Permohonan Aborsi Ditolak, Lima Perempuan AS Gugat Negara Bagian Texas

Kamis, 9 Maret 2023 13:00 WIB

Amanda Zurawski satu dari lima wanita di balik gugatan yang meminta Texas untuk mengklarifikasi undang-undang aborsi. Sara Diggins untuk American-Statesman/USA Today Network via Reuters

TEMPO.CO, Jakarta -Lima wanita yang mengaku telah ditolak saat ingin melakukan aborsi menggugat negara bagian Texas. Ini merupakan kasus pertama wanita hamil menggugat pembatasan yang diberlakukan, setelah Mahkamah Agung Amerika Serikat membatalkan Roe v. Wade Juni lalu.

Gugatan yang diajukan pada Senin, 6 Maret 2023, meminta pengadilan negara bagian di Austin, ibu kota Texas, untuk mengklarifikasi mengenai poin dokter tidak dapat dituntut karena melakukan aborsi. Jika dengan iktikad baik, mereka menilai prosedur tersebut diperlukan, demi menangani keadaan darurat yang mengancam kehidupan atau kesehatan pasien.

Salah satu penggugat, Amanda Zurawski, mengatakan dia dirawat di rumah sakit di Texas dengan ketuban pecah dini. Kondisi itu berarti janinnya tidak dapat diselamatkan. Dia diberitahu bahwa dia tidak dapat melakukan aborsi sampai aktivitas jantung janin berhenti atau kondisinya mengancam jiwa.

Zurawski mengatakan dia mengalami sepsis dalam beberapa hari. Dia membutuhkan perawatan intensif dan memungkinkan rumah sakit untuk menginduksi persalinan.

Empat wanita lainnya beranggapan mereka harus melakukan perjalanan ke luar negara bagian untuk mendapatkan aborsi, untuk menghindari komplikasi medis yang serius.

Advertising
Advertising

"Saya tidak bisa menjelaskan dengan kata-kata trauma dan keputusasaan yang datang karena menunggu kehilangan nyawa Anda sendiri, nyawa anak Anda, atau keduanya," kata Zurawski, ditemani empat rekannya, pada Selasa, 7 Maret 2023, di bawah langit mendung di depan gedung DPR negara bagian Texas untuk berbagi cerita dengan wartawan.

Seperti kebanyakan dari 13 negara bagian Amerika Serikat dengan larangan aborsi hampir total, Texas mengizinkan pengecualian ketika dokter menemukan keadaan darurat medis.

Texas melarang sebagian besar aborsi tak lama setelah Mahkamah Agung membatalkan Roe, keputusan penting 1973 yang menjamin hak aborsi secara nasional.

Seorang juru bicara Jaksa Agung Texas Ken Paxton, seorang Republikan, mengatakan dalam email bahwa pihaknya akan terus membela dan menegakkan undang-undang yang ditetapkan oleh badan legislatif Texas.

Juru bicara itu merujuk pada pedoman Paxton Juli lalu bahwa undang-undang Texas "melindungi wanita menghadapi kondisi fisik yang mengancam jiwa akibat komplikasi kehamilan."

Gugatan tersebut, yang didukung oleh kelompok hak aborsi Center for Reproductive Rights, mengatakan hukum Texas tidak jelas. Sebab, itu dapat membuat dokter menolak aborsi bahkan ketika pengecualian harus diterapkan, dengan alasan takut kehilangan lisensi mereka dan menghadapi hukuman 99 tahun penjara.

Gugatan juga didukung Wakil Presiden AS Kamala Harris. “Seperti yang telah lama dijelaskan oleh Presiden dan saya: menghilangkan hak perempuan untuk membuat keputusan perawatan kesehatan reproduksi mereka sendiri membahayakan kesehatan perempuan, dengan konsekuensi yang berpotensi mengancam jiwa,” kata Harris.

Pilihan Editor: Aktivis Daki Gedung 146 Meter, Cari Dukungan Agar Seorang Wanita Batalkan Rencana Aborsi

REUTERS

Berita terkait

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

56 menit lalu

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Top 3 dunia, AstraZeneca, untuk pertama kalinya, mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

10 jam lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

15 jam lalu

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

Komandan Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat untuk wilayah Pasifik (USARPAC) kunjungan kerja ke Markas Besar TNI, Jakarta pada 21-23 April 2024

Baca Selengkapnya

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

15 jam lalu

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

Universitas Columbia mengancam akan mengeluarkan mahasiswa pro-Palestina yang menduduki gedung administrasi Hamilton Hall.

Baca Selengkapnya

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

16 jam lalu

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

Investigasi baru NHTSA berfokus pada pembaruan perangkat lunak dari Tesla untuk memperbaiki masalah ini pada bulan Desember.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

19 jam lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

21 jam lalu

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

Ratusan polisi Kota New York menyerbu Universitas Columbia untuk membubarkan pengunjuk rasa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

HAM PBB Prihatin Penangkapan Mahasiswa Pro-Palestina

22 jam lalu

HAM PBB Prihatin Penangkapan Mahasiswa Pro-Palestina

Komisaris Tinggi HAM PBB prihatin atas tindakan hukum membubarkan aksi pro-Palestina di sejumlah universitas di Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika Serikat Ricuh Diberangus Aparat

1 hari lalu

Fakta-fakta Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika Serikat Ricuh Diberangus Aparat

Demo Pro-Palestina marak terjadi di banyak kampus di AS dengan tuntutan para mahasiswa berkisar dari gencatan senjata atas perang Israel vs Hamas.

Baca Selengkapnya

Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Amerika dan Indonesia Bikin Acara Diplomats Go to Campus

1 hari lalu

Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Amerika dan Indonesia Bikin Acara Diplomats Go to Campus

Dalam rangka perayaan 75 tahun hubungan diplomatik AS-Indonesia diselenggarakan acara perdana "Diplomats Go to Campus" di Surabaya dan Malang

Baca Selengkapnya