Sidang Kasus Penembakan MH17: Ukraina Tuding Rusia Negara Teroris

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Rabu, 7 Juni 2023 07:00 WIB

Petugas mengangkut puing-puing pesawat Malaysia Airlines MH17 di lokasi jatuhnya pesawat di dekat desa Hrabove (Grabovo) di wilayah Donetsk, timur Ukraina 20 November 2014. REUTERS/Antonio Bronic

TEMPO.CO, Jakarta - Pengadilan Tinggi PBB pada Selasa, 6 Juni 2023, menggelar sidang kasus dugaan dukungan Moskow terhadap separatis pro-Rusia di Ukraina yang dipersalahkan karena menembak jatuh pesawat Malaysia Airlines MH17 pada 2014. Ukraina dalam sidang itu menyebut Rusia sebagai negara teroris.

Ini adalah pertama kalinya pengacara Ukraina dan Rusia bertemu di Mahkamah Internasional ICJ, juga dikenal sebagai Pengadilan Dunia, sejak Moskow meluncurkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada 24 Februari 2022. Tim hukum dengan puluhan perwakilan dikirim oleh masing-masing negara.

Sebuah panel yang terdiri dari 16 hakim di ICJ mulai mendengar klaim Ukraina bahwa Moskow melanggar perjanjian anti-terorisme PBB dengan memperlengkapi dan mendanai pasukan pro-Rusia yang menembak jatuh pesawat jet tersebut, menewaskan semua 298 penumpang dan awaknya.

Dalam klaim yang sama, Ukraina juga telah meminta pengadilan yang berbasis di Den Haag untuk memerintahkan Rusia menghentikan diskriminasi terhadap kelompok etnis Tatar di Krimea, semenanjung Ukraina yang diduduki Rusia sejak 2014.

Dalam sambutan pembukaan, Duta Besar Ukraina Anton Korynevych mengomentari penghancuran bendungan pembangkit listrik tenaga air Nova Kakhovka beberapa jam sebelumnya di wilayah yang dikuasai Rusia di Kherson selatan Ukraina. Kyiv mengatakan Rusia meledakkan bendungan; Kremlin menyalahkan apa yang dikatakannya sebagai sabotase Ukraina.

"Rusia tidak dapat mengalahkan kami di medan perang, sehingga menargetkan infrastruktur sipil untuk mencoba memaksa kami agar tunduk," kata Korynevych dalam dengar pendapat, menggambarkan tindakan Rusia sebagai "tindakan negara teroris".

"Baru hari ini Rusia meledakkan bendungan besar ..., menyebabkan evakuasi warga sipil yang signifikan, kerusakan ekologi dan mengancam keselamatan pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia."

Advertising
Advertising

Moskow mencoba untuk membatalkan kasus tersebut, dengan alasan ICJ tidak memiliki yurisdiksi.

Penerbangan MH17 ditembak jatuh oleh rudal buatan Rusia pada 17 Juli 2014 di atas Ukraina timur yang dikuasai separatis pro-Rusia.

November lalu, pengadilan Belanda menghukum dua orang Rusia dan seorang separatis Ukraina secara in absentia atas peran mereka dan menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada mereka. Sidang menyimpulkan, bahwa Rusia memiliki "kendali menyeluruh" atas pasukan separatis.

Ukraina menuntut pengadilan memutuskan bahwa Moskow telah melanggar perjanjian anti-terorisme dengan memasok dana dan senjata kepada pasukan pro-Rusia di Ukraina sejak 2014, termasuk kelompok yang diduga menembak jatuh MH17.

Rusia memboikot sidang di pengadilan pada Maret 2022 yang menangani permintaan Ukraina untuk memberlakukan tindakan darurat dalam kasus ICJ lainnya, di mana Kyiv melawan klaim genosida Rusia terhadap penutur bahasa Rusia di Ukraina. Kyiv menyebut tuduhan itu sebagai pembenaran palsu atas invasi Rusia.

Ukraina juga berpendapat Rusia melakukan diskriminasi terhadap etnis Ukraina dan Tatar di Krimea dalam upaya untuk menghapus budaya mereka.

"(Rusia) sedang mengejar proyek jangka panjang untuk menghapus hak dan budaya yang membuat Ukraina bangga sebagai bangsa multi-etnis, untuk menghapus apa yang menjadikan bangsa Ukraina, Ukraina, dan apa yang membuat etnis Tatar Krimea, Tartar Krimea," kata Harold Koh, seorang pengacara pemerintah Ukraina.

Rusia menyangkal pelanggaran HAM sistematis di wilayah Ukraina yang didudukinya.

Pengadilan ditunda pada hari Selasa setelah Ukraina mengakhiri presentasinya. Rusia akan memiliki kesempatan untuk menanggapi kasus Kyiv pada hari Kamis di pengadilan.

Putusan ICJ, pengadilan tinggi PBB untuk perselisihan antar-negara, bersifat mengikat tetapi tidak memiliki mekanisme penegakan.

Presiden Rusia Vladimir Putin juga menjadi subjek surat perintah penangkapan oleh Pengadilan Kriminal Internasional, juga di Den Haag, atas tuduhan kejahatan perang atas deportasi paksa anak-anak Ukraina. Kremlin menyangkal hal ini.

REUTERS

PILIHAN EDITOR Pita Limjaroenrat Diadukan Kasus Saham, Ganggu Langkah Jadi PM Thailand?

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

3 menit lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

8 jam lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

1 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

1 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

2 hari lalu

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

Serangan darat Israel ke Rafah berpotensi memperparah penderitaan ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa mengungsi ke kota tersebut

Baca Selengkapnya

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

2 hari lalu

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

Meksiko sebelumnya telah mengajukan banding ke ICJ untuk memberikan sanksi kepada Ekuador karena menyerbu kedutaan besarnya di Quito.

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

2 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

3 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

3 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

3 hari lalu

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menjanjikan aliran senjata dan amunisi yang meningkat kepada Ukraina.

Baca Selengkapnya