Kementerian Luar Negeri Rusia Siap Dialog dengan Siapa pun Asal Jangan Satu Arah

Reporter

Tempo.co

Rabu, 8 Februari 2023 09:30 WIB

Bendera Rusia berkibar di sebuah alun-alun di Melitopol, tempat patung Lenin dibawa kembali. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Sergey Belyaev, Direktur Second European Department dari Kementerian Luar Negeri Rusia, mengkonfirmasi Moskow siap melakukan sebuah diskusi yang subtantif dengan negara – negara Barat sebagai kolektif atau pun satu kesatuan, termasuk dengan pihak manapun.

“Rusia sudah siap melakukan dialog dengan siapa pun, dengan Inggris, Finlandia, Swedia, siapa saja. Ini berlaku bagi mereka yang punya itikad untuk duduk bersama dan mau berbicara dengan dengan normal demi normalisasi situasi, meminimalkan risiko dan membahas risiko-risiko yang ada,” kata Belyaev dalam sebuah wawancara yang dipublikasi RTVI pada Selasa, 7 Februari 2023.

Akan tetapi, pada saat yang sama Belyaev menekankan tidak ada celah untuk negosiasi jika rapat atau diskusi hanya satu arah, di mana Rusia hanya boleh mendengarkan, di mana hal ini pernah terjadi.

Advertising
Advertising

Sebuah pembangkit listrik termal dihancurkan oleh serangan udara Rusia di kota Okhtyrka, di wilayah Sumy, Ukraina 14 Maret 2022. Iryna Rybakova/Press service of the Ukrainian Ground Forces/Handout via REUTERS

Belyaev menyoroti ketidak-mampuan negara-negara Barat dalam bernegosiasi dalam cara yang bermakna. Ucapan Belyaev itu berkaca pada kerusakan pipa gas Nord Stream pada September 2022 akibat ledakan. Ketika itu, Moskow berulang kali meminta agar dilakukan upaya pembuktian bersama atas insiden tersebut, namun negara-negara Barat memperlihatkan keengganan untuk melakukan investigasi yang transpraran.

“Ajakn-ajakan kami (untuk upaya pembuktian bersama ledakan di pipa Nord Stream) tidak berbalas atau jawabannya masuk kategori tidak. Kami pun jadi bertanya-tanya, mengapa tak mau melakukan investigasi bersama kami ?,” kata Belyaev.

Hubungan Rusia dengan negara-negara Barat mengalami ketegangan dalam beberapa waktu tertentu dan penurunan mencolok terjadi pada Februari 2022 setelah Moskwo melancarkan operasi militer ke negara tetangganya, Ukraina. Operasi militer dilancarkan setelah Kyiv dianggap gagal menerapkan kesepakatan Minsk, yang dirancang untuk memberikan Donetsk dan Lugansk status daerah khusus walau pun berada di wilayah Ukraina.

Kesepakatan Minsk dimediasi oleh Jerman dan Prancis yang pertama kali ditanda-tangani pada 2014. Mantan pemimpin di Ukriana, Jerman dan Prancis kemudian mengakui tujuan utama Kyiv menggunakan kesepakatan itu untuk mengulur waktu agar Kyiv punya cukup waktu membangun militernya.

Sumber: RT.com

Pilihan Editor : Kementerian Luar Negeri Bungkam soal Siapa Jenderal yang Dikirim ke Myanmar

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

1 jam lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

3 jam lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

17 jam lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

19 jam lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

22 jam lalu

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

Pemerintah Rusia menyambut presiden baru Indonesia. Siap lanjutkan kerja sama.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

Top 3 dunia adalah Rusia menawarkan Sukhoi ke RI, AS minta Cina buka pintu untuk pengusahanya hingga persiapan senjata Rusia lawan Ukraina.

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

2 hari lalu

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

Kedubes Rusia mengatakan Moskow siap memasok pesawat tempur Sukhoi jika ada minat dari Jakarta.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

Top 3 Dunia dibuka dengan berita dari Spanyol tentang spyware Israel yang memata-matai PM Pedro Sanchez.

Baca Selengkapnya

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

2 hari lalu

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

Kedubes Rusia mengatakan persiapan negaranya sangat kuat untuk melawan Ukraina yang akan mendapat bantuan senilai miliaran dolar dari AS.

Baca Selengkapnya

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

2 hari lalu

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan industri Rusia kini menjadi lebih kuat meski banyak disanksi oleh Barat.

Baca Selengkapnya