Serbia Minta Rusia Setop Rekrut Warganya untuk Perang Ukraina

Kamis, 19 Januari 2023 08:00 WIB

Presiden Serbia Aleksandar Vucic berbicara pada konferensi pers selama pertemuan trilateral di Ohrid, Makedonia Utara 10 November 2019. [REUTERS / Ognen Teofilovski]

TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Serbia Aleksandar Vucic meminta Rusia menghentikan upayanya merekrut warganya untuk berperang bersama kelompok tentara bayaran yang dikenal sebagai grup Wagner di Ukraina.

Vucic mengkritik situs web dan grup media sosial Rusia karena menerbitkan iklan dalam bahasa Serbia, yang menampilkan Wagner memanggil sukarelawan untuk bergabung dengan barisannya.

"Mengapa Anda, dari Wagner, menelepon siapa pun dari Serbia ketika Anda tahu itu melanggar peraturan kami?" kata Vucic pada Senin malam, 16 Januari 2023, dalam sebuah siaran oleh Happy TV yang berbasis di Beograd.

Relawan Serbia ambil bagian dalam pertempuran bersama pasukan pro-Rusia di Ukraina pada 2014 dan 2015. Pengamat, seperti dikutip Reuters, menyebut, tidak ada yang tahu pasti jumlah persisnya pada satu waktu, tetapi lusinan orang Serbia telah mendaftar untuk bertempur di Ukraina sejak 2014.

Legislatif Serbia melarang partisipasi warganya dalam konflik di luar negeri dan beberapa orang telah dihukum karena melakukannya.

Advertising
Advertising

Vucic membantah tuduhan bahwa kelompok Wagner, yang dipimpin oleh Evgeny Prigozhin, hadir di Serbia di mana organisasi pro-Kremlin dan ultranasionalis mendukung invasi ke Ukraina. Prigozhin adalah sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin.

Pada Selasa, 17 Januari 2023, kantor berita RIA Rusia menayangkan rekaman TV dari dua pria bertopeng yang mengidentifikasi mereka sebagai sukarelawan Serbia di kursus pelatihan senjata di wilayah Zaporizhzhia. Daerah di Ukraina itu dikuasai Rusia.

Serbia adalah negara kandidat untuk bergabung dengan Uni Eropa, mitra dagang dan investor utamanya. Akan tetapi, Beograd juga mempertahankan kerja sama perdagangan dan militer dengan Rusia, sekutu tradisional Slavia dan Kristen Ortodoks.

Menteri Pertahanan Serbia Milos Vucevic juga memperingatkan warga Serbia agar tidak bergabung dengan Rusia dalam perang melawan Ukraina.

"Ini akan menghasilkan konsekuensi hukum setelah mereka dapat dimintai pertanggungjawaban di hadapan badan-badan negara," kata Vucevic kepada Radio Free Europe.

Meski berulang kali mengutuk invasi Rusia terhadap Ukraina di PBB dan beberapa forum internasional lainnya, Beograd juga menolak menjatuhkan sanksi terhadap Moskow. Serbia sepenuhnya bergantung pada impor gas dari Rusia dan pengecer minyak NIS dimiliki oleh Gazprom Rusia.

Baca juga: Tentara Bayaran Wagner Kabur ke Norwegia, Tak Tahan Lihat Penyiksaan Tahanan Rusia

REUTERS

Berita terkait

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

10 jam lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

10 jam lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

11 jam lalu

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

Florian Philippot Ketua Partai Patriot dari Prancis menyebut sebagian besar bantuan dari negara - negara Barat digelapkan oleh pejabat-pejabat Ukraina

Baca Selengkapnya

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

15 jam lalu

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

Kementerian Pertahanan Spanyol tidak mengungkap berapa banyak rudal patriot untuk Ukraina. Hanya menyebut rudal tiba beberapa hari ke depan.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

1 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

1 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

2 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

2 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

2 hari lalu

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

Pemerintah Rusia menyambut presiden baru Indonesia. Siap lanjutkan kerja sama.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

Top 3 dunia adalah Rusia menawarkan Sukhoi ke RI, AS minta Cina buka pintu untuk pengusahanya hingga persiapan senjata Rusia lawan Ukraina.

Baca Selengkapnya