Eks-Bos Mossad: Israel Sedang Menerapkan Sistem Apartheid terhadap Palestina

Reporter

Tempo.co

Editor

Ida Rosdalina

Kamis, 7 September 2023 13:11 WIB

Mantan Direktur Mossad, Tamir Pardo, saat tiba di rapat kabinet mingguan di Yerusalem, 22 Februari 2015.[AP/Ronen Zvulun]

TEMPO.CO, Jakarta - Politisi sayap kanan menyerang mantan kepala Mossad Tamir Pardo karena menuduh Israel menerapkan sistem apartheid terhadap warga Palestina di Tepi Barat, dalam wawancara yang ia berikan kepada Associated Press yang diterbitkan pada Rabu, 6 September 2023.

“Ada negara apartheid di sini,” kata Pardo kepada AP, sambil merujuk pada Tepi Barat, yang berada di luar perbatasan kedaulatan Israel.

“Di wilayah di mana dua orang diadili berdasarkan dua sistem hukum, itu adalah negara apartheid,” kata Pardo, yang memimpin Mossad pada 2011-2016.

Tamir Pardo menjadi mantan pejabat senior terbaru yang menyimpulkan bahwa perlakuan Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat sama dengan apartheid, mengacu pada sistem pemisahan ras di Afrika Selatan yang berakhir pada tahun 1994.

Ini bukanlah sudut pandang yang “ekstrem”, katanya, “ini adalah fakta.”

Advertising
Advertising

Dalam percakapannya dengan AP, Pardo mengatakan bahwa kegagalan menyelesaikan konflik Israel-Palestina merupakan ancaman eksistensial yang lebih besar bagi Israel dibandingkan ancaman nuklir Iran.

Israel, kata Pardo, harus menyelesaikan perbatasannya jika ingin tetap menjadi negara Yahudi.

“Israel perlu memutuskan apa yang ia inginkan. Sebuah negara yang tidak memiliki perbatasan tidak memiliki batas-batas,” katanya kepada AP.

Mengingat latar belakang Pardo, komentar tersebut mempunyai pengaruh khusus bagi Israel yang terobsesi dengan keamanan.

Partai Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang berkuasa, Likud, mengatakan mantan bos Mossad itu membuat pernyataan-pernyataan yang ‘keliru’ terhadap negaranya.

“Bukannya membela Negara Israel dan IDF, Pardo malah memfitnah Israel. Pardo – memalukan,” kata Partai Likud.

“Tidak ada negara di dunia yang bertindak melawan terorisme dengan moralitas setinggi yang dilakukan Israel,” tegasnya.

Mereka menunjuk pada status di dalam Israel berdaulat, meskipun pernyataan Pardo terbatas pada Tepi Barat.

“IDF bertindak secara moral untuk melindungi warga Israel sekaligus mencegah cederanya orang-orang tak berdosa. Rumah sakit di Israel merawat orang Yahudi dan Arab, Israel dan Palestina. Orang Arab dan Yahudi belajar dan bekerja bersama di Israel,” kata Likud.

<!--more-->

Tepi Barat

Warga Palestina telah lama menuduh Israel melakukan kejahatan apartheid. Pengkritik paling keras terhadap Israel telah melontarkan tuduhan tersebut terhadap Israel yang berdaulat dan Tepi Barat, sementara pihak lain seperti Pardo membatasi tuduhan tersebut hanya pada Tepi Barat.

Tepi Barat, yang merupakan rumah bagi lebih dari dua juta warga Palestina dan setengah juta warga Israel, dibagi menjadi tiga bagian, wilayah A, B, dan C.

Wilayah A dan B, yang meliputi 40% wilayah Tepi Barat, berada di bawah naungan Otoritas Palestina.

Sisa wilayah Tepi Barat, sekitar 60%, berada di bawah kendali militer dan sipil IDF. Hampir setengah juta warga Israel yang tinggal di sana berada di bawah kekuasaan militer IDF namun tetap mempertahankan hak-hak individu yang sama dengan mereka yang tinggal di Israel yang berdaulat. Lebih dari 300.000 warga Palestina yang tinggal di sana, berada di bawah kekuasaan militer IDF, namun tetap mempertahankan beberapa hak dari Otoritas Palestina.

