Belanda Perpanjang Moratorium Deportasi Warga Rusia yang Hindari Wajib Militer

Reporter

Tempo.co

Jumat, 30 Desember 2022 15:30 WIB

Siswa wajib militer yang kembali dari unit militer Rusia setelah mereka didemobilisasi, memegang sertifikat prestasi usai upacara pengakuan saat konflik Rusia-Ukraina di wilayah Donetsk, yang dikuasai Rusia, 28 November 2022. REUTERS/Alexander Ermochenko

TEMPO.CO, Jakarta - Belanda memperpanjang moratorium deportasi bagi warga negara Rusia yang melarikan diri ke Belanda untuk menghindari konspirasi militer. Perpanjangan ditambahkan selama enam bulan ke depan.

Mereka yang lolos dari gerakan mobilisasi partial baru – baru ini tidak bisa mendapatkan status dilindungi sehingga harus dideportasi.

Siswa wajib militer yang kembali dari unit militer Rusia setelah mereka didemobilisasi,melakukan upacara pengakuan saat konflik Rusia-Ukraina di wilayah Donetsk, yang dikuasai Rusia, 28 November 2022. REUTERS/Alexander Ermochenko

Advertising
Advertising

Netherlands Immigration and Naturalization Service (IND) pada Rabu, 28 Desember 2022 mengatakan keputusan untuk para pemohon suaka yang diajukan laki-laki asal Rusia (agar mereka terhindar dari wajib militer), ditunda selama enam bulan ke depan.

Moratorium ini awalnya diperkenalkan pada 29 Juni 2022 menyusul kurangnya informasi, ambiguitas dan informasi yang kurang bisa dipercaya tentang wajib militer bagi laki-laki Rusia buntut dari konflik di Ukraina. Informasi awal yang tersebar laki-laki Rusia wajib mengikuti wajib militer, namun isu ini segera diluruskan oleh otoritas Rusia yang menyebut hanya militer profesional yang dikerahkan (ke medan tempur).

Baca juga: Turun Dua Ribu, Harga Emas Antam Hari Ini Rp 1 Juta Per Gram

Akan tetapi moratorium Belanda tersebut tidak berlalu bagi tentara Rusia yang membelot selama konflik dan mereka yang kabur dari Rusia dalam mobilisasi partial (perekrutan untuk jadi tentara) yang diluncurkan oleh Moskow pada September 2022 lalu.

“Keputusan ini diambil sejak Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan kalau mobilisasi sudah rampung dan memerintahkan unit-unit militernya menghentikan sementara mobilisasi per 31 Oktober 2022. Informasi yang ada mengenai situasi ini membuat IND memutuskan melindungi kelompok sasaran ini,” demikian keterangan IND.

Langkah ini telah dikritik oleh kelomopok-kelompok HAM, di antaranya Martijn van der Linden, Kepala Council for Refugees Netherlands, yang menyebut alasan orang melarikan diri dari Rusia tidak jelas dan alasannya pun berbeda-beda sehingga harus diperlakukan secara berbeda pula. "Kita tidak sedang berbicara mengenai sebuah kelompok besar yang membutuhkan solusi cepat,” kata Linden.

Sumber : RT.com

Moskow: Dukungan AS Kepada Ukraina untuk Melemahkan Rusia

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional alias ISS

2 jam lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional alias ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

15 jam lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

16 jam lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

Dua Produser Program Televisi Korea Selatan yang Dibintangi Hyoyeon SNSD dan Dita Karang Dideportasi Imigrasi Bali

19 jam lalu

Dua Produser Program Televisi Korea Selatan yang Dibintangi Hyoyeon SNSD dan Dita Karang Dideportasi Imigrasi Bali

Setelah diperiksa Imigrasi, 15 kru dan artis Korea Selatan, termasuk Hyoyeon SNSD dan Dita Karang sudah kembali ke Korsel pada Jumat lalu.

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

20 jam lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

1 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

2 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

2 hari lalu

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

Pemerintah Rusia menyambut presiden baru Indonesia. Siap lanjutkan kerja sama.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

3 hari lalu

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

Top 3 dunia adalah Rusia menawarkan Sukhoi ke RI, AS minta Cina buka pintu untuk pengusahanya hingga persiapan senjata Rusia lawan Ukraina.

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

4 hari lalu

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

Kedubes Rusia mengatakan Moskow siap memasok pesawat tempur Sukhoi jika ada minat dari Jakarta.

Baca Selengkapnya