Zelensky Buka Puasa Bersama Tentara Muslim Ukraina, Kritik Perlakuan Rusia di Krimea

Reporter

Tempo.co

Minggu, 9 April 2023 11:14 WIB

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menggelar acara buka puasa bersama pertama, yang diresmikan sebagai tradisi iftar bagi pejabat Ukraina pada Jumat, 7 April 2023. Dokumentasi: Kantor Presiden Ukraina

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Volodymyr Zelensky menghadiri acara buka puasa bersama atau iftar dengan tentara Muslim Ukraina pada Jumat, 7 April 2023. Dia berbicara kepada para peserta makan malam yang meliputi para pemimpin Majlis, satu-satunya badan eksekutif-perwakilan tertinggi Tatar Krimea, dan perwakilan ulama Muslim.

Zelensky berterima kasih kepada komunitas Muslim Ukraina. Dia mengatakan bulan Ramadan dihormati di Ukraina, di manapun bahkan di garis depan dalam kondisi perang.

Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada pada Februari 2022, Ukraina telah melancarkan banyak serangan terhadap posisi Rusia di Krimea. Wilayah Krimea ini sebelumnya dianeksasi oleh Moskow pada 2014 dan saat ini berada di bawah kendali Kremlin.

"Upaya Rusia untuk memperbudak Ukraina dimulai persis dengan pendudukan Krimea, tepatnya dengan represi terhadap kebebasan Krimea, Ukraina dan Tatar Krimea dan Muslim Krimea," katanya kepada para pemimpin Muslim Ukraina dan duta besar dari negara-negara Muslim.

Komunitas Tatar, yang merupakan 12-15 persen dari dua juta penduduk Krimea, sebagian besar memboikot pemungutan suara tahun 2014.

Advertising
Advertising

Moskow kemudian melarang Mejlis - majelis tradisional minoritas Muslim Tatar di Krimea - menyatakannya sebagai organisasi ekstremis dan sejak itu telah memenjarakan anggota komunitas tersebut, dengan alasan masalah keamanan.

"Tidak ada alternatif bagi Ukraina, atau bagi dunia, selain de-okupasi Krimea. Kami akan kembali ke Krimea," kata Zelensky, sebelum menyerahkan penghargaan kepada beberapa prajurit Muslim Ukraina.

Zelensky, berbicara di sebuah masjid di luar pusat ibu kota, mengumumkan bahwa Ukraina memulai tradisi baru untuk mengadakan buka puasa resmi, buka puasa setiap hari selama bulan suci Ramadhan.

"Ukraina berterima kasih kepada umat Islam di negara kami dan kepada semua orang di komunitas Muslim dunia yang, seperti kami, merindukan perdamaian dan perlindungan dari kejahatan," tambahnya.

Beberapa negara mayoritas Muslim, termasuk Turki dan Arab Saudi, telah memposisikan diri sebagai mediator dalam konflik di Ukraina, menengahi perjanjian antara Kyiv dan Moskow tentang ekspor biji-bijian atau pertukaran tahanan.

Rusia memiliki minoritas Muslim yang besar dari wilayah selatan, termasuk Chechnya dan Dagestan, banyak dari mereka berjuang untuk Moskow di Ukraina. Menurut dia, wilayah ini tetap menjadi bagian dari rakyat dan masyarakat Ukraina.

Dia juga mengkritik perlakuan Rusia terhadap Muslim di Krimea. “Upaya Rusia untuk memperbudak Ukraina dan orang Eropa lainnya justru dimulai dari pendudukan Krimea Ukraina, tepatnya dari represi di Krimea terhadap kebebasan Ukraina dan Tatar Krimea, terhadap Muslim Krimea,” kata Zelensky.

“Pembebasan Krimea tidak memiliki alternatif tidak hanya untuk Ukraina, tetapi juga untuk seluruh dunia.”

Komunitas Tatar, yang merupakan 12-15 persen dari dua juta penduduk Krimea, sebagian besar memboikot pemungutan suara yang dilakukan Rusia pada 2014. Menurut media Kyiv Post, Moskow kemudian melarang Mejlis, majelis tradisional minoritas Muslim Tatar di Krimea dan menyatakannya sebagai organisasi ekstremis. Rusia telah memenjarakan anggota komunitas tersebut, dengan alasan masalah keamanan.

"Tidak ada alternatif bagi Ukraina, atau bagi dunia, selain de-okupasi Krimea. Kami akan kembali ke Krimea," kata Zelensky, sebelum menyerahkan penghargaan kepada beberapa prajurit Muslim Ukraina.

Zelensky, berbicara di sebuah masjid di luar pusat ibu kota. Ia mengumumkan bahwa Ukraina memulai tradisi baru untuk mengadakan buka puasa resmi, setiap hari selama bulan suci Ramadhan.

"Ukraina berterima kasih kepada umat Islam di negara kami dan kepada semua orang di komunitas Muslim dunia yang merindukan perdamaian dan perlindungan dari kejahatan," ujarnya.

Beberapa negara mayoritas Muslim, termasuk Turki dan Arab Saudi, telah memposisikan diri sebagai mediator dalam konflik di Ukraina, menengahi perjanjian antara Kyiv dan Moskow tentang ekspor biji-bijian atau pertukaran tahanan.

Rusia memiliki minoritas Muslim yang besar dari wilayah selatan, termasuk Chechnya dan Dagestan. Banyak dari mereka berperang di pihak Moskow di Ukraina.

CNN | KYIV POST

Pilihan Editor: Istri Perdana Menteri Skotlandia Pakai BajuTradisional Palestina

Berita terkait

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

2 hari lalu

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

Ketua parlemen Rusia mengecam Uni Eropa yang melarang distribusi empat media Rusia. Hal itu sama dengan menolak menerima sudut pandang alternatif

Baca Selengkapnya

Percobaan Pembunuhan Perdana Menteri Slovakia Robert Fico, Ini Respons Putin, Zelensky, dan Joe Biden

2 hari lalu

Percobaan Pembunuhan Perdana Menteri Slovakia Robert Fico, Ini Respons Putin, Zelensky, dan Joe Biden

Perdana Menteri Slovakia Robert Fico alami percobaan pembunuhan. Begini respons pimpinan dunia seperti Putin, Zelensky, Joe Biden hingga Rishi Sunak.

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

4 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

5 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

5 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

5 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

5 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

5 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

7 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

7 hari lalu

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

Presiden Rusia Vladimir Putin secara mengejutkan mengusulkan Andrei Belousov, seorang sipil ekonom menjadi menteri pertahanan.

Baca Selengkapnya