Spesifikasi Rudal Sarmat Rusia, ICBM Rusia Terkuat yang Mampu Jangkau Inggris

Reporter

Tempo.co

Senin, 4 September 2023 08:46 WIB

Uji peluncuran rudal balistik interkontinental Rusia, Sarmat. Twitter/MOD Rusia

TEMPO.CO, Jakarta - Rusia dilaporkan telah mengubah mode rudal balistik antarbenua Sarmat RS-28 yang memiliki kemampuan nuklir menjadi mode operasional, yang sebelumnya pernah diungkapkan oleh Presiden Vladimir Putin sebagai langkah yang akan membuat musuh-musuh Rusia "berpikir dua kali." Pernyataan ini diumumkan oleh Yury Borisov, kepala Roskosmos, badan antariksa Rusia, di tengah meningkatnya retorika dan ancaman nuklir dalam beberapa pekan terakhir.

Sebagaimana dilaporkan oleh Arab News pada Sabtu, 2 September 2023, perubahan ini terjadi seiring dengan kemajuan serangan balasan Ukraina yang dimulai pada bulan Juni yang lalu. Awal tahun ini, Presiden Vladimir Putin telah mengumumkan bahwa rudal balistik antarbenua tersebut akan segera dikerahkan untuk tugas tempur.

“Kompleks baru Rudal Sarmat RS-28 ini memiliki karakteristik taktis dan teknis tertinggi dan mampu mengatasi semua sarana pertahanan anti-rudal modern. Ini tidak ada bandingannya di dunia dan tidak akan bertahan lama,” kata Putin saat itu.

Eskalasi keterlibatan AS

Pada Februari, laporan media yang mengutip sumber-sumber pejabat Amerika Serikat menyatakan bahwa Moskow diduga akan melakukan uji peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) yang bersamaan dengan kunjungan Presiden AS Joe Biden ke Ukraina. Informasi ini diperoleh dari sumber di Kementerian Pertahanan AS, yang mencatat bahwa peringatan Rusia mengenai peluncuran rudal ini disampaikan melalui saluran media yang terkait dengan Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis (START).

Seorang pejabat AS menyatakan bahwa tindakan semacam itu sering kali dianggap sebagai rutinitas oleh Moskow. Namun, meningkatnya ketegangan dalam konflik ini mengindikasikan bahwa Rusia mungkin benar-benar berniat untuk menggunakan rudal berkekuatan nuklir tersebut. Para pengamat memperkirakan bahwa jika Rusia terus mengancam, konflik antara Rusia dan Ukraina dapat memasuki fase era nuklir, dengan keterlibatan langsung dari AS dan NATO.

Advertising
Advertising

Lalu, bagaimana spesifikasi dari Rudal Sarmat ini?<!--more-->

Spesifikasi Rudal Sarmat RS-28

ICBM RS-28 Sarmat, diberi nama kode Satan 2 oleh NATO, dikembangkan oleh Biro Desain JSC Makeyev dan menggantikan R-36 Voevoda, dengan nama kode Satan (Setan).

Rudal tersebut memiliki panjang 116 kaki atau setinggi gedung 14 lantai dengan berat mencapai 220 ton. Rudal dilaporkan dapat membawa hingga 15 hulu ledak nuklir ringan sebagai bagian dari Multiple Independently Targetable Re-Entry Vehicles (MIRV)," menurut Pusat Studi Strategis dan Internasional.

Setan 2 atau Sarmat diperkirakan memiliki jangkauan antara 10.000 hingga 18.000 kilometer dan disebut-sebut dapat menghancurkan Inggris.

Mengutip The National News, Presiden Vladimir Putin menyebut rudal Sarmat sebagai senjata yang benar-benar unik dan mampu mengatasi semua alat pertahanan antirudal modern.

Rudal terkuat Rusia

Sarmat tergolong misil rudal berat yang telah dikembangkan selama hampir satu dekade menggantikan Voyevoda buatan Soviet. Sarmat merupakan transformasi nuklir (termonuklir) yang dianggap sebagai ICBM Rusia paling kuat.

Pengembangan rudal Sarmat

Teknologi orbit rudal sarmat telah dipelopori Uni Soviet pada 1960-an dan 1970-an. Namun, Uni Soviet menonaktifkan dan membongkar sistem pengeboman orbit fraksional pada 1982, karena pertimbangan akurasi dan kebutuhan pertahanan yang juga dipertanyakan. Adapun kekhawatiran yang juga muncul di antara negara-negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang dianggap akan memperburuk ketegangan Perang Dingin.

Mengutip Missile Threat, sarmat dirancang untuk menggantikan SS-18 Satan ICBM Rusia yang sudah tua. RS-28 Sarmat mulai dikembangkan pada 2000-an. Setelah memberikan kontrak produksi kepada Makeyev Design Bureau dan NPOMash pada awal 2011, Rusia menyelesaikan penelitian dan pengembangan ICBM Sarmat pada 21 Juli 2011.

Setelah itu, Rusia menyelesaikan prototipe rudal pertamanya pada akhir 2015. Pada Desember 2017, Rusia melakukan pengujian pertama yang setelah itu diketahui adanya kekurangan teknis sistem peluncuran. Dua tes ejeksi silo berikutnya pada Maret dan Mei 2018, pengujian itu berhasil.

SITA PLANASARI | KAKAK INDRA PURNAMA | RAHMAT AMIN SIREGAR

Pilihan Editor: Indonesia Ikut Komentari Peta Baru Cina, Menlu Retno: Harus Sesuai UNCLOS 1982

Berita terkait

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

2 jam lalu

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

PBB menyebut dermaga terapung yang baru saja selesai dibangun di Gaza untuk pengiriman bantuan dinilai kurang layak dibandingkan jalur darat

Baca Selengkapnya

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

3 jam lalu

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

Mulai dari Indonesia hingga Afrika Selatan, berikut ini adalah negara yang mendukung Palestina melawan agresi Israel

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

4 jam lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya

Daftar 15 Anggota NATO yang Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, Siapa Saja?

10 jam lalu

Daftar 15 Anggota NATO yang Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, Siapa Saja?

Sebanyak 15 negara anggota NATO juga mendukung Palestina menjadi anggota penuh PBB, siapa saja?

Baca Selengkapnya

Ketua NATO Jens Stoltenberg Buka Suara soal Penembakan Perdana Menteri Slovakia

10 jam lalu

Ketua NATO Jens Stoltenberg Buka Suara soal Penembakan Perdana Menteri Slovakia

Jens Stoltenberg mengaku terkejut atas penembakan PM Slovakia Robert Fico. Keduanya pernah menjadi rekan kerja.

Baca Selengkapnya

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

18 jam lalu

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

Putin dan Xi Jinping sepakat memperdalam kemitraan strategis mereka sekaligus mengecam Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

21 jam lalu

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

Seorang anggota Kongres AS mendorong resolusi yang mengakui peristiwa Nakba dan hak pengungsi Palestina.

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

22 jam lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

1 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

1 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya