Turki Tahan 145 Orang Terkait Partai Pekerja Kurdistan Pasca-Serangan Bom Ankara

Reporter

Tempo.co

Editor

Ida Rosdalina

Selasa, 3 Oktober 2023 20:48 WIB

Seorang ahli penjinak bom bekerja di lokasi kejadian setelah terjadinya serangan bom di Ankara, Turki 1 Oktober 2023. REUTERS/Cagla Gurdogan

TEMPO.CO, Jakarta - Polisi Turki menahan sekitar 145 orang di seluruh negeri semalam yang dicurigai memiliki hubungan dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang, media pemerintah melaporkan pada Selasa, 3 Oktober 2023, dua hari setelah serangan bom di Ankara yang diklaim dilakukan oleh kelompok militan tersebut, demikian dilaporkan Reuters.

Pada Minggu, dua penyerang meledakkan bom di dekat gedung-gedung pemerintah di Ankara, menewaskan mereka berdua dan melukai dua petugas polisi. Kelompok militan terlarang Partai Pekerja Kurdistan (PKK) mengaku bertanggung jawab.

Turki kemudian melancarkan serangan udara terhadap sasaran-sasaran militan di Irak utara dan menahan para tersangka di Istanbul semalaman, beberapa jam setelah PKK menyatakan bertanggung jawab.

Operasi polisi terbaru dipusatkan di provinsi Sanliurfa, tenggara Turki.

Empat ratus enam puluh enam operasi telah dilakukan terhadap “unit intelijen” kelompok militan Kurdi PKK di seluruh negeri, kata Menteri Dalam Negeri Turki Ali Yerlikaya di platform media sosial X pada Selasa. Lima puluh lima tersangka telah ditahan di 16 provinsi, tambahnya.

Advertising
Advertising

Yerlikaya mengatakan, 928 orang ditangkap karena memiliki senjata ilegal, sementara 67 lainnya ditahan karena dicurigai memiliki hubungan dengan PKK. Sekitar 13.400 personel keamanan ambil bagian dalam operasi tersebut, dan lebih dari 1.000 senjata ilegal disita.

Sinem Koseoglu dari Al Jazeera mengatakan pasukan keamanan bertujuan untuk menahan sebanyak mungkin tersangka dalam operasi tersebut.

“Ini tidak berarti bahwa semua orang akan ditangkap. Ini baru penahanan pertama,” jelasnya, melaporkan dari Istanbul.

Koseoglu mengatakan cakupan operasi menunjukkan polisi semakin intensif mengumpulkan informasi terhadap tersangka PKK.

Dia menambahkan bahwa pusat penggerebekan pada Selasa adalah Sanliurfa, sebuah kota besar di tenggara yang berbatasan dengan Suriah.

Serangan Bom Ankara

PKK telah memimpin pemberontakan bersenjata selama puluhan tahun di Turki dan dianggap sebagai organisasi “teroris” oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Puluhan ribu orang telah tewas sejak dimulainya konflik pada 1984.

Pada Minggu, seorang pengebom bunuh diri meledakkan alat peledak di dekat pintu masuk Kementerian Dalam Negeri Turki, beberapa jam sebelum Presiden Recep Tayyip Erdogan dijadwalkan berpidato di depan parlemen saat kembali dari reses musim panas.

Pria bersenjata kedua tewas dalam baku tembak dengan polisi. Dua petugas polisi terluka ringan dalam serangan itu.

Para tersangka tiba di lokasi kejadian dengan menggunakan kendaraan yang mereka sita dari seorang dokter hewan di kota Kayseri, Turki tengah, setelah menembak kepalanya, kata para pejabat.

PKK mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, menurut situs berita yang dekat dengan kelompok tersebut, sementara pihak berwenang Turki mengidentifikasi salah satu penyerang sebagai anggota PKK.

Beberapa jam kemudian, pesawat-pesawat tempur Turki melakukan serangan terhadap situs-situs yang diduga milik PKK di Irak utara, yang merupakan basis kepemimpinan kelompok tersebut.

REUTERS | AL JAZEERA

Pilihan Editor: Hadiah Nobel Kedokteran 2023 untuk Penemu Vaksin Covid-19

Berita terkait

Setelah Hagia Sophia, Erdogan Kembali Ubah Bekas Gereja Menjadi Masjid

2 hari lalu

Setelah Hagia Sophia, Erdogan Kembali Ubah Bekas Gereja Menjadi Masjid

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin meresmikan masjid yang diubah dari gereja Ortodoks Yunani kuno di Istanbul

Baca Selengkapnya

Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

15 hari lalu

Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

Qatar menyatakan tetap berkomitmen dalam upaya memediasi gencatan senjata antara Hamas dan Israel.

Baca Selengkapnya

Erdogan Bertemu Ismail Haniyeh, Israel Mengecam

18 hari lalu

Erdogan Bertemu Ismail Haniyeh, Israel Mengecam

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah berusaha untuk menjadi penengah dalam konflik Gaza yang telah mengguncang Timur Tengah sejak 7 Oktober.

Baca Selengkapnya

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

21 hari lalu

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

Recep Tayyip Erdogan kembali menyamakan Israel dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler.

Baca Selengkapnya

Erdogan Telepon Prabowo: Beri Selamat Menang Pilpres hingga Ucapan Idul Fitri

30 hari lalu

Erdogan Telepon Prabowo: Beri Selamat Menang Pilpres hingga Ucapan Idul Fitri

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memberikan ucapan selamat kepada Prabowo Subianto via sambungan telepon.

Baca Selengkapnya

Divonis 7 Bulan Penjara, Kuasa Hukum: Hari Ini Terakhir Masa Penahanan Dito Mahendra

35 hari lalu

Divonis 7 Bulan Penjara, Kuasa Hukum: Hari Ini Terakhir Masa Penahanan Dito Mahendra

Dito Mahendra terjerat dalam kasus kepemilikan senjata api ilegal. Karena kasus ini dia divonis tujuh bulan penjara.

Baca Selengkapnya

Kenapa Erdogan Kalah Telak Di Pemilu Turki?

36 hari lalu

Kenapa Erdogan Kalah Telak Di Pemilu Turki?

Para analis menilai penyebab Erdogan dan partainya bisa kalah karena faktor tekanan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Kalahkan Erdogan, Ini Profil Walikota Istanbul Ekrem Imamoglu yang Bekas Pedagang Bakso

36 hari lalu

Kalahkan Erdogan, Ini Profil Walikota Istanbul Ekrem Imamoglu yang Bekas Pedagang Bakso

Walikota Istanbul Ekrem Imamoglu disebut sebagai pesaing kuat Erdogan di masa depan. Siapa dia?

Baca Selengkapnya

Erdogan Kalah, 5 Hal tentang Pemilu Turki

37 hari lalu

Erdogan Kalah, 5 Hal tentang Pemilu Turki

Recep Tayyip Erdogan dan partainya pada Ahad, 31 Maret 2024, ketar-ketir dalam pemilu yang menegaskan kembali oposisi sebagai kekuatan politik

Baca Selengkapnya

Kelompok Pemantau Eopa: Pemilu Turki Belum Sepenuhnya Kondusif bagi Demokrasi

37 hari lalu

Kelompok Pemantau Eopa: Pemilu Turki Belum Sepenuhnya Kondusif bagi Demokrasi

Kelompok pemantau pemilu dari Dewan Eropa mengatakan lingkungan pemilu Turki masih terpolarisasi dan belum sepenuhnya kondusif bagi demokrasi.

Baca Selengkapnya