China Semakin Banyak Cekal Pengusaha Asing ke Luar Negeri

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Selasa, 2 Mei 2023 14:00 WIB

Orang-orang menghadiri upacara pengibaran bendera untuk merayakan hari nasional China di markas Partai Komunis Rakyat Taiwan di Tainan, Taiwan, 1 Oktober 2022. REUTERS/Ann Wang

TEMPO.CO, Jakarta - China semakin banyak mengeluarkan pencekalan termasuk terhadap eksekutif asing karena terlibat sejumlah kasus. Kondisi ini terjadi di tengah pernyataan pemerintah bahwa negara itu terbuka untuk bisnis setelah tiga tahun pembatasan ketat Covid-19.

Puluhan orang China dan asing terjerat larangan bepergian keluar negeri, menurut sebuah laporan kelompok hak asasi Safeguard Defenders, sementara analisis Reuters menemukan lonjakan kasus pengadilan yang melibatkan larangan semacam itu dalam beberapa tahun terakhir, dan lobi bisnis asing menyuarakan keprihatinan tentang tren tersebut.

"Sejak Xi Jinping mengambil alih kekuasaan pada 2012, China telah memperluas lanskap hukum untuk larangan keluar dan semakin sering menggunakannya, terkadang di luar pembenaran hukum," demikian bunyi laporan Safeguard Defenders.

"Antara 2018 dan Juli tahun ini, tidak kurang dari lima undang-undang (China) baru atau yang diamandemen mengatur penggunaan larangan keluar, dengan total hari ini 15 undang-undang," kata Laura Harth, direktur kampanye kelompok tersebut.

Safeguard Defenders memperkirakan "puluhan ribu" orang China dilarang keluar pada satu waktu. Makalah akademis tahun 2022 oleh Chris Carr dan Jack Wroldsen juga menemukan 128 kasus larangan keluar terhadap orang asing antara tahun 1995 dan 2019, termasuk 29 orang Amerika dan 44 orang Kanada.

Perhatian pada larangan keluar muncul saat ketegangan China-AS meningkat karena perselisihan perdagangan dan keamanan. Ini kontras dengan pesan China yang membuka diri untuk investasi dan perjalanan ke luar negeri, muncul dari isolasi beberapa pembatasan Covid yang paling ketat di dunia.

Analisis Reuters terhadap catatan tentang larangan keluar, dari database Mahkamah Agung China, menunjukkan peningkatan delapan kali lipat dalam kasus yang menyebutkan larangan antara tahun 2016 dan 2022.

Advertising
Advertising

China pekan lalu memperkuat undang-undang kontra-spionase, memungkinkan larangan keluar diberlakukan pada siapa pun, China atau asing, yang sedang diselidiki.

Sebagian besar kasus dalam database yang mengacu pada larangan keluar bersifat perdata, bukan pidana. Reuters tidak menemukan adanya keterlibatan orang asing atau subversi yang sensitif secara politik atau masalah keamanan nasional.

Sebagai perbandingan, AS dan Uni Eropa memberlakukan larangan perjalanan terhadap beberapa tersangka kriminal, tetapi umumnya tidak untuk tuntutan perdata.

Penggerebekan

Kementerian Keamanan Publik China belum mengeluarkan pernyataan tentang masalah ini. Mereka juga belum mengumumkan jumlah orang yang dilarang bepergian ke luar negeri.

Satu orang yang dicegah meninggalkan China tahun ini adalah seorang eksekutif Singapura di perusahaan Mintz Group, menurut tiga orang yang mengetahui masalah tersebut.

Mintz mengatakan pada akhir Maret pihak berwenang telah menggerebek kantor perusahaan di China dan menahan lima staf lokal. Kementerian luar negeri mengatakan pada saat itu Mintz dicurigai terlibat dalam operasi bisnis yang melanggar hukum. Polisi mengunjungi kantor Bain & Co di Shanghai dan menanyai stafnya, kata konsultan manajemen AS pekan lalu.

"Karena meningkatnya ketegangan antara AS dan China, risiko (larangan keluar) ini meningkat," kata Lester Ross, seorang pengacara veteran di China yang telah menangani kasus larangan keluar.

"Saya telah melihat peningkatan dalam perusahaan dan entitas yang mengkhawatirkan hal ini dan meminta saran kami tentang cara mempersiapkan dan mengurangi risiko" larangan keluar, kata Ross, kepala komite kebijakan Kamar Dagang Amerika di China.

