Legislator AS Gelar Mogok Makan di Gedung Putih, Desak Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Reporter

Tempo.co

Selasa, 28 November 2023 16:46 WIB

Rintik hujan saat Badai Ida menerjang Gedung Putih di Washington, AS, 1 September 2021. Diketahui, Korban jiwa akibat badai Ida, di empat negara bagian di timur laut Amerika Serikat bertambah menjadi 44 orang. REUTERS/Tom Brenner

TEMPO.CO, Jakarta - Sekelompok legislator negara bagian Amerika Serikat, aktivis dan aktor melancarkan mogok makan selama lima hari mulai Senin di luar Gedung Putih. Aksi ini sebagai seruan gencatan senjata permanen di Gaza.

Di antara para peserta yang duduk di depan Gedung Putih adalah aktor Cynthia Nixon, legislator negara bagian dari New York dan Delaware, serta aktivis dari berbagai organisasi seperti Kampanye AS untuk Hak-Hak Palestina (USCPR) dan Suara Yahudi untuk Perdamaian (JVP) juga para pemimpin Muslim, Yahudi dan sekutunya.

Nixon, seorang aktor Amerika, mengatakan seminggu setelah Thanksgiving, hari libur penting di AS, perhatian orang-orang menjadi terganggu dan tidak fokus karena liburan Natal yang akan datang pada Desember.

Dia menyatakan keprihatinannya bahwa di tengah gangguan ini, momentum yang dibangun untuk menghentikan pengeboman dan pembunuhan di Gaza, baik di AS maupun secara global, mungkin akan hilang.

“Dan kami melakukan mogok makan sebagai cara untuk menegaskan bahwa ya, warga Palestina memang dibom dan dibunuh, tapi mereka juga kelaparan, dan banyak dari mereka berada di ambang kelaparan,” katanya kepada Anadolu.

Advertising
Advertising

Nixon mengatakan 70 persen dari lebih 15.000 warga Palestina yang terbunuh dalam tujuh minggu terakhir adalah perempuan dan anak-anak, dan menyebutnya “belum pernah terjadi sebelumnya.”

“Jumlah ini lebih banyak dibandingkan jumlah korban tewas yang dilakukan AS dan sekutunya selama 20 tahun perang di Afghanistan,” katanya.

Aksi itu terjadi ketika Qatar mengumumkan perpanjangan jeda kemanusiaan sementara di Gaza antara Israel dan kelompok Palestina Hamas selama dua hari tambahan.

Namun, mereka yang menghadiri aksi mogok makan di depan Gedung Putih berpendapat bahwa gencatan senjata perlu bersifat “permanen.”

Perwakilan Negara Bagian New York Zohran Mamdani mengatakan kepada Anadolu bahwa meskipun ia menyambut baik perpanjangan jeda tersebut, namun hal ini perlu bersifat permanen.

“Ini perlu menjadi gencatan senjata,” katanya.

“Dunia yang kita perjuangkan adalah dunia dimana setiap keluarga bersatu. Dan satu-satunya cara kita bisa mencapainya adalah melalui gencatan senjata. Bukan melalui pengeboman, bukan pula melalui perang,” katanya.

Mengenai pesan mogok makan tersebut, Mamdani berkata, “Pesan yang saya sampaikan adalah kepada Presiden (Joe) Biden, untuk menyerukan kepadanya agar menuntut gencatan senjata segera.”

“Ini adalah pesan yang didasarkan pada harapan saya untuk menyelamatkan nyawa, karena apa yang kita lihat selama tujuh minggu terakhir adalah 15.000 warga Palestina dibunuh oleh Israel,” katanya.

“Kami di sini membuat diri kami kelaparan selama lima hari untuk memberikan sedikit pencerahan mengenai penderitaan yang dialami warga Palestina karena kebijakan presiden kami,” ia menegaskan.

Menurut jajak pendapat Reuters/Ipsos yang dirilis pada 15 November, 68 persen pemilih Amerika mendukung gencatan senjata di Gaza, dan mengatakan bahwa "Israel harus melakukan gencatan senjata dan mencoba melakukan negosiasi."

Menurut otoritas kesehatan Gaza, setidaknya lebih dari 15.000 warga Palestina tewas akibat pengeboman Israel sejak kampanye militer besar-besaran di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober.

Jumlah korban tewas mencakup 6.150 anak dan 4.000 perempuan, ditambah lagi jumlah jasad yang berserakan di jalan-jalan.

Menurut pernyataan kantor tersebut, ada sekitar 7.000 orang hilang di bawah reruntuhan, termasuk 4.700 anak dan perempuan.

Disebutkan pula bahwa dari jumlah korban tewas, terdapat 207 staf medis, 26 anggota tim penyelamat pertahanan sipil dan 70 jurnalis.

Otoritas Gaza juga menyebutkan bahwa lebih dari 36.000 warga Palestina lainnya juga terluka, dengan 75 persen di antaranya adalah anak-anak dan perempuan.

Sementara itu, hampir 50.000 unit rumah hancur total dan 240.000 unit rumah lainnya rusak parah. Total 88 masjid juga hancur lebur dan 174 lainnya hancur sebagian akibat pemboman Israel di seluruh wilayah Gaza, selain tiga gereja yang menjadi sasaran Israel.

Sumaya Awad, seorang aktivis, penulis dan direktur strategi dan komunikasi di Adalah Justice Project, mengatakan pemerintahan Biden tidak mendengarkan apa yang dikatakan mayoritas warga Amerika.

“Jajak pendapat demi jajak pendapat menunjukkan bahwa sebagian besar warga Amerika dari berbagai partai mendukung gencatan senjata,” katanya, seraya menambahkan bahwa mereka ingin pemerintah AS menyerukan gencatan senjata permanen.

“Alasan kami melakukan mogok makan, dan menggunakan taktik ini, adalah karena kami merasa dia tidak mendengarkan ratusan ribu warga Amerika yang melakukan berbagai jenis protes di seluruh negeri,” dia menambahkan.

Pilihan Editor: Warga Gaza Manfaatkan Jeda Kemanusiaan dengan Wisata ke Pantai

AL JAZEERA | ANADOLU

Berita terkait

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

45 menit lalu

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

Putin dan Xi Jinping sepakat memperdalam kemitraan strategis mereka sekaligus mengecam Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Posisi Joe Biden Melemah dalam Jajak Pendapat, Apa Sebabnya?

3 jam lalu

Posisi Joe Biden Melemah dalam Jajak Pendapat, Apa Sebabnya?

Cara Biden menangani isu Gaza menjadi penentu penting untuk suara pemilu nanti.

Baca Selengkapnya

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

3 jam lalu

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

Seorang anggota Kongres AS mendorong resolusi yang mengakui peristiwa Nakba dan hak pengungsi Palestina.

Baca Selengkapnya

Orang Tua 900 Tentara Israel Desak Menhan Hentikan Serangan ke Rafah: Ini Jebakan Maut!

6 jam lalu

Orang Tua 900 Tentara Israel Desak Menhan Hentikan Serangan ke Rafah: Ini Jebakan Maut!

Orang tua dari lebih 900 tentara Israel yang bertugas di Gaza telah menulis surat yang mendesak militer Israel untuk membatalkan serangan di Rafah

Baca Selengkapnya

5 Tentara Israel Tewas di Gaza, Tertembak Tank Teman

6 jam lalu

5 Tentara Israel Tewas di Gaza, Tertembak Tank Teman

Militer Israel mengatakan lima tentara Israel tewas tertembak tank mereka sendiri di Jabalia.

Baca Selengkapnya

Ini Rencana Besar Negara-negara Arab untuk Palestina Pascaperang

7 jam lalu

Ini Rencana Besar Negara-negara Arab untuk Palestina Pascaperang

Negara-negara Arab berkumpul membahas masa depan Palestina pascaperang.

Baca Selengkapnya

Pengungsi Palestina Terlunta-lunta, PMI akan Kirim Bantuan 500 Unit Tenda ke Gaza

8 jam lalu

Pengungsi Palestina Terlunta-lunta, PMI akan Kirim Bantuan 500 Unit Tenda ke Gaza

Sekretaris Jenderal PMI menyatakan akan terus mengirim bantuan kemanusiaan ke Gaza, Palestina, termasuk 500 unit tenda yang bakal dikirim pekan ini

Baca Selengkapnya

Biden dan Trump Sepakati Dua Sesi Debat Calon Presiden AS

10 jam lalu

Biden dan Trump Sepakati Dua Sesi Debat Calon Presiden AS

Biden dan mantan presiden Donald Trump sepakat untuk menggelar dua debat kampanye pada Juni dan September dalam pemilihan presiden AS tahun ini

Baca Selengkapnya

Pertama Kali, Staf Yahudi Biden Mundur Memprotes Dukungan AS terhadap Israel di Gaza

11 jam lalu

Pertama Kali, Staf Yahudi Biden Mundur Memprotes Dukungan AS terhadap Israel di Gaza

Lily Greenberg Call, seorang staf Yahudi di Departemen Dalam Negeri AS, menuduh Biden memberikan dukungan bagi "bencana" serangan Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

9 WNI Relawan MER-C Tertahan Keluar dari Jalur Gaza

12 jam lalu

9 WNI Relawan MER-C Tertahan Keluar dari Jalur Gaza

Sembilan orang relawan medis MER-C tertahan ketika berupaya keluar dari Jalur Gaza lewat perbatasan Rafah.

Baca Selengkapnya