Dmitry Medvedev Prediksi Konflik Ukraina Mungkin Bisa Sampai Berpuluh Tahun

Reporter

Tempo.co

Minggu, 20 Agustus 2023 14:00 WIB

PM Rusia, Dmitry Medvedev, adalah perdana menteri Rusia ke-10. Ia menjabat sebagai perdana menteri sejak tahun 2012. Sebelumnya ia menjabat sebagai presiden Rusia. Pria kelahiran Rusia, 14 September 1965 ini menjadi presiden termuda Rusia. Sasha Mordovets/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev pada Sabtu, 19 Agustus 2023, memprediksi kerapuhan hubungan antara Rusia dan Ukraina mungkin akan memakan waktu bertahun-tahun atau bahkan berpuluh tahun. Bagi Rusia, perang Ukraina ini adalah sebuah konflik eksistensial dan sebuah pertempuran yang harus diperjuangkan.

Medvedev, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Kepala Dewan Keamanan Rusia, mengatakan Rusia harus menghancurkan dan sepenuhnya membongkar Ukraina sebagai negara, di mana teroris berada di sana serta memastikan segala kegaduhan ini tidak terjadi lagi.

“(Perang) mungkin akan makan waktu bertahun-tahun atau bahkan berpuluh tahun, jadi biarkan lah. Kami tak punya pilihan, meskipun kami akan menghancurkan rezim politik mereka (Ukraina) atau negara-negara Barat secara kolektif mengoyak Rusia sampai berkeping-keping. Pada kasus ini, semuanya akan sama-sama hancur. Tak ada yang membutuhkan ini,” kata Medvedev.

Advertising
Advertising

Bagi Medvedev, permusuhan yang sedang terjadi saat ini adalah sebuah perang yang aneh dan dukungan negara-negara Barat pun diyakini tak akan berlangsung lama. Dengan pendekatan yang terjadi saat ini, maka pendekatan yang dilakukan negara-negara Barat pasti akan kalah.

“Bagi mereka, ini adalah sebuah perang yang aneh, di mana orang yang asing bagi mereka (negara-negara Barat) sekarat. Mereka pun tidak merasa bersalah pada korban tewas. Negara-negara Barat tidak akan melampaui titik, di mana kepentingan mereka terlalu banyak dirugikan,” kata Medvedev.

Medvedev sangat yakin dukungan negara-negara Barat pada Ukraina pada akhirnya akan mengering. Sebab perang Ukraina cepat atau lambat akan membosankan, memakan biaya dan tidak lagi masuk akal.

Selama perang Ukraina berkecamuk, negara-negara Barat telah mengucurkan bantuan militer dan ekonomi ke Ukraina. Sejumlah pejabat tinggi berulang kali menyatakan ingin melihat Rusia terkalahkan di medan tempur. Rusia secara konsisten mendesak negara-negara Barat agar berhenti mempersenjatai Ukraina karena yang dilakukan ini hanya akan memperpanjang permusuhan dan menimbulkan lebih banyak kerusakan pada warga Ukraina tanpa mengubah hasil akhir.

Sumber: RT.com

Pilihan Editor: Medvedev: Kami Terpaksa Gunakan Senjata Nuklir Jika Serangan Ukraina Berhasil

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

2 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

2 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

2 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

2 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

3 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

3 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

5 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

5 hari lalu

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

Presiden Rusia Vladimir Putin secara mengejutkan mengusulkan Andrei Belousov, seorang sipil ekonom menjadi menteri pertahanan.

Baca Selengkapnya

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

6 hari lalu

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

Rusia merebut lima desa dari Ukraina di wilayah Kharkiv. Rusia melakukan serangan besar-besaran di akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

7 hari lalu

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

Rusia tidak diundang ke pertemuan tanggal 15-16 Juni 2024 dalam KTT Perdamaian Ukraina di Lucerne, Swiss.

Baca Selengkapnya