Peraih Nobel Perdamaian, Narges Mohammadi, Mogok Makan

Reporter

Tempo.co

Editor

Ida Rosdalina

Selasa, 7 November 2023 11:14 WIB

Aktivis hak asasi manusia Iran dan wakil presiden Pusat Pembela Hak Asasi Manusia (DHRC) Narges Mohammadi berpose dalam foto selebaran tak bertanggal. Menurut Panitia Nobel dalam cuitan di X, dulu dikenal sebagai Twitter, Mohammadi ditangkap rezim Iran 13 kali, didakwa lima kali dan dihukum total 31 tahun penjara serta 154 hukum cambuk. Mohammadi family archive photos/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian asal Iran, Narges Mohammadi, yang dipenjarakan, mulai melakukan mogok makan pada Senin, 6 November 2023, sebagai protes terhadap apa yang disebutnya sebagai kegagalan penjara dalam memberinya akses terhadap perawatan medis, kantor berita aktivis HRANA melaporkan.

Advokat hak-hak perempuan memenangkan penghargaan tersebut pada 6 Oktober dalam sebuah teguran kepada para pemimpin teokratis Teheran, yang menuduh komite Nobel ikut campur dan mempolitisasi isu hak asasi manusia.

HRANA mengatakan pihak berwenang tidak mengizinkan perempuan berusia 51 tahun itu pergi ke rumah sakit untuk perawatan jantung dan paru-paru minggu lalu karena dia menolak mengenakan hijab wajib saat kunjungan tersebut. Kantor berita tersebut tidak menyebutkan sumbernya.

Komite Nobel Norwegia pada Senin mendesak pemerintah Iran untuk memberikan bantuan medis yang dibutuhkan Mohammadi.

“Persyaratan bahwa narapidana perempuan harus mengenakan hijab agar bisa dirawat di rumah sakit, tidak manusiawi dan tidak dapat diterima secara moral,” kata komite tersebut.

Advertising
Advertising

Pengadilan Iran tidak segera menanggapi permintaan komentar Reuters.

“Mohammadi melakukan mogok makan untuk memprotes kegagalan pihak berwenang memenuhi tuntutannya, termasuk penolakan mereka untuk memindahkannya ke rumah sakit spesialis,” HRANA melaporkan.

“Perampasan ini berlanjut atas perintah otoritas penjara,” tambah HRANA.

Pada tanggal 29 dan 30 Oktober, Mohammadi dan sekelompok wanita yang ditahan di penjara Evin Iran memprotes penolakan otoritas penjara untuk mengirim Mohammadi ke rumah sakit untuk perawatan, menurut pernyataan keluarga Mohammadi yang dikirim ke Reuters.

"Dia bersedia mempertaruhkan nyawanya dengan tidak mengenakan 'hijab yang dipaksakan' bahkan untuk perawatan medis," kata pernyataan tanggal 1 November, yang ditulis sebelum pengumuman Senin mengenai mogok makan yang dilakukan peraih Nobel tersebut.

Mohammadi telah ditangkap lebih dari belasan kali dalam hidupnya dan ini adalah ketiga kalinya dia dipenjara di penjara Evin sejak 2012.

Dia menjalani beberapa hukuman sekitar 12 tahun penjara atas tuduhan termasuk menyebarkan propaganda melawan Republik Islam.

“Kami prihatin dengan kondisi fisik dan kesehatan Narges Mohammadi,” tulis kampanye Free Narges Mohammadi di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.

REUTERS

Pilihan Editor: AS Persenjatai Israel, Berencana Transfer Bom Presisi Senilai Rp 4,9T

Berita terkait

Penggunaan Alat Sadap oleh Lembaga Negara Berpotensi Melanggar Hak Asasi Manusia

1 hari lalu

Penggunaan Alat Sadap oleh Lembaga Negara Berpotensi Melanggar Hak Asasi Manusia

Penggunaan alat sadap oleh sejumlah lembaga negara antara lain Polri, Kejaksaan Agung, KPK, berpotensi melanggar HAM.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

5 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Civitas Academica Universitas di Iran Adakan Unjuk Rasa Pro-Palestina

9 hari lalu

Civitas Academica Universitas di Iran Adakan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Para mahasiswa, dosen dan staf di berbagai universitas di Iran mengadakan unjuk rasa pro-Palestina di masing-masing kampus.

Baca Selengkapnya

Alasan Militer Korea Selatan Bakal Larang Penggunaan iPhone dan Apple Watch

12 hari lalu

Alasan Militer Korea Selatan Bakal Larang Penggunaan iPhone dan Apple Watch

Militer Korea Selatan melarang anggotanya menggunakan iPhone bahkan Apple Watch. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

17 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Universitas di Amerika Serikat Batalkan Pidato Wisuda Lulusan Berprestasi yang Pro-Palestina

22 hari lalu

Universitas di Amerika Serikat Batalkan Pidato Wisuda Lulusan Berprestasi yang Pro-Palestina

University of Southern California (USC) di Amerika Serikat membatalkan pidato wisuda oleh seorang mahasiswi berprestasi pro-Palestina dengan alasan keamanan.

Baca Selengkapnya

TNI Sebut OPM Lakukan Pelanggaran HAM Berat, Bagaimana Kategorinya Berdasar UU HAM?

23 hari lalu

TNI Sebut OPM Lakukan Pelanggaran HAM Berat, Bagaimana Kategorinya Berdasar UU HAM?

TNI sebut pembunuhan oleh OPM terhadap Danramil Aradide sebagai pelanggaran HAM berat. Bagaimana kategori jenis pelanggaran HAM berat sesuai UU HAM?

Baca Selengkapnya

Lonjakan Wisatawan Buat Warga Kepulauan Canary Protes Mogok Makan, Profil Kepulauan di Spanyol Itu

25 hari lalu

Lonjakan Wisatawan Buat Warga Kepulauan Canary Protes Mogok Makan, Profil Kepulauan di Spanyol Itu

Warga Kepulauan Canary lakukan mogok makan akibat membludaknya turis. Begini profil Kepulauan Canary di wilayah Spanyol.

Baca Selengkapnya

Warga Kepulauan Canary Mogok Makan Justru karena Wisatawan Membludak, Ini Alasannya

25 hari lalu

Warga Kepulauan Canary Mogok Makan Justru karena Wisatawan Membludak, Ini Alasannya

Warga Kepulauan Canary, Spanyol melakukan mogok makan justru saat terjadi lonjakan wisatawan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Eks Wapres Ekuador Coba Bunuh Diri dan Mogok Makan, Protes Ditangkap Korupsi

28 hari lalu

Eks Wapres Ekuador Coba Bunuh Diri dan Mogok Makan, Protes Ditangkap Korupsi

Mantan Wakil Presiden Ekuador dilaporkan mencoba bunuh diri dan sedang mogok makan untuk memprotes penangkapannya.

Baca Selengkapnya