Aktivis HAM Terkenal China Dijatuhi Hukuman Delapan Tahun Penjara

Reporter

Tempo.co

Editor

Ida Rosdalina

Kamis, 11 Mei 2023 18:29 WIB

Ilustrasi penjara. Sumber: asiaone.com/the new paper ilustration

TEMPO.CO, Jakarta - China menghukum pengacara dan aktivis HAM terkemuka Guo Feixiong dengan hukuman penjara delapan tahun, Kamis, 11 Mei 2023. Persidangan yang berlangsung di selatan kota Guangzhou ini tidak boleh dihadiri diplomat dari beberapa negara.

Hukuman itu menyusul hukuman lebih dari satu dekade penjara yang masing-masing diserahkan kepada dua pengacara HAM terkemuka, Ding Jiaxi dan Xu Zhiyong pada April, di tengah tindakan keras China terhadap perbedaan pendapat sejak Presiden Xi Jinping berkuasa pada 2012.

Sementara kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan ratusan pengacara dan aktivis telah ditahan dalam beberapa tahun terakhir, China mengatakan mereka menghormati supremasi hukum dan hak-hak individu dan menolak kritik terhadap catatan HAM-nya.

Guo, 58, telah menarik perhatian internasional untuk kampanye-kampanyenya melawan isu-isu seperti gratifikasi dan penyensoran, dan tuduhan-tuduhannya tentang perlakukan buruk oleh otoritas China selama lebih dari satu dekade di balik penjara untuk dakwaan-dakwaan sebelumnya.

Penahanan terakhirnya, pada 2022, terjadi setahun setelah ia dilarang meninggalkan negara itu untuk mengunjungi istrinya yang sekarat di Amerika Serikat, yang memicu protes lebih lanjut.

Advertising
Advertising

Setelah persidangan selama tiga jam, Guo, yang bernama asli Yang Maodong, dinyatakan bersalah mencemarkan nama baik sistem politik China dan menghasut subversi kekuasaan negara, kata saudaranya dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan bahwa Guo akan mengajukan banding atas putusan tersebut.

Pernyataan Kamis dikonfirmasi oleh pengacara Guo.

Para diplomat dari beberapa negara mengatakan mereka dicegah untuk menghadiri sidang tersebut.

"Hari ini, diplomat-diplomat AS diadang untuk menghadiri proses pengadilan Guo Feixiong," kata kedutaan AS di China di akun Twitter-nya. "Kami terus meminta agar Tuan Guo segera dibebaskan sehingga ia dapat dipersatukan kembali dengan keluarganya."

Para diplomat dari Inggris, Kanada, Denmark, Prancis, Jerman, dan Belanda juga diusir dan diberitahu oleh petugas pengadilan bahwa pengunjung asing memerlukan izin dari otoritas yang lebih tinggi, kata empat diplomat yang tak ingin disebut namanya kepada Reuters.

Pengadilan Menengah Rakyat Guangzhou dan kementerian luar negeri China tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Awal 2021, Guo dicegat petugas di bandara di pusat perdagangan Shanghai ketika ia berusaha mengunjungi istrinya yang sakit di Amerika Serikat.

Permohonan publiknya untuk diizinkan pergi ditolak dan istrinya meninggal karena kanker sekitar setahun kemudian. Dua hari setelah itu, Guo ditangkap oleh polisi Guangzhou dan ditahan sejak itu, menurut kelompok HAM.

Guo menjadi sasaran "penganiayaan selama bertahun-tahun, pemenjaraan, pelecehan rutin dan pengawasan, dan ditolak bepergian ke luar negeri untuk advokasi damainya atas nama rakyat China," kata departemen luar negeri AS sebelumnya.

REUTERS

Pilihan Editor: Juru Bicara Kremlin: Operasi Militer Khusus Rusia di Ukraina Sulit

Berita terkait

Alasan Militer Korea Selatan Bakal Larang Penggunaan iPhone dan Apple Watch

20 jam lalu

Alasan Militer Korea Selatan Bakal Larang Penggunaan iPhone dan Apple Watch

Militer Korea Selatan melarang anggotanya menggunakan iPhone bahkan Apple Watch. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

2 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

Luhut Jamin Hubungan Indonesia-Cina Makin Mesra di Pemerintahan Berikutnya

6 hari lalu

Luhut Jamin Hubungan Indonesia-Cina Makin Mesra di Pemerintahan Berikutnya

Luhut menjamin hubungan Indonesia-Cina akan semakin kuat pada periode pemerintahan berikutnya. Ada beberapa proyek kerjasama yang akan dilanjutkan.

Baca Selengkapnya

6 Poin Pertemuan Jokowi dan Menlu China: Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya hingga Situasi Timur Tengah

9 hari lalu

6 Poin Pertemuan Jokowi dan Menlu China: Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya hingga Situasi Timur Tengah

Jokowi menginginkan adanya percepatan studi kelayakan trayek kereta cepat hingga Surabaya.

Baca Selengkapnya

Universitas di Amerika Serikat Batalkan Pidato Wisuda Lulusan Berprestasi yang Pro-Palestina

10 hari lalu

Universitas di Amerika Serikat Batalkan Pidato Wisuda Lulusan Berprestasi yang Pro-Palestina

University of Southern California (USC) di Amerika Serikat membatalkan pidato wisuda oleh seorang mahasiswi berprestasi pro-Palestina dengan alasan keamanan.

Baca Selengkapnya

TNI Sebut OPM Lakukan Pelanggaran HAM Berat, Bagaimana Kategorinya Berdasar UU HAM?

12 hari lalu

TNI Sebut OPM Lakukan Pelanggaran HAM Berat, Bagaimana Kategorinya Berdasar UU HAM?

TNI sebut pembunuhan oleh OPM terhadap Danramil Aradide sebagai pelanggaran HAM berat. Bagaimana kategori jenis pelanggaran HAM berat sesuai UU HAM?

Baca Selengkapnya

Iran Lancarkan Serangan Balasan ke Israel, Apa Respons Amerika Serikat, China, dan Rusia?

12 hari lalu

Iran Lancarkan Serangan Balasan ke Israel, Apa Respons Amerika Serikat, China, dan Rusia?

Iran telah melancarkan serangan udara terhadap Israel yang menuai berbagai respon dari negara-negara di dunia, termasuk China, Rusia, dan AS.

Baca Selengkapnya

5 Tradisi Perayaan Lebaran di Berbagai Negara, Hidangan Ouzi di UEA sampai Ziarah Kubur di China

16 hari lalu

5 Tradisi Perayaan Lebaran di Berbagai Negara, Hidangan Ouzi di UEA sampai Ziarah Kubur di China

Perayaan lebaran di berbagai negara menunjukkan kekayaan budaya dan keberagaman. Berikut yang dilakukan di 5 negara ini.

Baca Selengkapnya

Presiden Cina Xi Jinping: Tak Ada yang Bisa Hentikan Reuni Keluarga dengan Taiwan

17 hari lalu

Presiden Cina Xi Jinping: Tak Ada yang Bisa Hentikan Reuni Keluarga dengan Taiwan

Presiden Cina Xi Jinping mengatakan kepada mantan presiden Taiwan Ma Ying-jeou bahwa tidak ada yang dapat menghentikan reuni kedua sisi Selat Taiwan

Baca Selengkapnya

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

18 hari lalu

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

Pengunjuk rasa di Manila menginjak-injak patung Presiden Cina Xi Jinping saat protes menentang "agresi" Cina di Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya