Beijing Klarifikasi soal Insiden Balon Mata-mata yang Melayang di Amerika Serikat

Sabtu, 4 Februari 2023 19:00 WIB

Bendera nasional Cina terlihat di Beijing, Cina, 29 April 2020. [REUTERS/Thomas Peter]

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri Cina mengklarifikasi perihal tuduhan balon mata-mata Cina yang melayang di langit Amerika Serikat. Kejadian itu disebut force majeure atau hal yang terjadi karena keadaan mendesak.

Sebelumnya Amerika Serikat mengatakan ada pesawat yang diduga balon mata-mata Cina yang dicurigai melakukan pelanggaran yang cukup jelas terhadap kedaulatan wilayahnya. Kejadian ini membuat Washington menunda kunjungan kerja Menteri Luar Negeri Antony Blinken ke Cina yang diperkirakan akan dimulai pada Jumat, 3 Februari 2023 waktu setempat.

Menanggapi sikap Washington itu, Kementerian Luar Negeri Cina pada Sabtu, 4 Februari 2023, menyebut politikus dan media Amerika Serikat telah mengambil keuntungan dari situasi tersebut untuk mendiskreditkan Beijing.

Advertising
Advertising

"Cina selalu mematuhi hukum internasional dengan ketat, menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua negara," demikian keterangan Kementerian Luar Negeri Cina.

Baca juga: Mudik Imlek di Cina: Xi Jinping Khawatir Covid-19 di Desa, Kasus Kritis Telah Capai Puncak

Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Rabu, 1 Februari 2023, memutuskan untuk tidak menembak jatuh balon saat melayang di atas wilayah Montana. Sebab, menurut pejabat, ada kekhawatiran militer Amerika tentang kemungkinan puing-puing balon itu akan menyebar. Pentagon memperkirakan balon itu dapat melakukan perjalanan di atas wilayah udara Amerika selama beberapa hari lagi.

Rencana kunjungan kerja Blinken telah diatur pada November 2022 oleh Biden dan Presiden China Xi Jinping, yang melihat lawatan itu sebenarnya sebagai kesempatan yang terlambat untuk menstabilkan hubungan yang semakin retak. Kunjungan terakhir menteri luar negeri Amerika Serikat adalah pada 2017.

Kementerian Luar Negeri Cina menyinggung Beijing dan Washington yang belum mengumumkan kunjungan Blinken. Beijing melihat pengumuman lawatan Blinken adalah masalah mereka sendiri dan Cina menghormati itu.

Dalam pernyataan terpisah, Direktur Komisi Pusat Cina untuk urusan Luar Negeri Wang Yi, mengaku telah berbicara dengan Blinken melalui telepon pada Jumat malam, 3 Ferbuari 2023. Keduanya membahas dengan yang tenang dan profesional menangani insiden yang terjadi secara tidak disengaja itu.

Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan Wang memberi tahu Blinken kalau kedua belah pihak perlu berkomunikasi tepat waktu dan menghindari salah faham.

REUTERS

Baca juga: Begini Amerika Serikat Segera Setop Pemberian Persetujuan Ekspor ke Huawei

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

1 jam lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

4 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

5 jam lalu

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

6 jam lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

6 jam lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

9 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

15 jam lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

18 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

20 jam lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

21 jam lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya