AS Bantu Australia Produksi Sistem Roket Kendali Multi Peluncuran pada 2025

Reporter

Tempo.co

Minggu, 30 Juli 2023 12:12 WIB

Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat pada Sabtu menyatakan akan membantu Australia untuk memproduksi sistem roket kendali multi-peluncuran pada 2025. Pernyataan ini dalam peningkatan kerja sama untuk menghadapi perkembangan pengaruh Cina di negara-negara kepulauan Pasifik.

“Kerja sama ini merupakan satu dari beberapa inisiatif yang saling menguntungkan yang dikejar Pentagon dengan industri pertahanan Australia,” kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dalam konferensi pers menyusul pembicaraan bilateral mengenai keamanan di ibu kota negara bagian Queensland, Brisbane.

AS juga "bergegas untuk mempercepat akses Australia ke amunisi prioritas melalui proses akuisisi yang disederhanakan," kata Austin.

Sebelumnya, Austin dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan Menteri Pertahanan Australia Richard Marles dan Menlu Penny Wong untuk dialog tahunan, yang disebut Konsultasi Tingkat Menteri Australia-AS.

Ini adalah pertama kalinya Australia menjadi tuan rumah pertemuan tingkat tinggi sejak 2019 sejak pandemi Covid-19.

Advertising
Advertising

Kedua negara telah meningkatkan upaya pertahanan kolaboratif, yang mencakup rencana Canberra untuk mendapatkan kapal selam bertenaga nuklir di bawah kemitraan keamanan tiga arah yang melibatkan Inggris yaitu AUKUS.

Austin, yang berbicara di samping Blinken dan mitra Australia mereka, menekankan pentingnya mentransfer kapal selam serang bertenaga nuklir AS ke Australia. Langkah ini memicu kekhawatiran di antara anggota parlemen Republik dan negara tetangga Australia mengenai produksi kapal selam dalam industri pertahanan negara itu.

"Mengenai AUKUS, Saya yakin akan terus ada dukungan bipartisan yang kuat untuk inisiatif ini," kata kepala Pentagon itu.

"Inisiatif ini...menciptakan kemampuan generasi, dan sekali lagi, itu membantu kami mewujudkan visi bersama tentang Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka,' tambah dia.

Blinken menggarisbawahi upaya kedua negara untuk mempertahankan ketertiban berdasarkan aturan internasional. "Bila perlu, menentang upaya Cina untuk mengganggu kebebasan navigasi dan penerbangan di Laut Cina Selatan dan Timur.”

Blinken mengatakan AS dan Australia juga menentang upaya Cina "untuk menghancurkan status quo yang telah menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan."

Dorongan diplomatik Cina yang berupaya lebih erat dengan negara kepulauan Pasifik telah membuat khawatir AS dan sekutunya seperti Australia dan Jepang.

Terutama penandatangan perjanjian keamanan antara Beijing dengan Kepulauan Solomon pada April lalu. Perjanjian keamanan itu dilaporkan memungkinkan Beijing mengerahkan militer dan menyandarkan kapalnya di negara kepulauan di timur laut Australia itu.

Marles menggaungkan pernyataan Austin tentang kepercayaannya pada "komitmen bipartisan" AS untuk akuisisi kapal selam oleh Australia. Dia juga mengatakan Australia mengharapkan "lebih banyak kunjungan" kapal selam bertenaga nuklir AS ke negara itu, yang dia antisipasi akan menjadi "langkah pertama dalam perjalanan Australia mengembangkan kemampuan untuk mengoperasikan kapal selam bertenaga nuklir sendiri."

Setelah pembicaraan dua hari yang berakhir pada Sabtu, Marles dan Austin melakukan perjalanan ke Queensland utara, di mana militer Australia dan AS ikut serta dalam latihan perang Talisman Saber bersama dengan 11 negara lainnya.

Namun, latihan perang itu kemudian ditunda setelah sebuah helikopter militer Australia yang berpartisipasi jatuh ke laut, dengan sedikitnya empat orang di dalamnya dikhawatirkan tewas.

Pilihan Editor: Australia Yakin Dapat Memiliki Kapal Selam Nuklir dari AS sebagai Pertahanan

REUTERS | KYODO

Berita terkait

Sivitas Akademika Universitas Andalas Gelar Aksi Bela Palestina: Unand Student For Justice In Palestine

1 jam lalu

Sivitas Akademika Universitas Andalas Gelar Aksi Bela Palestina: Unand Student For Justice In Palestine

Setelah puluhan kampus di Amerika, kini sivitas akademika Universitas Andalas (Unand) gelar aksi bela Palestina dengan tema Unand Student For Justice.

Baca Selengkapnya

Joe Biden Janji Tunda Pengiriman Senjata Jika Israel Nekat Serang Rafah

2 jam lalu

Joe Biden Janji Tunda Pengiriman Senjata Jika Israel Nekat Serang Rafah

Joe Biden untuk pertama kali mengutarakan ke publik akan menahan senjata untuk Tel Aviv jika tentara Israel melakukan invasi ke Rafah

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Daftar Orang Terkaya di Singapura dan Korsel, Cina Diminta Bantu Negara Miskin

7 jam lalu

Top 3 Dunia: Daftar Orang Terkaya di Singapura dan Korsel, Cina Diminta Bantu Negara Miskin

Top 3 dunia kemarin adalah daftar konglomerat Singapura dan Korsel yang masuk daftar Forbes hingga Cina diminta membantu negara miskin dari utang.

Baca Selengkapnya

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

11 jam lalu

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

Menikmati kuliner hotpot dan bbq dari Sichuan, Cina

Baca Selengkapnya

Ini 3 Alasan Australia Tingkatkan Jumlah Minimum Tabungan untuk Visa Pelajar

17 jam lalu

Ini 3 Alasan Australia Tingkatkan Jumlah Minimum Tabungan untuk Visa Pelajar

Australia meningkatkan jumlah minimum tabungan untuk visa pelajar sebagai upaya menekan angka migrasi yang tinggi.

Baca Selengkapnya

Hentikan Sementara Pengiriman Senjata, Amerika Serikat Ingin Peringatkan Israel

18 jam lalu

Hentikan Sementara Pengiriman Senjata, Amerika Serikat Ingin Peringatkan Israel

Sumber mengatakan langkah penghentian sementara senjata ke Israel adalah untuk memperingatkan Tel Aviv jangan menyerang Rafah

Baca Selengkapnya

75 Tahun Hubungan Diplomatik, Kedutaan Besar Australia Roadshow ke ITB

19 jam lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, Kedutaan Besar Australia Roadshow ke ITB

Dalam rangka memperingati 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Kedutaan Besar Australia mengadakan acara acara "#AussieBanget University Roadshow" di ITB

Baca Selengkapnya

AS Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel, Khawatir Serangan ke Rafah

19 jam lalu

AS Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel, Khawatir Serangan ke Rafah

Amerika Serikat menghentikan pengiriman senjata yaitu 3.500 bom ke Israel pekan lalu, khawatir digunakan di Rafah.

Baca Selengkapnya

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

20 jam lalu

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

Beijing menyerukan kepada Israel untuk mendengarkan seruan besar masyarakat internasional, dengan berhenti menyerang Rafah

Baca Selengkapnya

Cina Perpanjang Kebijakan Bebas Visa ke 12 Negara Usai Xi Jinping Lawatan ke Prancis

21 jam lalu

Cina Perpanjang Kebijakan Bebas Visa ke 12 Negara Usai Xi Jinping Lawatan ke Prancis

Cina memperpanjang kebijakan bebas visa untuk 12 negara di Eropa dan Asia setelah kunjungan kerja Presiden Xi Jinping ke Prancis

Baca Selengkapnya