Hancur Dibom Israel, Berikut Profil Rumah Sakit Al Ahli di Gaza Palestina
Reporter
Mutiara Roudhatul Jannah
Editor
S. Dian Andryanto
Minggu, 22 Oktober 2023 19:01 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pada 17 Oktober 2023, tepat malam hari setelah sebelas hari serangan Hamas ke wilayah Israel, terdapat laporan tentang ledakan besar di Rumah Sakit Al Ahli di Gaza. Rumah sakit ini disebvut juga Al-Ma'amadani di Kota Gaza yang terkena serangan roket.
Dilansir dari IDF, Hamas, sebuah organisasi yang disebut sebagai organisasi teroris oleh Australia, Kanada, Uni Eropa, Israel, Jepang, Paraguay, Inggris, dan Amerika Serikat langsung mengklaim bahwa rumah sakit tersebut telah menjadi sasaran Angkatan Udara Israel (IAF). Kementerian Kesehatan Hamas segera menyatakan lebih dari 500 orang tewas dan banyak lagi yang terluka.
Konflik ini dimulai pada 7 Oktober ketika Hamas memulai Operasi Banjir Al-Aqsa – sebuah serangan mendadak yang mencakup serangkaian peluncuran roket dan infiltrasi ke Israel melalui darat, laut, dan udara.Hamas mengatakan serangan itu merupakan pembalasan atas penyerbuan Masjid Al-Aqsa dan meningkatnya kekerasan yang dilakukan pemukim Israel.
Militer Israel kemudian melancarkan Operasi Pedang Besi terhadap sasaran Hamas di Jalur Gaza. Setidaknya 3.478 warga Palestina telah terbunuh. Korban tewas di Israel mencapai lebih dari 1.400 orang.
Indonesia sendiri juga mengutuk serangan Israel tersebut. Dilansir dari laman Setkab RI, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengutuk serangan di Gaza, Palestina.
“Indonesia mengutuk serangan di Gaza yang mengakibatkan penderitaan rakyat dan semakin banyaknya korban sipil, termasuk perempuan dan anak-anak,” kata Jokowi dalam keterangannya saat kunjungan kerjanya di Riyadh, Arab Saudi.
Indonesia, lanjut Presiden, juga mengutuk serangan Israel terhadap Rumah Sakit Baptis Al-Ahli yang melanggar hukum kemanusiaan internasional. Simak profil Rumah Sakit Al Ahli di Gaza berikut.
Rumah Sakit Al Ahli Gaza merawat lebih dari 45.000 pasien setiap tahunnya
Rumah Sakit Al Ahli berada di pusat Kota Gaza dan merawat lebih dari 45.000 pasien setiap tahunnya. Tempat ini layaknya surga perdamaian dan harapan di tengah salah satu wilayah paling bermasalah di dunia. Adanya pembatasan pergerakan dan impor menyebabkan Rumah Sakit Al Ahli seringkali tidak mempunyai obat-obatan dasar dan kehidupan menjadi lebih tertekan dengan terbatasnya pasokan listrik, makanan, air, bahan bakar dan personel.
Selain fasilitas rumah sakitnya, Al Ahli juga menyediakan klinik keliling gratis ke desa-desa di seluruh Gaza dan menawarkan dukungan khusus untuk berbagai kelompok masyarakat seperti klinik gratis untuk wanita lanjut usia, perawatan gratis untuk luka bakar dan anak-anak yang kekurangan berat badan atau gizi buruk, program skrining untuk deteksi dini penyakit, seperti kanker payudara di kalangan wanita dan dukungan psikososial yang banyak dibutuhkan.
Rumah sakit ini juga bermitra dengan organisasi masyarakat untuk memberikan pelatihan yang sangat dibutuhkan bagi masyarakat lokal dalam bidang konseling, pekerjaan sosial, pertolongan pertama dasar dan bantuan medis, dan menjalankan program pelatihan mereka sendiri untuk remaja lulusan dan sarjana.
Bahkan, saat musim panas pada 2014 di Gaza, rumah sakit tersebut membuka pintunya bagi anggota keluarga korban luka yang putus asa dan mencari perlindungan, dengan menyediakan makanan, tempat tidur dan dukungan, juga mempekerjakan staf tambahan untuk menanggapi kebutuhan yang sangat besar.
Mereka pun berhasil menjaga rumah sakit tetap buka 24 jam sehari untuk memberikan perawatan darurat penting yang diperlukan. Tim bedah menangani cedera dan trauma akibat ledakan, termasuk cedera perut, cedera tulang dan dada, serta berbagai jenis luka bakar. Rata-rata, mereka menangani 45 kasus luka bakar parah setiap hari akibat perang, dan 50 persen di antaranya adalah anak-anak.
Pilihan Editor: Sebut Pengeboman Rumah Sakit Gaza Kejahatan Perang, Rusia: AS Paling Bertanggung Jawab