8 Fakta Tsunami Kasus Covid-19 di China
Reporter
Hendrik Khoirul Muhid
Editor
Dwi Arjanto
Kamis, 29 Desember 2022 20:41 WIB
TEMPO.CO, Beijing -Setelah sempat disebut mengalami penurunan, kasus Covid-19 secara nasional di China kembali melonjak mulai November 2022. Jumlahnya mencapai 28.127 kasus perhari atau hampir mendekati puncak kasus pada April 2022. Dari jumlah tersebut, separuhnya merupakan kasus di Guangzhou dan Chongqing.
Sejumlah Fakta Tsunami Covid-19 di China
1. Penyebab lonjakan kasus virus Corona di China
Melonjaknya kasus Covid-19 di China diduga karena pencabutan kebijakan ultra-ketat di negara itu. Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan (IHME) yang berbasis di AS memperkirakan angka kematian Covid-19 di Cina tahun depan bisa menembus 1 juta orang. Bahkan, andai kebijakan itu dicabut lebih awal, misalnya pada 3 Januari 2022, 250 ribu orang di Cina akan meninggal.
2. WHO: Lonjakan kasus di China terjadi sebelum pelonggaran aturan
Direktur bidang Kedaruratan WHO Mike Ryan melihat ledakan kasus Covid-19 di Cina terjadi sebelum Pemerintah memutuskan melonggarkan aturan Covid-19. Dengan kata lain, menurut WHO, penyebab lonjakan bukan karena pelonggaran aturan. Tetapi terjadi karena pengendalian virus di negara itu tidak menghentikan sebaran.
Baca : Australia Tak Wajibkan Turis Asal China Tes Covid-19
“Virus ini menyebar dengan cepat karena saya yakin pengendalian Covid-19 ini tidak menghentikan penyakit itu (Covid-19),” kata Ryan.
3. Rumah duka disebut kewalahan mengatasi lonjakan permintaan pemakaman
Rumah duka di seluruh ibu kota Cina, Beijing, kewalahan mengatasi lonjakan permintaan pemakaman dan kremasi. Belum jelas apakah disebabkan oleh meningkatnya jumlah kematian gara-gara Covid-19, tapi lonjakan permintaan itu terjadi di tengah melonjaknya kasus Corona.
Di Pusat krematorium terbesar di Beijing, Babaoshan, pada Minggu, 18 Desember 2022, terlihat ada sejumlah mobil jenazah terparkir di sana. Area parkir untuk kendaraan pribadi pun tampak penuh. Babaoshan adalah tempat kremasi yang paling terkenal di Cina yang menangani jenazah para pejabat tinggi Cina.
“Sekarang ini sulit untuk memesan mobil jenazah sehingga banyak sanak-saudara yang menggunakan kendaraan sendiri untuk mengantarkan jenazah keluarga mereka,” kata seorang pegawai di Babaoshan, yang tak mau dipublikasi identitasnya.
Jalanan kota-kota besar melompong...
<!--more-->
4. Jalanan kota-kota besar lengang, balik jadi kota hantu
Sejumlah jalan di kota-kota besar di Cina pada Minggu, 18 Desember 2022, tampak sepi. Banyak warga memilih untuk di rumah. Langkah ini diambil demi melindungi diri dari gelombang inveksi virus corona. Jumlah kasus positif Covid-19 mengalami kenaikan di wilayah-wilayah urban mulai dari utara sampai selatan Cina.
Kepala Epidemologis Cina Wu Zunyou mengatakan saat ini negaranya ada di urutan pertama dari gelombang ketiga Covid-19 pada musim dingin ini. Jumlah kasus Covid-19 diprediksi akan mengalami lonjakan lagi menyusul tradisi pulang kampung dalam perayaan Imlek yang akan jatuh bulan depan.
5. Amerika Serikat siap bantu China
Amerika Serikat (AS) menyatakan siap membantu Cina mengatasi gelombang infeksi virus Corona yang kian meningkat. Kenaikan kasus Covid-19 di Cina berpotensi meningkatkan jumlah varian di seluruh dunia. Setiap kali virus menyebar atau berpindah, ada kemungkinan varian baru berkembang.
“Kami ingin melihat Cina mengendalikan wabah ini,” kata Menteri Luar Negeri Antony Blinken, Kamis, 22 Desember 2022 di Departemen Luar Negeri AS.
6. Pakar kesehatan khawatir data yang disajikan pemerintah tak sesuai kenyataan
Pakar kesehatan dan penduduk khawatir bahwa statistik Cina tidak mencerminkan jumlah kematian yang sebenarnya. Mereka juga mencurigai sistem kesehatan negara yang rapuh sedang kewalahan. Banyak pihak menilai angka yang muncul ke publik tidak menunjukkan kematian baru akibat Covid-19 yang dilaporkan selama enam hari hingga Ahad pekan ini.
7. Data penularan Covid-19 di China tersebar
Jumlah kasus Corona di China diprediksi melambung tinggi. Seorang pejabat kesehatan China membocorkan bahwa diperkirakan hampir 250 juta warga di China mungkin telah tertular Covid-19 dalam 20 hari pertama Desember. Jika benar, perkiraan tersebut akan mencakup sekitar 18 persen dari 1,4 miliar penduduk negara itu dan mewakili wabah Covid-19 terbesar hingga saat ini secara global.
8. Kasus kematian meningkat dalam seminggu ini
Pada Selasa, 27 Desember 2022, China melaporkan ada tiga kematian akibat virus Corona. Jumlah itu naik dibanding Senin, 26 Desember 2022 yang tercatat ada satu pasien meninggal. Angka kematian akibat Covid-19 di Cina masih inkonsisten.
Staf rumah sakit besar di kota barat daya Chengdu mengatakan mereka sangat sibuk merawat pasien-pasien Covid-19. Lonjakan pasien belum pernah terjadi sejak aturan Covid-19 di longgarkan pada 7 Desember 2022.
“Saya sudah bekerja sebagai perawat selama 30 tahun dan ini adalah momen paling sibuk yang pernah saya alami,” kata seorang sopir ambulans dari luar rumah sakit, soal kegawatan kasus Covid-19 di China saat ini. Dia tidak mau dipublikasi identitasnya.
HENDRIK KHOIRUL MUHID
Baca juga : Meski Tsunami Covid-19, Pelancong Asal China Bebas Masuk Filipina