NATO Tolak Permintaan Serbia untuk Kerahkan Pasukan di Kosovo

Reporter

Tempo.co

Senin, 9 Januari 2023 12:12 WIB

Orang-orang memprotes keputusan warga Serbia setempat untuk meninggalkan institusi Kosovo, di Mitrovica Utara, Kosovo, 6 November 2022. REUTERS/Ognen Teofilovski

TEMPO.CO, Jakarta - Misi NATO di Kosovo telah menolak permintaan pemerintah Serbia untuk mengirim hingga 1.000 personel polisi dan tentara Serbia ke Kosovo, menyusul serentetan bentrokan antara otoritas Serbia dan Kosovo.

Baca juga: Serbia Meminta Izin NATO untuk Mengirim Pasukan ke Kosovo Utara

“Mereka [KFOR, misi NATO di Kosovo] mengatakan bahwa tidak perlu mengembalikan tentara Serbia ke Kosovo, mengutip resolusi PBB yang menyetujui mandat mereka di Kosovo,” kata Presiden Serbia Aleksandar Vucic dalam sebuah wawancara dengan saluran televisi Serbia, TV Pink pada Ahad.

Bekas provinsi Kosovo di Serbia mendeklarasikan kemerdekaan pada 2008 setelah perang 1998-1999 di mana NATO membom Republik Federal Yugoslavia, yang terdiri atas Serbia dan Montenegro, untuk melindungi Kosovo yang mayoritas penduduknya Albania.

Bulan lalu, untuk pertama kalinya sejak akhir perang, Serbia meminta untuk mengerahkan pasukan di Kosovo. Ini menyusul serentetan bentrokan antara otoritas Kosovo dan etnis Serbia di utara Kosovo, di mana mereka merupakan mayoritas.

Advertising
Advertising

Sebuah resolusi Dewan Keamanan PBB menyatakan bahwa Serbia dapat diizinkan, jika disetujui oleh KFOR, untuk menempatkan personelnya di perlintasan perbatasan, situs keagamaan Kristen Ortodoks, dan area dengan mayoritas Serbia.

Vucic mengkritik KFOR karena memberi tahu Serbia tentang keputusannya pada malam Natal Kristen Ortodoks. Ini setelah polisi Kosovo menangkap seorang tentara yang sedang tidak bertugas yang diduga menembak dan melukai dua pemuda Serbia di dekat Kota Shterpce.

Polisi mengatakan kedua korban, 11 tahun dan 21 tahun, dibawa ke rumah sakit dan luka mereka tidak mengancam jiwa. Media Serbia melaporkan bahwa pemuda lain diduga diserang dan dipukuli oleh sekelompok orang Albania pada Sabtu pagi saat dia kembali dari gereja.

Pejabat Serbia menyebut insiden itu sebagai "aksi teroris", dengan mengatakan bahwa mereka menunjukkan bahwa orang Serbia tidak diinginkan di Kosovo dan mengumumkan protes di Shterpce pada Ahad.

“Barat tidak khawatir tentang melukai anak laki-laki Serbia”, keluh Vucic di televisi Pink. “Saya tidak mengharapkan jawaban yang berbeda dari KFOR.”

Organisasi internasional mengutuk serangan tersebut, yang diperkirakan akan memperdalam ketidakpercayaan antara mayoritas etnis Albania dan sekitar 100.000 etnis Serbia yang tinggal di Kosovo.

Setengah dari etnis Serbia tinggal di utara dan sebagian besar menolak untuk mengakui kemerdekaan Kosovo. Sebagian besar lainnya, di bagian lain negara termasuk Shterpce, mengakui pemerintah Pristina dan berpartisipasi dalam kehidupan politik.

Konflik di Kosovo meletus ketika separatis etnik Albania melancarkan pemberontakan melawan pemerintahan Serbia. Beograd menanggapinya dengan penumpasan brutal yang mendorong intervensi NATO. Sekitar 13.000 orang tewas dalam konflik tersebut, kebanyakan etnis Albania.

