Korea Selatan Punya Strategi Baru di Indo-Pasifik, Dorong Tiga Visi

Reporter

Tempo.co

Jumat, 23 Desember 2022 16:52 WIB

Presiden Jokowi dan Presiden Korea Selatan Yoo Suk-yeol dan para pebisnis Korea bertemu di sela-sela acara B20 untuk menyepakati 10 nota kesepahaman antara kedua negara. (Dokumentasi Biro Pers Sekretariat Presiden RI)

TEMPO.CO, Jakarta - Korea Selatan telah mengumumkan strategi baru mereka di Kawasan Indo-Pasifik. Hal ini diumumkan langsung oleh Presiden Yoon Suk Yeol dalam KTT Korea Selatan-ASEAN di Kamboja, bulan lalu.

Diplomat dari Kedutaan Korea Selatan di Jakarta Choi Shin-hye menjelaskan ada tiga visi yang terkandung dari strategi baru ini, yaitu kebebasan, perdamaian, dan kemakmuran.

Choi menjelaskan negaranya bakal berusaha mempromosikan nilai-nilai inti termasuk kebebasan, demokrasi, supremasi hukum, dan hak asasi manusia di Indo-Pasifik. Ia mengklaim negaranya menentang penggunaan kekuatan sepihak untuk mengubah status quo.

Korea berkomitmen untuk mempromosikan tatanan regional yang harmonis yang menghormati kepentingan bersama sambil mencari tujuan bersama,” katanya dalam workshop Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea Batch 2 yang digelar oleh Foreign Policy Community Indonesia (FPCI) dan Korea Foundation di Jakarta, 5 Desember 2022.

Dalam visi perdamaian, kata Choi, Korea Selatan akan berperan aktif mencegah perselisihan dan konflik bersenjata serta mendorong penyelesaian damai lewat dialog. Hal ini, kata Choi, merujuk pula pada konflik antara negaranya dan Korea Utara dan ancaman terorisme.

Advertising
Advertising

Baca juga: 50 Tahun Korea Selatan-Indonesia: Solusi Sikapi Konflik AS-Cina di Indo-Pasifik

Korea akan bekerja dengan negara-negara sekutu dan mitra kami saat kami tanpa henti mengejar Semenanjung Korea yang damai dan makmur. Melalui Audacious Initiative , kami akan bekerja sama dengan komunitas internasional untuk mencapai denuklirisasi Korea Utara sepenuhnya,” tuturnya.

Sementara di visi kemakmuran, Korea Selatan mengatakan akan meningkatkan ketahanan rantai pasokan, memperluas jaringan untuk keamanan ekonomi, dan mendorong ekosistem ekonomi dan teknologi yang kooperatif dan inklusif.

Persiapkan Sejumlah Kemitraan Strategis

Choi menjelaskan Korea Selatan akan mempromosikan sejumlah kemitraan strategis yang disesuaikan dengan masing-masing sub-wilayah, yaitu Pasifik Utara, Asia Tenggara dan ASEAN, Asia Selatan, Oceania, Samudera Hindia Afrika, dan Eropa.

Di Pasifik Utara, Korea Selatan ingin memperkuat aliansinya dengan Amerika Serikat menjadi Aliansi Strategis Komprehensif Global. Sementara di ASEAN, Korea ingin memperkuat kerja sama di bidang politik, keamanan, ekonomi, sosial, dan budaya.

Adapun di Asia Selatan, Korea Selatan akan meningkatkan kemitraan strategis dengan India dan memperluas kerja sama yang substansial dengan mitra regional lainnya.

Korea Selatan, kata Choi, juga akan meningkatkan kerja sama dengan Australia dan Selandia Baru. Korea berkomitmen untuk meningkatkan keterlibatan kami dengan Kepulauan Pasifik; kami adalah pendukung kuat Strategi 2050 untuk Benua Pasifik Biru,” tuturnya.

Choi mengklaim negaranya ke depan akan lebih berusaha berkontribusi pada pembangunan di pesisir Afrika di Samudera Hindia dengan memperkuat kerja sama keamanan maritim.

Sedangkan bagi negara-negara di Eropa, Korea Selatan akan berbagi visi untuk meningkatkan kerja sama dan solidaritas dengan negara-negara Indo-Pasifik.

Tantangan yang Menghadang

Diplomat Indonesia di Kedutaan Besar RI di Seoul, Riza H. Wardhana, menilai ada beberapa tantangan yang dihadapi tidak hanya oleh Korea dan juga Indonesia di Kawasan Indo-Pasifik.

Meningkatnya persaingan dua negara adidaya, AS dan Cina, di Kawasan Indo-Pasifik akan mempengaruhi negara-negara di sana dalam membuat kebijakan mereka.

“Jadi ini cukup sulit juga menurut saya. Korea harus bisa ber-manuver dan juga harus seimbang kebijakan mengenai keduanya karena AS dan Cina sama-sama mitra penting untuk Korea,” katanya.

Selain itu, kata Riza, konflik di Semenanjung Korea juga berpengaruh bagi Indonesia karena banyak rakyatnya yang tinggal di sana. “Dan untuk Korea sendiri ini adalah sesuatu yang selalu menjadi tantangan utama dan ancaman terutama dalam masalah keamanan,” ucap dia.

Baca juga: Krisis Indo-Pasifik, Korsel dan Indonesia Bisa Pelopori Kerja Sama Negara Menengah

Berita terkait

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

1 jam lalu

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

Menikmati kuliner hotpot dan bbq dari Sichuan, Cina

Baca Selengkapnya

Hentikan Sementara Pengiriman Senjata, Amerika Serikat Ingin Peringatkan Israel

7 jam lalu

Hentikan Sementara Pengiriman Senjata, Amerika Serikat Ingin Peringatkan Israel

Sumber mengatakan langkah penghentian sementara senjata ke Israel adalah untuk memperingatkan Tel Aviv jangan menyerang Rafah

Baca Selengkapnya

AS Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel, Khawatir Serangan ke Rafah

8 jam lalu

AS Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel, Khawatir Serangan ke Rafah

Amerika Serikat menghentikan pengiriman senjata yaitu 3.500 bom ke Israel pekan lalu, khawatir digunakan di Rafah.

Baca Selengkapnya

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

9 jam lalu

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

Beijing menyerukan kepada Israel untuk mendengarkan seruan besar masyarakat internasional, dengan berhenti menyerang Rafah

Baca Selengkapnya

Cina Perpanjang Kebijakan Bebas Visa ke 12 Negara Usai Xi Jinping Lawatan ke Prancis

10 jam lalu

Cina Perpanjang Kebijakan Bebas Visa ke 12 Negara Usai Xi Jinping Lawatan ke Prancis

Cina memperpanjang kebijakan bebas visa untuk 12 negara di Eropa dan Asia setelah kunjungan kerja Presiden Xi Jinping ke Prancis

Baca Selengkapnya

Belanja dan Taksi, Dua Hal yang Paling Banyak Dikeluhkan Wisatawan di Korea

10 jam lalu

Belanja dan Taksi, Dua Hal yang Paling Banyak Dikeluhkan Wisatawan di Korea

Korea Selatan menerima total 808 pengaduan resmi dari wisatawan internasional pada tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Sebut Israel akan Kembali Buka Penyeberangan Kerem Shalom dan Rafah

13 jam lalu

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Sebut Israel akan Kembali Buka Penyeberangan Kerem Shalom dan Rafah

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat meyakinkan Israel akan kembali membuka penyeberangan Kerem Shalom dan Rafah.

Baca Selengkapnya

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

15 jam lalu

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

Layanan kepada pelanggan di restoran dipandang sebagai bagian dari makanan yang telah dibayar, jadi tak mengharapkan tip.

Baca Selengkapnya

10 Orang Terkaya di Korea Selatan versi Forbes Mei 2024

18 jam lalu

10 Orang Terkaya di Korea Selatan versi Forbes Mei 2024

Berikut ini deretan orang terkaya di Korea Selatan versi Forbes. Petinggi Samsung termasuk ke dalam daftar. Berikut ini daftar lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

19 jam lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya