Diprotes China, AS Sebut Tes Corona Turis Beijing Berdasarkan Sains

Reporter

Tempo.co

Rabu, 4 Januari 2023 15:50 WIB

Orang-orang membeli jajanan pinggir jalan di distrik perbelanjaan saat China kembali bekerja meskipun wabah pandemi Covid terus berlanjut di Beijing, China, 3 Januari 2023. REUTERS/Thomas Peter

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat mengatakan bahwa persyaratan tes COVID-19 untuk pelancong dari China didasarkan pada sains. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan tes Corona dilakukan karena kurangnya transparansi Beijing pada kasus Covid-19 China yang melonjak.

Baca: Positif Covid-19, Warga China Kabur dari Bandara Korea Selatan

China pada Selasa mengecam tindakan yang diambil oleh sejumlah negara terhadap turis dari negaranya. Tes Corona yang merupakan syarat masuk ke sejumlah negara dinilai sebagai tindakan yang tidak dapat diterima. Dua hari sebelum turis berumur di atas dua tahun tiba di AS, mereka diwajibkan menunjukkan tes COVID-19 negatif.

"Ini adalah pendekatan yang semata-mata dan secara eksklusif didasarkan pada sains," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price kepada wartawan, ketika ditanya tentang China pada Selasa, 3 Januari 2023.

Langkah-langkah tersebut menurut Ned Price berdasarkan masalah kesehatan masyarakat yang mendasari. "Karena lonjakan kasus COVID-19 di China dan kurangnya data urutan genom virus serta epidemiologis yang memadai dan transparan yang dilaporkan dari China," kata Ned Price, yang mengacu pada China.

Price menegaskan kembali bahwa Amerika Serikat siap berbagi vaksin COVID-19 dengan China. Sementara itu China telah gencar mempromosikan vaksinnya sendiri di luar negeri yang menurut pakar kesehatan internasional kurang efektif.

Advertising
Advertising

China telah mengalami lonjakan jumlah penyakit COVID-19 sejak mengakhiri kebijakan nol Covid secara tiba-tiba pada Desember lalu. Pembatasan dilonggarkan menyusul protes publik yang jarang terjadi atas penguncian yang meluas.

Kementerian Luar Negeri Cina telah bereaksi keras atas pembatasan yang diberlakukan beberapa negara terhadap turisnya. Beijing menyebut pembatasan itu tidak memiliki dasar ilmiah dan tidak masuk akal.

Beijing menegaskan tidak akan tinggal diam menyusul ketatnya kebijakan yang diberlakukan sejumlah negara dalam merespon melonjaknya infeksi Covid-19 di Cina. "Kami dengan tegas menentang praktik semacam itu dan akan mengambil tindakan yang sesuai," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning saat pengarahan media rutin pada Selasa, 3 Januari 2023.

Selain Amerika Serikat, Prancis, Australia, India, dan lainnya akan mewajibkan tes Covid-19 pada pelancong yang terbang dari China. Sementara Belgia mengatakan akan menguji air limbah dari pesawat dari China untuk mendeteksi varian Covid baru.

Simak: Presiden Filipina Kunjungi China, Nelayan Berharap Dampak Positif di Laut Cina Selatan

CHANNEL NEWS ASIA | REUTERS

Berita terkait

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

9 jam lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

12 jam lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

15 jam lalu

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

Amerika Serikat mulai mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui dermaga terapung buatannya di lepas pantai Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

1 hari lalu

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

Rancangan undang-undang penerbangan yang ditanda-tangani Joe Biden diharapkan bisa meningkatkan kualitas di sejumlah sektor.

Baca Selengkapnya

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

1 hari lalu

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

26 perusahaan kapas asal Cina tak bisa melakukam impor ke Amerika Serikat karena diduga melakukan kerja paksa ke minoritas warga Uighur.

Baca Selengkapnya

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

1 hari lalu

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

PBB menyebut dermaga terapung yang baru saja selesai dibangun di Gaza untuk pengiriman bantuan dinilai kurang layak dibandingkan jalur darat

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

1 hari lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

2 hari lalu

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

Putin dan Xi Jinping sepakat memperdalam kemitraan strategis mereka sekaligus mengecam Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

2 hari lalu

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

Seorang anggota Kongres AS mendorong resolusi yang mengakui peristiwa Nakba dan hak pengungsi Palestina.

Baca Selengkapnya

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

2 hari lalu

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

Gedung putih mengatakan pemerintah AS berupaya mengevakuasi sekelompok dokter AS yang terjebak di Gaza setelah Israel menutup perbatasan Rafah

Baca Selengkapnya