Menanti Bantuan Datang, Korban Gempa Maroko yang Terisolasi Merasa Dilupakan

Reporter

Tempo.co

Editor

Ida Rosdalina

Jumat, 15 September 2023 09:34 WIB

Warga di kota Marrakech membuat tenda darurat setelah gempa besar di Maroko, 9 September 2023. REUTERS/Hannah McKay

TEMPO.CO, Jakarta - Penduduk desa di beberapa daerah paling terpencil yang terkena gempa Maroko masih tinggal di tenda darurat dan mengandalkan keledai untuk membawa perbekalan penting pada Kamis, 14 September 2023, sambil menunggu bantuan negara mencapai mereka selama hampir seminggu setelah bencana.

Gempa berkekuatan 6,8 magnitudo yang melanda Pegunungan High Atlas pada malam September menewaskan 2.946 orang dan melukai 5.674 orang, menurut angka resmi terbaru, menjadikannya gempa paling mematikan di Maroko sejak 1960 dan paling kuat sejak 1900.

Meskipun tenda-tenda besar yang disediakan pemerintah dan rumah sakit lapangan militer bermunculan di beberapa kota besar, sebagian wilayah yang terjal masih bertahan dengan sumbangan yang ditinggalkan warga di pinggir jalan.

Wartawan Reuters yang melakukan perjalanan di sepanjang jalan terpencil yang menghubungkan desa-desa Amazigh, atau Berber, melihat para penyintas berkemah di tenda-tenda kecil atau di bawah lembaran plastik, karena takut gempa susulan dapat menghancurkan rumah mereka yang rusak.

“Kami Amazigh merasa seperti orang asing di negara kami. Kami merasa terisolasi. Orang-orang di sini membutuhkan. Mereka merasa sendirian,” kata Radouen Oubella, 20, di desanya di Azermoun.

Advertising
Advertising

Dia menyuarakan keluhan lama tentang marginalisasi Amazigh di negara mayoritas Arab.

Pemerintah mengatakan pihaknya melakukan segala yang bisa dilakukan untuk membantu semua korban gempa.

Istana kerajaan mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Kamis bahwa 50.000 rumah diketahui telah rusak akibat gempa tersebut, dan pihak istana akan menyediakan tempat berlindung dan 30.000 dirham (sekitar Rp 45 juta) untuk rumah tangga yang terkena dampak.

Mereka juga berjanji untuk menawarkan bantuan rekonstruksi sebesar 140.000 dirham (sekitar Rp 210 juta) untuk rumah-rumah yang runtuh dan 80.000 dirham (sekitar Rp 120 juta) untuk rumah-rumah yang rusak.

Kota Marrakesh, yang berjarak sekitar 72 km dari pusat gempa dan mengalami beberapa kerusakan, akan menjadi tuan rumah pertemuan tahunan Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional sesuai rencana pada 9-15 Oktober, kata gubernur bank sentral Maroko, Kamis.

Namun di desa-desa Amazigh hanya ada sedikit tanda-tanda bantuan dari pihak berwenang akan terwujud atau kehidupan akan kembali normal dalam waktu dekat.

<!--more-->

Masih Menanti

Di puncak bukit di Azermoun, para pria saling berbagi dan bersama-sama memuat persediaan makanan dan air ke keledai dan bagal untuk diangkut ke Aoufour, sekitar 15 km jauhnya, dalam konvoi manusia dan hewan yang bergerak lambat.

“Masyarakat menderita akibat gempa ini. Mereka tidak punya apa-apa. Kami hidup hanya dari udara. Kami membutuhkan tenda dan selimut,” kata Mohamed Zidane, 55, dari Aoufour.

Ketika konvoi sudah siap, Zidane menaiki salah satu hewan dan berangkat dalam perjalanan pulang yang jauh. Diperlukan dua atau tiga hari lagi untuk mengatur konvoi berikutnya.

Di sebuah lembah di lereng curam dari desa Anzelfi, yang rusak parah, warga mendirikan kemah dengan beberapa tenda serta selimut, permadani, dan barang-barang sisa lainnya.

“Kami masih menunggu bantuan pemerintah,” kata Mohamed Oufkir, 30 tahun. “Kami di sini karena kami tunawisma.”

“Kami dalam bahaya karena kalau hujan lembah bisa banjir,” ujarnya. Di malam hari cuacanya sangat dingin, tambahnya.

Terlalu takut untuk tinggal di dalam rumah, dia dan istri serta tiga putrinya yang berusia enam, 10 dan 15 tahun tinggal di tenda darurat. Mereka melapisi lantai tanah dengan karton dan tikar serta menumpuk kasur di atas satu sama lain.

“Kami sangat takut. Kehidupan di sini semakin sulit. Dingin. Kami tidak lagi mempunyai rumah dan kami khawatir akan terjadi gempa bumi lagi,” kata Meghashi, 39 tahun.

“Pemerintah tidak peduli dengan kami. Kami merasa terpinggirkan. Kami marah.”

REUTERS

Pilihan Editor: Kremlin Murka Eropa Cabut Sanksi Tiga Pengusaha Rusia: Mereka Pengkhianat!

Berita terkait

5 Negara dengan Tingkat Urbanisasi Paling Tinggi di Asia, Indonesia Termasuk?

7 hari lalu

5 Negara dengan Tingkat Urbanisasi Paling Tinggi di Asia, Indonesia Termasuk?

Urbanisasi menjadi penentu zaman ketika lebih dari separuh populasi dunia kini tinggal di perkotaan.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

13 hari lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

18 hari lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

24 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director IFC Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat. Apa saja yang dibicarakan?

Baca Selengkapnya

Yang Perlu Diperhatikan setelah Operasi Kanker Lidah

42 hari lalu

Yang Perlu Diperhatikan setelah Operasi Kanker Lidah

Penderita kanker lidah yang menjalani operasi pengangkatan kanker yang mencakup pemotongan bagian lidah perlu memperhatikan hal ini.

Baca Selengkapnya

PBB-Bank Dunia: Kerusakan Infrastruktur Gaza Diperkirakan Mencapai Rp 294 T

43 hari lalu

PBB-Bank Dunia: Kerusakan Infrastruktur Gaza Diperkirakan Mencapai Rp 294 T

Penilaian awal ini kemungkinan besar merupakan perkiraan yang terlalu rendah terhadap kerusakan, kerugian, dan kebutuhan nyata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Ukraina Bakal Bangkrut Jika Negara-negara Barat Tak Hapus Utang

44 hari lalu

Ukraina Bakal Bangkrut Jika Negara-negara Barat Tak Hapus Utang

Sumber di Bank Dunia memperingatkan Ukraina bisa terperosok dalam utang jika negara-negara Barat tak hapus atau restrukturisasi utang

Baca Selengkapnya

1 April Hari Bank Dunia: Begini Sejarah dan Tugasnya, Sri Mulyani Pernah Jadi Direktur World Bank

45 hari lalu

1 April Hari Bank Dunia: Begini Sejarah dan Tugasnya, Sri Mulyani Pernah Jadi Direktur World Bank

Hari Bank Dunia atau World Bank Day diperingati setiap 1 April. Hal ini karena pada tanggal tersebut, organisasi bank dunia atau World Bank didirikan

Baca Selengkapnya

Kemenhub Rampung Perbaiki 2 Pelabuhan Terdampak Gempa Bumi Palu

51 hari lalu

Kemenhub Rampung Perbaiki 2 Pelabuhan Terdampak Gempa Bumi Palu

Kemenhub telah menyelesaikan program rehabilitasi dan rekonstruksi dua pelabuhan terdampak gempa bumi dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah pada September 2018.

Baca Selengkapnya

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

52 hari lalu

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

Sri Mulyani bercerita pertemuan dia dengan Susi Pudjiastuti yang membujuknya pulang ke Indonesia menjadi Menteri Keuangan.

Baca Selengkapnya