Kudeta di Gabon, Junta Diminta Kembalikan Kekuasaan ke Sipil

Jumat, 1 September 2023 19:51 WIB

Sebuah kendaraan militer melewati orang-orang yang merayakan setelah perwira militer mengumumkan bahwa mereka telah mengambil alih kekuasaan, setelah badan pemilihan negara bagian mengumumkan Presiden Ali Bongo memenangkan masa jabatan ketiga, di Port Gentil, Gabon 30 Agustus 2023. Gaetan M-Antchouwet melalui REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok oposisi utama Gabon, Alternance 2023, meminta masyarakat internasional untuk mendorong junta untuk menyerahkan kekuasaan kembali kepada warga sipil. Kudeta Gabon menyebabkan Presiden Ali Bongo terguling dari jabatannya.

“Kami senang Ali Bongo digulingkan tetapi… kami berharap komunitas internasional akan mendukung Republik dan tatanan demokrasi di Gabon dengan meminta militer mengembalikan kekuasaan kepada warga sipil,” Alexandra Pangha, juru bicara pemimpin Alternance 2023 Albert Ondo Ossa, mengatakan kepada BBC seperti dilansir Reuters, Jumat. 1 September 2023.

Perwira militer merebut kekuasaan melalui kudeta pada Rabu, 30 Agustus 2023, beberapa menit setelah pengumuman bahwa Bongo telah mendapatkan masa jabatan ketiga dalam pemilu. Mereka menempatkannya sebagai tahanan rumah dan memilih Jenderal Brice Oligui Nguema sebagai pemimpin transisi.

Junta tidak banyak bicara mengenai rencana jangka pendeknya setelah mengakhiri kekuasaan keluarga Bongo yang sudah berlangsung selama hampir enam dekade. Langkah itu mengundang sorak-sorai massa di jalan-jalan Libreville.

Bongo telah memerintah sejak 2009, menggantikan ayahnya yang meninggal setelah ia menjadi presiden sejak 1967. Para penentangnya mengatakan bahwa keluarga tersebut tidak berbuat banyak untuk membagi kekayaan minyak dan pertambangan Gabon kepada 2,3 juta penduduknya, yang hampir sepertiganya hidup dalam kemiskinan.

Alternance 2023 mengatakan pihaknya menginginkan penghitungan suara penuh dari pemilu Selasa yang dikatakan akan menunjukkan Ondo Ossa menang. Komisi pemilu Gabon mengatakan Bongo terpilih kembali dengan 64 persen suara, sementara Ondo Ossa memperoleh hampir 31 persen. Bangha mengatakan pihak oposisi berharap mendapat undangan dari junta untuk membahas rencana transisi negara Afrika Tengah itu dan kembali ke sistem republik, namun mengatakan pihaknya belum menerima apa pun.

Nguema, pemimpin pejabat di belakang kudeta, diperkirakan akan dilantik sebagai presiden transisi pada Senin, kata junta. Dia juga akan memberikan pidato kepresidenan pertamanya. “Kami pikir tidak masuk akal bagi para pemberontak untuk mengambil sumpah pada hari Senin,” kata Pangha.

Dewan Perdamaian dan Keamanan Uni Afrika pada hari Kamis menuntut agar militer menahan diri dari segala campur tangan dalam proses politik dan menyerukan pemilu yang adil dan transparan. Prancis, bekas penguasa kolonial Gabon, dan negara-negara Barat lainnya mengutuk pengambilalihan militer tersebut.

REUTERS

Pilihan Editor: Singapura Gelar Pemilihan Presiden Hari Ini, Tiga Kandidat Bersaing Ketat

Berita terkait

5 Destinasi Wisata Guinea di Barat Afrika

8 hari lalu

5 Destinasi Wisata Guinea di Barat Afrika

Mungkin masih sedikit yang mengenal Guinea di bagian barat Afrika, dengan kota terbesarnya adalah Conakry. Ini 5 destinasi wisata unggulannya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

12 hari lalu

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

Timnas Indonesia U-23 harus menang melawan Timnas Guinea U-23 jika ingin lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

21 hari lalu

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika.

Baca Selengkapnya

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

22 hari lalu

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik 69 Tahun Konferensi Asia Afrika dan Dampaknya bagi Dunia

29 hari lalu

Kilas Balik 69 Tahun Konferensi Asia Afrika dan Dampaknya bagi Dunia

Hari ini, 69 tahun silam atau tepatnya 18 April 1955, Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

29 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya

Industri Mobil Listrik Ancam Sepertiga Populasi Kera Besar di Hutan-hutan Afrika

40 hari lalu

Industri Mobil Listrik Ancam Sepertiga Populasi Kera Besar di Hutan-hutan Afrika

Penelitian mengungkap dampak dari tambang mineral di Afrika untuk memenuhi ledakan teknologi hijau di dunia terhadap bangsa kera besar.

Baca Selengkapnya

Ribuan Anak Afrika Terserang Sindrom Mengangguk, Gangguan Saraf yang Masih Misterius

49 hari lalu

Ribuan Anak Afrika Terserang Sindrom Mengangguk, Gangguan Saraf yang Masih Misterius

Sindrom mengangguk menyerang ribuan anak di Afrika. Gangguan saraf ini masih misterius dan belum diketahui pasti penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Dibesarkan dari Lahir, Singa Terkam Penjaga hingga Tewas

21 Februari 2024

Dibesarkan dari Lahir, Singa Terkam Penjaga hingga Tewas

Seekor singa jantan membunuh penjaga yang telah merawatnya dari bayi saat sedang diberi makan.

Baca Selengkapnya

Daya Tarik Malawi yang Baru Menerapkan Bebas Visa untuk 79 Negara

16 Februari 2024

Daya Tarik Malawi yang Baru Menerapkan Bebas Visa untuk 79 Negara

Baru-baru ini, Malawi menerapkan bebas visa masuk untuk 79 negara

Baca Selengkapnya