Sistem dua tingkat di bawah kendali IDF inilah yang dirujuk Pardo. Politisi di pemerintahan Netanyahu mendorong penerapan undang-undang Israel kepada warga Israel di Area C sebagai bagian dari kampanye untuk menerapkan kedaulatan di wilayah tersebut.

JERUSALEM POST

Pilihan Editor: Australia Menolak Penambahan Penerbangan Qatar Airways

Berita terkait

Militer Israel Temukan Jenazah 3 Sandera dari Jalur Gaza

17 jam lalu

Militer Israel Temukan Jenazah 3 Sandera dari Jalur Gaza

Kepala juru bicara militer Israel mengatakan mereka menemukan jenazah tiga orang yang disandera Hamas di Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Jelang 76 Tahun Nakba, Palestina Rilis Laporan Kekejaman Israel

5 hari lalu

Jelang 76 Tahun Nakba, Palestina Rilis Laporan Kekejaman Israel

Jelang 76 tahun Nakba, Palestina merilis laporan mengenai kematian, penahanan, dan pembangunan permukiman ilegal yang dilakukakukan Israel

Baca Selengkapnya

Warga Israel Bakar Markas Besar UNRWA di Yerusalem Timur

8 hari lalu

Warga Israel Bakar Markas Besar UNRWA di Yerusalem Timur

UNRWA menutup markas besarnya di Yerusalem Timur setelah warga Israel membakar perimeter gedung tersebut.

Baca Selengkapnya

4 Fakta Project Nimbus, Layanan Teknologi untuk Israel yang Didemo Pekerja Google dan Amazon

11 hari lalu

4 Fakta Project Nimbus, Layanan Teknologi untuk Israel yang Didemo Pekerja Google dan Amazon

Project Nimbus merupakan kontrak yang menyediakan bantuan teknologi kepada Israel.

Baca Selengkapnya

Reaksi Warga Israel dan Palestina terhadap Proposal Gencatan Senjata

11 hari lalu

Reaksi Warga Israel dan Palestina terhadap Proposal Gencatan Senjata

Keluarga tawanan dan pemukim Israel melakukan protes untuk menuntut pemerintah Israel menerima kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas.

Baca Selengkapnya

Lima Protes Mahasiswa yang Mengubah Sejarah

12 hari lalu

Lima Protes Mahasiswa yang Mengubah Sejarah

Gelombang protes mahasiswa pro-Palestina sedang terjadi di seluruh bagian dunia, sebuah gerakan yang diharapkan dapat menghentikan genosida di Gaza.

Baca Selengkapnya

Benjamin Netanyahu: Kami Akan Lanjutkan Pertempuran

12 hari lalu

Benjamin Netanyahu: Kami Akan Lanjutkan Pertempuran

Bagi Benjamin Netanyahu, memenuhi tuntutan Hamas sama dengan menyerah. Pihaknya memilih untuk melanjutkan pertempuran

Baca Selengkapnya

Ketua Hamas Sebut Benjamin Netanyahu Hanya Cari Pembenaran untuk Memperpanjang Perang Gaza

12 hari lalu

Ketua Hamas Sebut Benjamin Netanyahu Hanya Cari Pembenaran untuk Memperpanjang Perang Gaza

Ismail Haniyeh menyebut Benjamin Netanyahu merusak upaya gencatan senjata dan menciptakan pembenaran agar bisa melanjutkan serangan ke Jalur Gaza

Baca Selengkapnya

Israel Resmi Menutup Operasional Al Jazeera

13 hari lalu

Israel Resmi Menutup Operasional Al Jazeera

Lewat pemungutan oleh anggota parlemen Israel, operasional Al Jazeera di Israel resmi ditutup karena dianggap menjadi ancaman keamanan

Baca Selengkapnya

Lagi, Benjamin Netanyahu Menolak Tuntuan Hamas untuk Mengakhiri Perang Gaza

13 hari lalu

Lagi, Benjamin Netanyahu Menolak Tuntuan Hamas untuk Mengakhiri Perang Gaza

Benjamin Netanyahu menolak tuntutan Hamas yang ingin mengakhiri perang Gaza untuk ditukar dengan pembebasan sandera

Baca Selengkapnya