Dokumen Rahasia AS Bocor Ungkap Serbia Bantu Senjata ke Ukraina

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Rabu, 12 April 2023 15:08 WIB

Tentara Ukraina menembakkan howitzer M119 ke garis depan, di tengah serangan Rusia di Ukraina, dekat kota Bakhmut, Ukraina 10 Maret 2023. REUTERS/Oleksandr Ratushniak

TEMPO.CO, Jakarta - Serbia, satu-satunya negara di Eropa yang menolak memberikan sanksi kepada Rusia atas invasinya ke Ukraina, setuju untuk memasok senjata ke Kyiv atau telah mengirimnya, menurut dokumen rahasia Pentagon yang bocor.

Dokumen berisi ringkasan tanggapan pemerintah Eropa terhadap permintaan Ukraina untuk pelatihan militer dan "bantuan mematikan" atau senjata, adalah di antara lusinan dokumen rahasia yang diposting online dalam beberapa minggu terakhir dalam apa yang bisa menjadi kebocoran rahasia AS paling serius dalam beberapa tahun terakhir.

Berjudul "Eropa | Tanggapan terhadap Konflik Rusia-Ukraina yang Berkelanjutan", dokumen dalam bentuk bagan mencantumkan "posisi" dari 38 pemerintah Eropa dalam menanggapi permintaan bantuan militer Ukraina.

Bagan tersebut menunjukkan bahwa Serbia menolak untuk memberikan pelatihan kepada pasukan Ukraina, tetapi berkomitmen mengirimkan bantuan mematikan atau telah memasoknya. Dokumen juga menyebutkan Serbia memiliki kemauan politik dan kemampuan militer untuk menyediakan senjata ke Ukraina di masa depan.

Dokumen itu ditandai Rahasia dan NOFORN, melarang mendistribusikannya ke dinas intelijen dan militer asing. Dokumen bertanggal 2 Maret dan dicap dengan stempel kantor Kepala Staf Gabungan.

Advertising
Advertising

Belum ada verifikasi keaslian dokumen tersebut.

Kantor Presiden Serbia Aleksandar Vucic dan kedutaan Ukraina belum mengeluarkan pernyataan. Begitu juga Pentagon, tidak mengeluarkan pernyataan terkait Serbia, namun sebelumnya mereka mengomentari dokumen yang bocor.

Pemerintahan Vucic menyatakan netralitas dalam perang Ukraina, terlepas dari ikatan sejarah, ekonomi dan budaya negara itu yang mendalam dengan Rusia.

"Jika dokumen ini akurat, itu menunjukkan kepalsuan Vucic vis a vis Rusia atau dia di bawah tekanan besar dari Washington untuk mengirimkan senjata ke Ukraina," kata Janusz Bugajski, pakar Eropa Timur di Jamestown Foundation, sebuah lembaga kebijakan luar negeri.

Departemen Kehakiman AS sedang menyelidiki kebocoran tersebut, sementara Pentagon menilai kerusakan yang terjadi pada keamanan nasional AS.

Bagan Pentagon membagi tanggapan terhadap permintaan bantuan Ukraina menjadi empat kategori: negara-negara yang telah berkomitmen untuk memberikan pelatihan dan bantuan mematikan; negara yang telah memberikan pelatihan atau bantuan mematikan, atau keduanya; negara-negara dengan kemampuan militer dan kemauan politik "untuk memberikan bantuan yang mematikan di masa depan."

Austria dan Malta adalah dua negara yang ditandai "Tidak" di keempat kategori.

Pengungkapan bagan tersebut muncul lebih dari sebulan setelah dokumen yang diposting di saluran pro-Rusia di aplikasi pesan global Telegram konon menunjukkan pengiriman oleh pembuat senjata Serbia dari roket darat-ke-darat 122mm Grad ke Kyiv pada bulan November. Dokumen tersebut termasuk manifes pengiriman dan sertifikat pengguna akhir pemerintah Ukraina.

Moskow mengatakan pada bulan Maret pihaknya telah meminta penjelasan resmi dari Beograd tentang dugaan pengiriman tersebut, kata kantor berita TASS mengutip juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova.

Sebelumnya, produsen senjata Krusik di Valjevo membantah memberikan roket atau persenjataan lain ke Ukraina. Vucic menyebut tuduhan itu sebagai "kebohongan".

"Kami tidak mengekspor senjata atau amunisi apa pun ke Rusia atau Ukraina," katanya selama kunjungan 5 Maret ke Qatar.

Sejak perang dimulai pada Februari tahun lalu, Vucic telah mencoba menyeimbangkan hubungan dekat dengan Moskow dengan tujuannya bergabung dengan Uni Eropa.

Tetapi Serbia adalah satu-satunya negara di antara 44 negara Eropa yang tidak menjatuhkan sanksi terhadap Rusia.

REUTERS

Pilihan Editor Penembakan di Stasiun Militer India Tewaskan 4 Orang, Pelaku Masih Buron

Berita terkait

Menantu Donald Trump Ingin Bangun Hotel Mewah di Gedung Bekas Barak Tentara di Serbia

1 hari lalu

Menantu Donald Trump Ingin Bangun Hotel Mewah di Gedung Bekas Barak Tentara di Serbia

Menantu mantan Presiden Donald Trump dan seorang mantan ajudan di Gedung Putih menandatangani sebuah kontrak dengan Serbia untuk membangun hotel mewah

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

2 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

2 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

2 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

2 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

3 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

3 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

5 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

5 hari lalu

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

Presiden Rusia Vladimir Putin secara mengejutkan mengusulkan Andrei Belousov, seorang sipil ekonom menjadi menteri pertahanan.

Baca Selengkapnya

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

6 hari lalu

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

Rusia merebut lima desa dari Ukraina di wilayah Kharkiv. Rusia melakukan serangan besar-besaran di akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya