Pemimpin Serbia Bosnia Tolak Kunjungan Utusan Perdamaian Internasional

Reporter

Tempo.co

Jumat, 8 September 2023 10:15 WIB

Pemimpin Serbia Bosnia Milorad Dodik. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin separatis Serbia Bosnia Milorad Dodik mengatakan pada Kamis bahwa polisi di wilayah yang didominasi Serbia di Bosnia telah diperintahkan untuk menangkap dan mendeportasi utusan perdamaian internasional jika memasuki Republik Serbia.

Warga Serbia Bosnia mengatakan mereka tidak mengakui mantan menteri pemerintah Jerman Christian Schmidt sebagai Perwakilan Tinggi internasional Bosnia karena ia tidak didukung oleh Dewan Keamanan PBB.

Jabatan utusan internasional tersebut tertuang dalam perjanjian perdamaian Dayton yang mengakhiri perang dahsyat Bosnia pada 1990-an untuk mengawasi perdamaian di negara Balkan. Wilayah ini terbagi menjadi dua wilayah otonom – Republik Serbia dan Federasi yang didominasi oleh warga Bosnia dan Kroasia.

Dodik, yang merupakan presiden Republik Serbia, telah lama menganjurkan pemisahan wilayah yang didominasi Serbia dari Bosnia.

“Instruksi telah dikirim ke lapangan hari ini,” kata Dodik pada konferensi pers yang diadakan bersama Menteri Keamanan Bosnia Nenad Nesic, seorang Serbia, yang mendukung inisiatifnya.

Advertising
Advertising

Pada Rabu, saat mengumumkan larangan tersebut, Dodik mengatakan: "Jika dia datang ke pertemuan di Republika Srpska (Republik Serbia), dia akan diusir. Begitu polisi mengetahui bahwa Schmidt ada di Republika Srpska, tugas mereka adalah untuk mengatur unit untuk mengusirnya."

Kantor Schmidt tidak segera berkomentar.

Pada Juli, Schmidt, yang mempunyai kewenangan untuk menerapkan undang-undang dan memecat pejabat yang dianggap menghalangi perdamaian, mencabut dua undang-undang yang ditandatangani oleh Dodik yang menangguhkan keputusan yang dibuat oleh Mahkamah Konstitusi Bosnia dan oleh Schmidt.

Pada Agustus, jaksa penuntut Bosnia mendakwa Dodik dan pejabat lainnya karena menentang keputusan Perwakilan Tinggi, sebuah pelanggaran yang dapat dihukum hingga lima tahun penjara.

Sebagai tanggapan, para pendukung Dodik pekan lalu mengorganisir protes di seluruh Bosnia di perbatasan administratif antara kedua wilayah. Mereka mengibarkan bendera yang menampilkan Presiden Rusia Vladimir Putin dan semakin meningkatkan ketegangan etnis.

Dodik yang pro-Rusia telah mengambil langkah-langkah untuk memisahkan Republik Serbia dari Bosnia sejak 2021, tetapi harus menghentikan kegiatannya karena perang di Ukraina.

Uni Eropa dan Jerman telah menghentikan pendanaan proyek-proyek di Republik Serbia karena kebijakannya. Namun Dodik mengatakan ia akan beralih ke negara lain, seperti Cina, untuk mencari investasi.

Pilihan Editor: Ribuan Orang di Bosnia Gelar Pawai Memperingati Pembantaian Massal 1995

REUTERS

Berita terkait

Revisi UU Polri, Peneliti BRIN Soroti Potensi Kecemburuan di Internal Polisi

43 menit lalu

Revisi UU Polri, Peneliti BRIN Soroti Potensi Kecemburuan di Internal Polisi

Peneliti BRIN Sarah Nuraini Siregar menanggapi potensi kecemburuan di internal polisi akibat revisi UU Polri yang dapat memperpanjang masa jabatan aparat penegak hukum tersebut.

Baca Selengkapnya

Misteri Kasus Pembunuhan Vina 8 Tahun Lalu, 3 Pelaku Masih Buron

1 jam lalu

Misteri Kasus Pembunuhan Vina 8 Tahun Lalu, 3 Pelaku Masih Buron

Awalnya polisi menduga sejoli merupakan korban kecelakaan lalu lintas. Akhirnya terungkap Vina dan Eky merupakan korban pembunuhan.

Baca Selengkapnya

Masjid Al Barkah Mangkrak, Pengurus Siapkan Amunisi Seret Kontraktor ke Polisi Akhir Mei

2 jam lalu

Masjid Al Barkah Mangkrak, Pengurus Siapkan Amunisi Seret Kontraktor ke Polisi Akhir Mei

Kontrakator Masjid Al Barkah akan dilaporkan ke polisi jika tidak mengembalikan sisa duit pembangunan sebesar Rp 3,6 miliar.

Baca Selengkapnya

Malaysia Tangkap 20 Anggota Jamaah Islamiyah Pascaserangan Kantor Polisi di Johor Bahru

4 jam lalu

Malaysia Tangkap 20 Anggota Jamaah Islamiyah Pascaserangan Kantor Polisi di Johor Bahru

Lebih dari 20 orang yang diyakini anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) telah ditangkap polisi Malaysia.

Baca Selengkapnya

Revisi UU Polri, Batas Usia Pensiun Kapolri Diperpanjang Berdasarkan Keputusan Presiden

5 jam lalu

Revisi UU Polri, Batas Usia Pensiun Kapolri Diperpanjang Berdasarkan Keputusan Presiden

DPR RI berencana membahas revisi Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia atau UU Polri. Revisi UU tersebut salah satunya mengatur perubahan batas usia pensiun anggota dan perwira kepolisian.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno: Ada Upaya Sistematis Hambat Bantuan ke Gaza!

5 jam lalu

Menlu Retno: Ada Upaya Sistematis Hambat Bantuan ke Gaza!

Menlu Retno Marsudi menilai bantuan kemanusiaan ini sangat diperlukan masyarakat Gaza saat ini.

Baca Selengkapnya

Polisi Ringkus 3 Tersangka Pabrik Tembakau Sintetis di Tangsel, 1 Orang Masih DPO

6 jam lalu

Polisi Ringkus 3 Tersangka Pabrik Tembakau Sintetis di Tangsel, 1 Orang Masih DPO

Polisi mengungkap tempat produksi tembakau sintetis di salah satu apartemen di Serpong, Kota Tangerang Selatan. 3 orang ditangkap, 1 DPO.

Baca Selengkapnya

3 Destinasi Terbaik di Eropa untuk Berburu Aurora Borealis

8 jam lalu

3 Destinasi Terbaik di Eropa untuk Berburu Aurora Borealis

Sepanjang tahun 2024, peluang melihat aurora borealis akan semakin meningkat di beberapa destinasi tertentu

Baca Selengkapnya

Polisi Ambil Alih Gedung Universitas California Irvine dari Demonstran Pro-Palestina

9 jam lalu

Polisi Ambil Alih Gedung Universitas California Irvine dari Demonstran Pro-Palestina

Polisi kembali mengambil alih gedung kampus Universitas California Irvine dari para pengunjuk rasa pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Perkosa Bayi Berusia 5 Hari, Pria Brasil Dibekuk Polisi

1 hari lalu

Perkosa Bayi Berusia 5 Hari, Pria Brasil Dibekuk Polisi

Selain kasus bayi diperkosa, pria Brasil ini juga sedang menghadapi penyelidikan atas percobaan pemerkosaan terhadap seorang remaja

Baca Selengkapnya