TEMPO.CO, Jakarta - Seorang penyanyi asal Rusia yang sering mengkritik Presiden Vladimir Putin dalam lagu-lagunya telah meninggal setelah jatuh dari es saat menyeberangi sungai. Dima Nova, 35 tahun, yang bernama asli adalah Dmitry Svirgunov, adalah pendiri grup elektronik populer Cream Soda.

Dilansir New York Post, Nova sedang menyeberangi Sungai Volga di Rusia yang membeku pada 19 Maret 2023 bersama saudara laki-laki dan tiga temannya saat dia jatuh ke dalam es. Sementara dua temannya diselamatkan dari bawah es, yang ketiga meninggal di ambulans.

Nova adalah artis yang sering mengkritik Presiden Putin dalam lagu-lagu dan musiknya. Karyanya itu digunakan sebagai lagu kebangsaan selama protes anti-perang Rusia Ukraina.

Lagunya yang paling populer dan kontroversial adalah Aqua Disco, yang sering dinyanyikan saat memprotes invasi Moskow ke Ukraina. Dalam lagunya, Nova juga mengkritik rumah Putin senilai US$ 1,3 miliar. Protes tersebut akhirnya dikenal sebagai "Pesta Disko Aqua".

Dalam sebuah postingan Instagram, Cream Soda mengkonfirmasi kematiannya pada hari Senin. "Kami mengalami tragedi malam ini. Dima Nova kami bersama teman-teman sedang berjalan di sepanjang Volga dan jatuh di bawah es. Aristarchus, teman kami yang juga jatuh di bawah es, tertangkap, tapi tidak bisa diselamatkan."

Di postingan lain, grup tersebut membagikan foto Nova dan temannya Kiselev. “Identifikasi resmi dilakukan hari ini pukul 9:00. Dima dan Goshi tidak ada lagi.”

Band ini menangguk popularitas besar-besaran pada 2021 ketika komedian Alexander Gudkov menggunakan salah satu lagu mereka untuk mengolok-olok Presiden Rusia atas rumah mewahnya yang dijuluki "Istana Putin". Lirik lagunya antara lain, "Anda mengundang saya ke bioskop dan untuk beberapa gelas. Mengundang saya untuk menghirup asap shisha, untuk bersantai di sampul, untuk menyaksikan matahari terbenam dari kamar kerja marmer Anda / Anda tidak mengerti bahwa itu adalah sekolah yang sangat tua."

Nova bukan kritikus pertama perang Rusia Ukraina yang tewas tiba-tiba. Ravil Maganov, bos produsen minyak terbesar kedua Rusia Lukoil, meninggal setelah jatuh dari jendela rumah sakit di Moskow, Kamis, 1 September 2022.

Dua sumber yang mengetahui situasi tersebut, mengatakan, Maganov, 67 tahun, jatuh hingga tewas, tetapi keadaan seputar kejatuhannya tidak jelas.

Dua orang yang mengenal Maganov dengan baik mengatakan kepada Reuters bahwa mereka yakin sangat tidak mungkin dia melakukan bunuh diri. Sumber lain yang dekat dengan perusahaan mengatakan ada kepercayaan di dalam manajemen Lukoil bahwa dia telah bunuh diri, tetapi dia belum melihat bukti atau dokumen untuk mendukungnya.

Beberapa eksekutif senior lainnya yang terkait dengan industri energi Rusia meninggal mendadak dalam keadaan yang tidak jelas dalam beberapa bulan terakhir. Sehari setelah Rusia mengirim pasukannya ke Ukraina pada Februari, seorang eksekutif Gazprom, Alexander Tyulakov, ditemukan tewas di garasinya dekat St Petersburg, media Rusia melaporkan.

Pada bulan April, Sergei Protosenya, mantan manajer puncak produsen gas alam cair terbesar Rusia Novatek, ditemukan tewas bersama istri dan putrinya di sebuah vila di Spanyol. Polisi regional Catalan, yang menyelidiki kasus ini, mengatakan mereka yakin dia membunuh keluarganya dan kemudian bunuh diri.

Pada bulan Mei, media Rusia melaporkan seorang mantan manajer Lukoil, Alexander Subbotin, ditemukan tewas di ruang bawah tanah sebuah rumah di luar Moskow.

Pada bulan yang sama, media Rusia mengatakan bahwa Vladislav Avayev, mantan wakil presiden Gazprombank, ditemukan tewas di sebuah apartemen di Moskow, bersama dengan mayat istri dan putrinya.

NDTV | NEW YORK POST | REUTERS

Pilihan Editor: Perwira Polisi Jerman Ditembak dalam Penggeledahan Gerakan Reichsbuerger