Serbia bersikeras bahwa ratusan pasukan keamanannya memiliki hak untuk ditempatkan kembali di bawah resolusi PBB setelah perang. Beograd menegaskan bahwa kembalinya pasukannya ke Kosovo akan membantu menurunkan ketegangan, sebuah klaim yang ditolak keras oleh pejabat Kosovo dan Barat.

Vucic mengatakan tanggapan KFOR terhadap permintaan Serbia diharapkan karena dukungan Barat untuk kemerdekaan Kosovo. Serbia mengandalkan Rusia dan China dalam upayanya untuk mempertahankan klaimnya atas bekas provinsinya yang oleh banyak orang Serbia dianggap sebagai jantung negara.

Baik Serbia dan Kosovo telah diberitahu bahwa mereka harus menormalkan hubungan jika mereka ingin maju menuju keanggotaan UE. Delegasi senior AS akan mengunjungi kawasan itu minggu depan untuk membantu memajukan pembicaraan yang dimediasi Uni Eropa yang menemui jalan buntu.

Baca juga: Etnis Serbia di Kosovo Tembaki Polisi, Beograd Usul Kirim Pasukan

AL JAZEERA

Berita terkait

Xi Jinping Kunjungan Kerja ke Serbia

16 jam lalu

Xi Jinping Kunjungan Kerja ke Serbia

Xi jinping kunjungan kerja ke Serbia untuk memperingati 25 tahun pengeboman oleh NATO pada kantor kedutaan besar Cina di Serbia

Baca Selengkapnya

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

9 hari lalu

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menjanjikan aliran senjata dan amunisi yang meningkat kepada Ukraina.

Baca Selengkapnya

Menhan Rusia Menuduh NATO Kerahkan 33 Ribu Prajurit Dekat Perbatasan

15 hari lalu

Menhan Rusia Menuduh NATO Kerahkan 33 Ribu Prajurit Dekat Perbatasan

Menhan Rusia, Sergei Shoigu, mengatakan NATO telah mengerahkan sekitar 300 tank dan lebih dari 800 jenis kendaraan lapis baja dekat perbatasan Rusia.

Baca Selengkapnya

Menhan Israel: Penarikan Pasukan dari Khan Younis untuk Persiapan Serangan Rafah

30 hari lalu

Menhan Israel: Penarikan Pasukan dari Khan Younis untuk Persiapan Serangan Rafah

Menhan Israel Yoav Gallant mengatakan bahwa penarikan pasukan dari Khan Younis adalah bagian dari persiapan melancarkan serangan ke Rafah

Baca Selengkapnya

Israel Tarik Pasukan dari Gaza Selatan, Ditekan Amerika Serikat?

30 hari lalu

Israel Tarik Pasukan dari Gaza Selatan, Ditekan Amerika Serikat?

Laporan ini muncul ketika Israel dan Hamas mengirim tim ke Mesir untuk melakukan pembicaraan baru mengenai potensi gencatan senjata

Baca Selengkapnya

Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

33 hari lalu

Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

Menlu Jerman Annalena Baerbock disebut mendesak NATO untuk memblokir rancangan resolusi PBB yang menyerukan penghentian ekspor senjata ke Israel.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

34 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Para Menteri NATO Pertimbangkan Dana Militer 100M Euro untuk Ukraina

35 hari lalu

Para Menteri NATO Pertimbangkan Dana Militer 100M Euro untuk Ukraina

Dana ini akan memberikan NATO sebuah peran yang lebih langsung dalam membantu Ukraina dalam melawan invasi Rusia.

Baca Selengkapnya

Hamas Curiga Otoritas Palestina Bawa Penyusup Masuk Gaza

37 hari lalu

Hamas Curiga Otoritas Palestina Bawa Penyusup Masuk Gaza

Hamas curiga Otoritas Palestina memasukkan pasukan keamanan ke Gaza dengan berpura-pura mengawal truk bantuan.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Pasukan Arab di Tepi Barat hingga Israel Disebut Langgar Hukum Internasional

38 hari lalu

Top 3 Dunia: Pasukan Arab di Tepi Barat hingga Israel Disebut Langgar Hukum Internasional

Berita Top 3 Dunia pada Ahad 31 Maret 2024 masih seputar agresi Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya