Sekutu Putin: Perang Nuklir Terjadi jika Rusia Kalah di Ukraina

Jumat, 20 Januari 2023 07:00 WIB

Presiden Rusia Vladimir Putin bersama Perdana Menteri Dmitry Medvedev, saat menghadiri rapat di Moskow, 15 Januari 2020. Sputnik/Dmitry Astakhov/Pool via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta -Orang dekat Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Medvedev, memperingatkan NATO bahwa kekalahan Moskow di Ukraina dapat memicu perang nuklir di Eropa. Presiden Rusia periode 2008 hingga 2012 itu mewanti-wanti aliansi militer Barat dalam mengambil kebijakan.

Baca juga: Mantan Presiden Rusia Curiga Hubungan Amerika dan Uni Eropa Retak

"Kekalahan kekuatan nuklir dalam perang konvensional dapat memicu perang nuklir. Kekuatan nuklir tidak pernah kalah dalam konflik besar yang menjadi sandaran nasib mereka," kata Medvedev yang sekarang menjabat sebagai wakil ketua dewan keamanan Putin, dalam sebuah posting di aplikasi pesan Telegram, Kamis, 19 Januari 2023.

Para petinggi NATO akan bertemu di Pangkalan Udara Ramstein, Jerman pada Jumat untuk membahas dukungan bagi Ukraina. Barat tengah mempertimbangkan untuk mengirim tank lebih banyak ke Kyiv.

Kremlin dengan cepat mendukung pernyataan Medvedev. Moskow mengatakan bahwa pernyataan tersebut sepenuhnya sesuai dengan prinsip Moskow.

Advertising
Advertising

Doktrin Moskow mengizinkan serangan nuklir setelah “agresi terhadap Federasi Rusia dengan senjata konvensional ketika keberadaan negara terancam”.

Sejak Rusia menginvasi Ukraina hampir setahun yang lalu, Medvedev telah berulang kali mengangkat ancaman kekacauan nuklir dan menggunakan hinaan untuk menggambarkan Barat. Rusia dan Amerika Serikat, sejauh ini merupakan kekuatan nuklir terbesar, memiliki sekitar 90 persen hulu ledak nuklir dunia.

Menurut Federasi Ilmuwan Amerika, Rusia memiliki 5.977 hulu ledak nuklir sementara Amerika Serikat memiliki 5.428, China 350, Prancis 290 dan Inggris 225. Sebagai presiden, Putin adalah pembuat keputusan utama Rusia dalam penggunaan senjata nuklir.

Washington belum merinci apa yang akan dilakukannya jika Putin memerintahkan apa yang akan menjadi penggunaan pertama senjata nuklir dalam perang sejak Amerika Serikat melancarkan serangan bom atom pertama di kota-kota Jepang di Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945.

Sementara NATO memiliki keunggulan militer konvensional atas Rusia, dalam hal senjata nuklir, Rusia memiliki keunggulan nuklir atas aliansi di Eropa.

Invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari telah memicu salah satu konflik paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia II dan konfrontasi terbesar antara Moskow dan Barat sejak Krisis Rudal Kuba 1962.

Putin menyebut "operasi militer khusus" Rusia di Ukraina sebagai pertempuran eksistensial dengan Barat yang agresif dan arogan dan mengatakan bahwa Moskow akan menggunakan semua cara yang tersedia untuk melindungi dirinya sendiri.

Amerika Serikat dan sekutu mengutuk agresi Rusia di Ukraina. Putin telah mengirimkan beberapa sinyal bahwa Moskow tidak akan mundur.

Baca juga: Serbia Minta Rusia Setop Rekrut Warganya untuk Perang Ukraina

AL JAZEERA

Berita terkait

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

6 jam lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

7 jam lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

1 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

1 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

1 hari lalu

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

Pemerintah Rusia menyambut presiden baru Indonesia. Siap lanjutkan kerja sama.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

Top 3 dunia adalah Rusia menawarkan Sukhoi ke RI, AS minta Cina buka pintu untuk pengusahanya hingga persiapan senjata Rusia lawan Ukraina.

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

2 hari lalu

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

Kedubes Rusia mengatakan Moskow siap memasok pesawat tempur Sukhoi jika ada minat dari Jakarta.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

Top 3 Dunia dibuka dengan berita dari Spanyol tentang spyware Israel yang memata-matai PM Pedro Sanchez.

Baca Selengkapnya

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

2 hari lalu

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

Kedubes Rusia mengatakan persiapan negaranya sangat kuat untuk melawan Ukraina yang akan mendapat bantuan senilai miliaran dolar dari AS.

Baca Selengkapnya

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

3 hari lalu

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan industri Rusia kini menjadi lebih kuat meski banyak disanksi oleh Barat.

Baca Selengkapnya