bus Palang Merah.

Itu, katanya, berarti tangannya “baik-baik saja”. Dan dia mengklaim ini menunjukkan betapa orang-orang Palestina berbohong tentang apa yang terjadi di penjara-penjara Israel.

Hal ini terjadi ketika taktik propaganda Israel dan klaim tidak berdasar telah berulang kali diungkapkan kepada publik selama perang.

Berita terkait

Bertahan selama Perang Gaza, Yahya Sinwar Menjadi Simbol Kegagalan Israel

1 hari lalu

Bertahan selama Perang Gaza, Yahya Sinwar Menjadi Simbol Kegagalan Israel

Menurut lawan dan musuhnya, Yahya Sinwar telah muncul tidak hanya sebagai pemimpin yang berkemauan keras, namun juga sebagai negosiator yang cerdik.

Baca Selengkapnya

Recep Tayyip Erdogan Menilai Amerika Serikat dan Eropa Masih Kurang Tegas terhadap Israel

1 hari lalu

Recep Tayyip Erdogan Menilai Amerika Serikat dan Eropa Masih Kurang Tegas terhadap Israel

Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan mengkritik respons Amerika Serikat dan Eropa masih kurang tegas terhadap Israel.

Baca Selengkapnya

Televisi Belgia Boikot Kontestan Israel di Eurovision

2 hari lalu

Televisi Belgia Boikot Kontestan Israel di Eurovision

Stasiun televisi Belgia VRT menghentikan siaran kontes lagu Eurovision untuk mengutuk pelanggaran hak asasi manusia oleh Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Whistleblower Israel Ungkap Penyiksaan Tahanan Palestina dari Gaza di Penjara Negev

3 hari lalu

Whistleblower Israel Ungkap Penyiksaan Tahanan Palestina dari Gaza di Penjara Negev

Para pengungkap fakta atau whistleblower Israel mengungkapkan kondisi tahanan Palestina di sebuah pangkalan militer yang digunakan sebagai penjara

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia; Kesepakatan Gencatan Senjata Israel-Hamas Gagal Lagi

3 hari lalu

Top 3 Dunia; Kesepakatan Gencatan Senjata Israel-Hamas Gagal Lagi

Top 3 dunia pada 10 Mei 2024 didominasi berita soal perang Gaza, di mana kesepakatan gencatan senjata lagi-lagi gagal tercapai.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Yakin Menyerang Rafah Tak Akan Membuat Kemajuan Apapun

3 hari lalu

Gedung Putih Yakin Menyerang Rafah Tak Akan Membuat Kemajuan Apapun

Joe Biden sangat yakin operasi militer di Rafah oleh tentara Israel tidak akan membuat kemajuan apapun dalam memerangi kelompok Hamas

Baca Selengkapnya

Perundingan Gencatan Senjata Gagal, Israel Lancarkan Serangan ke Rafah Timur

4 hari lalu

Perundingan Gencatan Senjata Gagal, Israel Lancarkan Serangan ke Rafah Timur

Israel menyerang Rafah timur ketika perundingan gencatan senjata dengan Hamas tak kunjung mencapai kesepakatan.

Baca Selengkapnya

Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza Gagal, Hamas: Kendali Kini di Tangan Israel

4 hari lalu

Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza Gagal, Hamas: Kendali Kini di Tangan Israel

Delegasi Hamas telah meninggalkan Kairo setelah perundingan gencatan senjata dengan Israel gagal

Baca Selengkapnya

Mengapa Netanyahu Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas?

5 hari lalu

Mengapa Netanyahu Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas?

Israel menolak gencatan senjata dan melancarkan operasi di Rafah, sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa perang di Gaza akan berlarut-larut.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

6 hari lalu

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 7 Mei 2024 diawali oleh kabar Ketua Umum PMI Jusuf Kalla meminta kelompok Palestina Hamas untuk bersatu dengan Fatah

Baca Selengkapnya