Bisnis asing prihatin dengan pengawasan yang ketat dan pasal karet dari undang-undang kontra-spionase, yang mengatakan larangan keluar dapat dikenakan pada mereka yang menyebabkan "kerusakan terhadap keamanan nasional atau kerusakan signifikan pada kepentingan nasional".

"Ketidakpastiannya sangat besar," kata Jorg Wuttke, kepala Kamar Dagang Uni Eropa di China. "Bisakah Anda melakukan uji tuntas? Kejelasan harus datang."

"Pada saat China secara proaktif mencoba memulihkan kepercayaan bisnis untuk menarik investasi asing, larangan keluar mengirimkan sinyal yang sangat beragam," kata Kamar Dagang Uni Eropa.

Orang-orang yang dilarang meninggalkan China termasuk orang China biasa yang terlibat dalam perselisihan keuangan serta pembela hak asasi, aktivis dan pengacara, dan etnis minoritas seperti Uyghur di wilayah Xinjiang barat laut China, menurut laporan Safeguard Defenders.

Ini mengutip laporan pengadilan China yang mengatakan 34.000 orang ditempatkan di bawah larangan keluar antara 2016 dan 2018 karena berutang, naik 55% dari periode yang sama tiga tahun sebelumnya.

Beberapa aktivis mengatakan penggunaan larangan keluar yang lebih luas mencerminkan langkah-langkah keamanan yang lebih ketat di bawah Presiden Xi.

"Mereka dapat menemukan alasan untuk menghentikan Anda meninggalkan negara itu," kata Xiang Li, seorang aktivis HAM China yang ditolak keluar selama dua tahun sebelum melarikan diri dari China pada 2017 dan kemudian menerima suaka di Amerika Serikat.

REUTERS

Pilihan Editor Bos Grup Wagner Minta Dikirimi 300 Ton Peluru Per Hari untuk Rebut Bakhmut

Berita terkait

Mengenang Banjir Yangtze 1931, Banjir Bandang di China yang Menewaskan 3,6 Juta Jiwa

3 hari lalu

Mengenang Banjir Yangtze 1931, Banjir Bandang di China yang Menewaskan 3,6 Juta Jiwa

Banjir bandang di Sungai Yangtze pada 1931 merupakan salah satu bencana alam terburuk dalam sejarah China, bahkan di dunia.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

3 hari lalu

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebut bantuan beras merupakan langkah konkret untuk meringankan beban masyarakat.

Baca Selengkapnya

RI-China Bahas Kerja Sama Riset di Bidang Pengolahan Nikel

3 hari lalu

RI-China Bahas Kerja Sama Riset di Bidang Pengolahan Nikel

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto dan Duta Besar China untuk Indonesia Lu Kang bertemu untuk membahas penguatan kerja sama

Baca Selengkapnya

Batal Angkat Kaki, Ini 5 Ponsel Meizu yang akan Rilis

5 hari lalu

Batal Angkat Kaki, Ini 5 Ponsel Meizu yang akan Rilis

Meizu melampaui ekspektasi dengan tidak hanya satu, tapi lima rencana peluncuran ponsel baru.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

12 hari lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

Kunci Tim Bulu Tangkis China Raih Gelar Piala Uber 2024, Titel Ke-16 Sepanjang Sejarah

12 hari lalu

Kunci Tim Bulu Tangkis China Raih Gelar Piala Uber 2024, Titel Ke-16 Sepanjang Sejarah

China meraih gelar ke-16 Piala Uber setelah mengalahkan tim putri bulu tangkis Indonesia dengan skor telak 3-0. Mengatasi tekanan adalah kunci.

Baca Selengkapnya

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

19 hari lalu

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

Berapa jumlah penduduk bumi saat ini? Hingga tahun 2024, penduduk bumi mencapai hampir 10 miliar. Berikut ini daftar negara dengan populasi terbanyak.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

23 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

6 Poin Pertemuan Jokowi dan Menlu China: Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya hingga Situasi Timur Tengah

29 hari lalu

6 Poin Pertemuan Jokowi dan Menlu China: Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya hingga Situasi Timur Tengah

Jokowi menginginkan adanya percepatan studi kelayakan trayek kereta cepat hingga Surabaya.

Baca Selengkapnya

Iran Lancarkan Serangan Balasan ke Israel, Apa Respons Amerika Serikat, China, dan Rusia?

33 hari lalu

Iran Lancarkan Serangan Balasan ke Israel, Apa Respons Amerika Serikat, China, dan Rusia?

Iran telah melancarkan serangan udara terhadap Israel yang menuai berbagai respon dari negara-negara di dunia, termasuk China, Rusia, dan AS.

Baca Selengkapnya