TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Serbia Aleksandar Vucic meminta Rusia menghentikan upayanya merekrut warganya untuk berperang bersama kelompok tentara bayaran yang dikenal sebagai grup Wagner di Ukraina.
Vucic mengkritik situs web dan grup media sosial Rusia karena menerbitkan iklan dalam bahasa Serbia, yang menampilkan Wagner memanggil sukarelawan untuk bergabung dengan barisannya.
"Mengapa Anda, dari Wagner, menelepon siapa pun dari Serbia ketika Anda tahu itu melanggar peraturan kami?" kata Vucic pada Senin malam, 16 Januari 2023, dalam sebuah siaran oleh Happy TV yang berbasis di Beograd.
Relawan Serbia ambil bagian dalam pertempuran bersama pasukan pro-Rusia di Ukraina pada 2014 dan 2015. Pengamat, seperti dikutip Reuters, menyebut, tidak ada yang tahu pasti jumlah persisnya pada satu waktu, tetapi lusinan orang Serbia telah mendaftar untuk bertempur di Ukraina sejak 2014.
Legislatif Serbia melarang partisipasi warganya dalam konflik di luar negeri dan beberapa orang telah dihukum karena melakukannya.
Vucic membantah tuduhan bahwa kelompok Wagner, yang dipimpin oleh Evgeny Prigozhin, hadir di Serbia di mana organisasi pro-Kremlin dan ultranasionalis mendukung invasi ke Ukraina. Prigozhin adalah sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin.
Pada Selasa, 17 Januari 2023, kantor berita RIA Rusia menayangkan rekaman TV dari dua pria bertopeng yang mengidentifikasi mereka sebagai sukarelawan Serbia di kursus pelatihan senjata di wilayah Zaporizhzhia. Daerah di Ukraina itu dikuasai Rusia.
Serbia adalah negara kandidat untuk bergabung dengan Uni Eropa, mitra dagang dan investor utamanya. Akan tetapi, Beograd juga mempertahankan kerja sama perdagangan dan militer dengan Rusia, sekutu tradisional Slavia dan Kristen Ortodoks.
Menteri Pertahanan Serbia Milos Vucevic juga memperingatkan warga Serbia agar tidak bergabung dengan Rusia dalam perang melawan Ukraina.
"Ini akan menghasilkan konsekuensi hukum setelah mereka dapat dimintai pertanggungjawaban di hadapan badan-badan negara," kata Vucevic kepada Radio Free Europe.
Meski berulang kali mengutuk invasi Rusia terhadap Ukraina di PBB dan beberapa forum internasional lainnya, Beograd juga menolak menjatuhkan sanksi terhadap Moskow. Serbia sepenuhnya bergantung pada impor gas dari Rusia dan pengecer minyak NIS dimiliki oleh Gazprom Rusia.
Baca juga: Tentara Bayaran Wagner Kabur ke Norwegia, Tak Tahan Lihat Penyiksaan Tahanan Rusia
REUTERS