Putin Sebut Grup Wagner Tidak Ada, Tak Diakui Hukum Rusia

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 15 Juli 2023 14:19 WIB

Pendiri kelompok tentara bayaran Wagner Yevgeny Prigozhin bertemu dengan Wakil Menteri Pertahanan Rusia Yunus-Bek Yevkurov, di markas besar Distrik Militer Selatan Angkatan Bersenjata Rusia, di Rostov-on-Don, Rusia, di layar ini ambil dari video dirilis pada 24 Juni 2023. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dalam pidato darurat bahwa pasukan tentara bayaran Grup Wagner adalah pengkhianat. Video Obtained by REUTERS.

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa kelompok tentara bayaran Wagner, sama sekali tidak ada sebagai badan hukum. Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Rusia Kommersant, Putin mengatakan dia telah memberikan kesempatan kepada para pejuang Wagner untuk terus mengabdi setelah pemberontakan mereka berakhir dalam waktu singkat.

Komentar pemimpin Rusia itu muncul setelah pertemuan Kremlin diadakan usai pemberontakan Grup Wagner. Pertemuan dihadiri oleh 35 komandan Wagner, termasuk ketua kelompok Yevgeny Prigozhin.

Dalam pertemuan itu, Putin mengatakan memberi para pejuang penilaian tentang apa yang telah mereka lakukan di medan perang. Ia menawarkan kepada anggota Wagner untuk bergabung dengan militer Rusia, termasuk penggunaan pengalaman tempur mereka. Namun tawaran itu ditolak oleh Wagner.

Sesuai hukum Rusia, menurut Putin, organisasi militer swasta, termasuk Wagner adalah ilegal, menurut laporan The Moscow Times. “Ada kelompok seperti itu, tetapi secara hukum tidak ada (dan) itu adalah masalah terpisah terkait legalisasi yang harus dibahas di Duma Negara dan pemerintah,” kata Putin.

Grup Wagner meluncurkan pemberontakan singkat terhadap Moskow bulan lalu. Pada 23 Juni 2023, Prizoghin, yang pasukannya bertempur bersama pasukan Rusia di Ukraina, memimpin pemberontakan dramatis di Rusia. Wagner menyapu kota selatan Rostov-on-Don dan merebut markas militer. Wagner melakukan pawai ke Moskow yang disebut sebagai "pawai keadilan" untuk menggulingkan kepemimpinan militer Rusia.

Advertising
Advertising

Prigozhin mengklaim pasukannya telah datang dalam jarak 200 kilometer dari Moskow. Namun pawai itu dihentikan setelah adanya kesepakatan yang ditengahi oleh Presiden Belarusia Alexander Lukashenko.

Awal pekan ini, Lukashenko, yang bertindak sebagai mediator antara Putin dan Prigozhin, menawarkan untuk mengundang para pejuang Wagner di negaranya untuk melatih angkatan bersenjata.

REUTERS | INDIA TODAY

Pilihan Editor: Grup Wagner Latih Tentara Belarusia Setelah Gagal Memberontak di Rusia

Berita terkait

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

14 jam lalu

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

Putin dan Xi Jinping sepakat memperdalam kemitraan strategis mereka sekaligus mengecam Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

18 jam lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

1 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

1 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

1 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

1 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

1 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Andrei Belousov: Rusia Harus Menang di Ukraina dengan Korban Minimal

2 hari lalu

Andrei Belousov: Rusia Harus Menang di Ukraina dengan Korban Minimal

Menhan Rusia yang baru, Andrei Belousov mengatakan tugas utama Rusia adalah menang di Ukraina dengan jumlah pasukan yang minimal.

Baca Selengkapnya

Ada Apa di Balik Perombakan Kabinet Putin di Masa Perang?

3 hari lalu

Ada Apa di Balik Perombakan Kabinet Putin di Masa Perang?

Perombakan mengejutkan dilakukan Presiden Putin, menggantikan Shoigu dengan ekonomi Andrei Belousov sebagai menteri pertahanan.

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

3 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya